Presiden Ukraina Dilengserkan Dari Kursi Kepresidenan

(Business Lounge – World Today) – Pada hari Sabtu kemarin, Parlemen Ukraina sepakat memakzulkan Presiden Viktor Yanukovych dan menetapkan tanggal 25 Mei 2014 sebagai tanggal pemilihan umum Presiden Ukraina. Keputusan ini diambil setelah Yanukovych meninggalkan ibukota Kiev dan para demonstran berhasil mengambil alih pusat kota.

Viktor Yanukovych masih bertekad mempertahankan jabatannya meski ditinggalkan banyak sekutu politiknya. Dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV di Kharkiv, timur Ukraina, ia menganggap protes di Kiev sebagai “kudeta” yang dilakukan oleh “bandit”.

Dalam suatu wawancara di TV, dalam bahasa Rusia Yanokovych mengatakan“Saya tidak berencana meninggalkan negara ini dan mengundurkan diri. Saya adalah presiden yang terpilih dengan sah dan semua penghubung internasional yang saya ajak bicara (dalam beberapa hari terakhir) menjamin keamanan saya. Kita akan lihat apakah janji itu terpenuhi,”.

Saat ini, Oleksandr Turchynov, anggota parlemen terkemuka dari oposisi, terpilih menjadi ketua parlemen. Dan berdasarkan konstitusi, Turchynov akan menjadi kepala negara sementara.

Kepada parlemen, Turchynov mengatakan bahwa Yanukovych mencoba terbang ke Rusia, tetapi dihadang oleh petugas perbatasan. Yanukovych pun kembali ke sebuah daerah dekat kampung halamannya di Donetsk, timur Ukraina, seperti dilansir kantor berita Interfax. Seorang petugas perbatasan mengatakan kepada Interfax bahwa pesawat yang mengangkut Yanukovych meminta izin meninggalkan Donetsk pada Sabtu malam. Permintaan itu ditolak karena surat izin yang diperlukan ternyata tidak lengkap.

Pada hari yang sama, Yulia Tymoshenko, pemimpin oposisi dan mantan Perdana Menteri Ukraina dibebaskan dari penjara. Ia lantas menuju ke Independence Square di Kiev dan berbicara di hadapan massa pada malam hari.

Dengan duduk di kursi roda akibat masalah punggung setelah dipenjara selama 2,5 tahun, Yulia Tymoshenko menyerukan agar Yanukovych dibawa ke lapangan tersebut dan dihadapkan pada rakyat Ukraina. Meski dianggap sebagai kandidat presiden potensial, Tymoshenko tidak menjabarkan rencananya setelah bebas dari penjara. Ia hanya mengatakan, “Saya kembali untuk bekerja.”

Demonstran di Independence Square, Kiev, mendengarkan pidato tokoh oposisi Ukraina, Yulia Tymoshenko, yang baru dibebaskan dari penjara, 22 Februari 2014 (Agence France-Presse/Getty Images)

Pemimpin oposisi telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan Yanukovych pada Jumat minggu lalu, setelah puluhan orang tewas dalam bentrok antara pendemo dengan polisi. Kerja sama ini mencakup pembagian kekuasaan dan penjadwalan pemilu presiden pada akhir tahun ini. Meski demikian, pendemo belum puas. Saat mereka menuntut pemakzulan Yanukovych sesegera mungkin, polisi menarik diri dari pusat Kiev, Sabtu kemarin.

Dampak keruntuhan pemerintahan Ukraina ini berpotensi memperburuk hubungan antara Barat dengan Rusia. Ukraina pun kini lebih condong ke Eropa, meski beberapa pekan lalu Moskow sukses merangkul kembali Kiev.

Eropa dengan sigap mendukung keputusan parlemen dan menolak tudingan kudeta Yanukovych. Sebaliknya, Moskow dengan kuat mendukung Yanukovich. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menganggap perkembangan terbaru di Kiev sebagai “ancaman langsung bagi kedaulatan dan konstitusi di Ukraina.”

Namun, kelihatannya reaksi Rusia atas perkembangan terakhir di Ukraina ini belum jelas. Barat berupaya sekeras mungkin agar tidak menyinggung Moskow. Beberapa orang dalam di Kremlin beberapa minggu terakhir mensinyalir Moskow dapat memilih intervensi untuk melindungi wilayah pro-Rusia jika Ukraina jatuh ke dalam perang saudara. Tetapi sejauh ini tidak ada indikasi pejabat tinggi Kremlin mendukung langkah tersebut.

Protes anti-pemerintahan Yanukovych dimulai November lalu. Protes itu dengan cepat berubah menjadi demonstrasi anti-pemerintah setelah aparat menindak keras pendemo.

(FJ/FJ/BL-WSJ)

Foto : Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x