Pendemo Anti Pemerintah Thailand Berbaris Galang Dana Bagi Petani

(Business Lounge – World Today) – Situasi demonstrasi di Thailand sepertinya belum berhenti. Kali ini, para pendemo berbaris untuk menggalang dana bagi para petani padi, yang sebelumnya disalahkan karena memilih pemerintahan populis.

Akanat Promphan, yang merupakan juru bicara Komite Reformasi Demokratis Rakyat mengatakan bahwa sejauh ini mereka sudah mendapatkan 9,4 juta baht atau sekitar IDR 3,4 miliar. Serta mereka berharap dapat menggalang lebih banyak dana lagi. Akhanat menambahkan bahwa itu merupakan cara bahwa mereka melakukan untuk semua orang, untuk segenap rakyat.

Ratusan petani dikabarkan menggelar unjuk rasa di luar markas Kementerian Hukum di Bangkok. Mereka mendesak agar pemerintah lekas membayar tunggakan subsidi beras kepada petani. Sejumlah petani lainnya memblokir jalan, atau berunjuk rasa di perkantoran pemerintah di sekitar Bangkok. Program subsidi beras sendiri  diperkenalkan oleh Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra setelah menang telak dalam pemilu 2011, namun program itu mulai kekurangan dana dalam beberapa bulan terakhir serta mengakibatkan para petani berhutang disana-sini.

Bisa dikatakan bahwa langkah terbaru para demonstran berlawanan dengan seruan mereka dalam beberapa waktu terakhir. Beberapa pekan lalu, beberapa demonstran antipemerintah menyebut petani Thailand sebagai “kerbau,” “tak berpendidikan”, serta kata penghinaan lain. Julukan menyedihkan itu disebutkan karena para petani umumnya memberikan suara dalam pemilu untuk partai keluarga Shinawatra. Dulu, sejumlah besar warga Bangkok mengatakan petani begitu miskin untuk memilih serta terlalu bodoh untuk paham bahwa program subsidi beras pada akhirnya akan runtuh karena terlalu mahal.

Saat ini, para demonstran arahan mantan wakil PM Suthep Thaugsuban perlahan sadar bahwa pengumpulan dana bagi petani Thailand dianggap dapat memulihkan hubungan yang rusak di antara mereka. Dengan cara itu pula, mereka berharap dapat mengepung Shinawatra, klan yang sanggup mempertahankan kekuasaan berkat dukungan petani.

Pertanyaan selanjutnya adalah: apakah kemarahan petani akan diterjemahkan sebagai keruntuhan pemerintahan Yingluck?

AP
Demo antipemerintah di Bangkok, Thailand, 7 Februari 2014.

Sejumlah besar petani yang yang berunjuk rasa di Bangkok mengaku mereka lebih terpikat pada uang hasil tunggakan ketimbang menjatuhkan Yingluck. Pengamat politik menyatakan kaum petani di masa depan barangkali masih memilih partai yang menawarkan kebijakan menguntungkan.

Atcha Papan, 54 tahun mengatakan “Saya tidak peduli jika orang-orang menganggap kami pendukung Suthep,ia menolong kami. Sebagai balas jasa, kami akan berbalik menolongnya. Namun, ini bukan tentang politik. Ini tentang uang kami,”

Namun, jika dikatakan murni tentang uang, bisa saja pasti para petani juga memikirkan pengaruh pemerintahan terhadap persoalan mereka. Menurut mereka, jika menyingkirkan Yingluck dapat membantu nasib mereka, beberapa petani mengaku tak keberatan. “Jika pemerintah merasa tidak dapat memecahkan persoalan kami, maka pergilah. Biarkan orang lain merawat kami,” ungkap Suma Chueydee, 51 tahun.

(FJ/FJ/BL-WSJ)

Foto : WSJ

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x