- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, kanan, saat menemui Perdana Menteri Ukraina, Arseniy Yatsenyuk di Gedung Putih (Getty Images)
(Business Lounge – World Today) – Dari dunia politik, dikabarkan bahwa Amerika Serikat (AS) meluncurkan upaya terakhir untuk menghindari adanya kemungkinan krisis diplomatik dengan Moskow menjelang referendum Crimea.
Para pejabat tinggi pemerintahan Amerika Serikat kini tengah meningkatkan tekanan atas Moskow. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengatakan bahwa Rusia pada akhirnya dapat menguasai Crimea dan mulai berfokus menyiapkan langkah yang akan diambil Moskow untuk memperlambat proses penguasaan.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry berencana melakukan kunjungan diplomatik ke London untuk menemui menteri luar negeri Rusia dua hari sebelum referendum berlangsung.
Menurut John Kerry, jika Rusia salah mengambil keputusan, dan pihak Barat memutuskan untuk menjatuhkan sanksi, situasi akan “cepat memburuk” dan “menyebar ke segala arah.”
Kanselir Jerman Angela Merkel, yang menjadi juru bicara Eropa atas pendudukan Crimea, dan tim memutuskan bahwa peluang menarik intervensi Moskow atas kawasan tersebut telah lewat, demikian keterangan para pejabat dan analis.
Presiden Barack Obama menemui pemimpin baru Ukraina, Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk di Gedung Putih. Ia berharap semua pihak yang berada di balik upaya membelah Crimea untuk kembali memikirkan strategi tersebut. Jika tidak, ia berjanji akan membuat Rusia mendapat konsekuensinya.
Untuk pertama kalinya, Obama terlihat membuka peluang bagi terpisahnya Crimea dari Rusia. Ia mengisyaratkan bahwa pemilu mendatang di Ukraina akan menjadi pemicu bagi jawaban atas masalah di kawasan tersebut. “Namun, [solusi] takkan dapat dicapai dengan todongan senjata,” ujar Obama.
Sementara itu, upaya Eropa mengundang Moskow duduk semeja untuk meredakan krisis sampai saat ini tidak berjalan lancar.
Merkel berkata “Kita berada di abad ke-21. Kami sudah berkata bahwa pemecahan konflik tidak dilakukan dengan cara militer. Tapi, kami juga tak lari dari konflik,” ujarnya setelah menemui Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk di Warsawa.
Uni Eropa berupaya memanas-manasi Moskow dengan menunda proyek pipa gas alam yang dapat memenuhi 15% permintaan tahunan Eropa melalui Laut Hitam pada 2018. Tidak jelas bagaimana nasib Ukraina berikutnya, namun tentu saja banyak pihak mengharapkan krisis politik Ukraina segera berakhir.
Fannie Sue/VM/BL-WSJ
Editor : Fanya Jodie
Foto : WSJ