(Business Lounge – Business Today) – Bisnis media bisa jadi sangat menarik bagi banyak orang. Buktinya, hal itu sepertinya menarik bagi seorang milyuner asal Cina. Seorang milyuner yang mendeskripsikan diri sebagai dermawan paling karismatik dari Cina mengaku New York Times tak menginginkan pundi-pundi uangnya.
Chen Guangbiao, sang hartawan, pada Selasa mengaku seorang eksekutif New York Times (NYT) mengirimkan memo yang menolak permintaan Chen. Pekan ini, taipan bisnis daur ulang itu ingin bertemu dengan sang eksekutif guna mendiskusikan soal investasi.
Sosok berpengaruh di Negeri Tembok Besar itu dikenal karena gemar melakukan kegiatan filantropi dengan gaya yang dramatis. Setelah ditolak NYT, ia mengaku berencana mengunjungi gerai-gerai loper koran Manhattan, guna memahami seluk-beluk bisnis media di Amerika Serikat (AS).
Juru bicara NYT menolak berkomentar. Arthur Sulzberger Jr., penerbit NYT sekaligus kepala keluarga yang mengelola media tersebut, tahun lalu menegaskan bisnis mereka tidak untuk dijual.
- Reuters
- Chen gemar melakukan kegiatan filantropi dengan gaya dramatis. Dalam foto tanggal 21 Februari 2013 ini, ia membagi-bagikan uang tunai kepada tukang sapu jalanan di Nanjing, Cina.
Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal, Chen mengulang klaimnya yang telah diungkap sejak lebih dari sepekan lalu. Ia menandaskan keinginan untuk membeli sebuah perusahaan media yang memiliki “pengaruh mendunia.” Meski demikian, katanya saat itu, ia merasa belum berhasil melangkah jauh dalam upaya realisasi rencananya.
Chen mengaku hanya sedikit mengetahui operasi media AS. Dengan kondisi itu, “sangat sulit memenuhi” keinginannya berbisnis media di Negeri Paman Sam, ujarnya.
Dengan bantuan seorang juru bahasa, ia mengaku ingin masuk ke bisnis media agar dapat berbagi bagaimana “orang-orang kaya bisa membantu yang miskin.” Selain itu, Chen hendak memperkuat pemberitaan soal lingkungan hidup. Dengan mengendalikan NYT, tulis Chen dalam tajuk rencana tabloid Global Times Chinese, ia dapat membantu memperkuat pemahaman AS terhadap Cina.
Chen mungkin kesulitan bertemu petinggi media AS dalam kunjungan New York. Namun, ia tak sungkan untuk bersosialisasi dengan warga setempat. Pada permulaan wawancaranya dengan The Wall Street Journal, ia sempat berpose dengan petugas keamanan sewaan. Namun, mereka menolak permintaan Chen agar mau memperlihatkan senjata kala berfoto, berdasarkan alasan keamanan.
Ia membagi-bagikan kartu nama yang mencantumkan sejumlah julukan, termasuk “Sosok Paling Berpengaruh di Cina,” “Sosok Paling Dermawan di Cina,” dan “Dermawan Paling Karismatik di Cina.” Chen mengakui, berbagai acara heboh yang dibuatnya merupakan ciri khas sang pengusaha. “Itu benar,” paparnya.
“Tolong ingat satu hal: bahwa semua yang saya katakan memang benar adanya.”
Global Times edisi bahasa Inggris menjabarkan perburuan Chen atas NYT sebagai “fantasi.” Tetap saja, multijutawan itu tampaknya mencerminkan pemikiran kaum elite di Cina, yang menyayangkan cara media Barat membingkai Negeri Tirai Bambu.
Presiden Cina Xi Jinping pernah mengatakan orang kerap salah paham dalam memandang Cina. Ia menggunakan pidato pertama Tahun Baru untuk mengingatkan “media, kelompok, dan individu” agar meneguhkan citra nasional Cina, seperti terungkap dalam laporan kantor berita Xinhua.
(FJ/FJ/BL-WSJ)
Foto : hollywoodreporter.com, WSJ