92 Karya Terbaik Tampil di 6th Jakarta International Video Festival

(Business Lounge – Business Today) Video Festival  ini kembali digelar di Jakarta untuk ke enam kalinya.  Pada tahun ini, video festival  yang bertemakan  Muslihat, OK  diselenggarakan pada 5-15 September 2013 di gedung Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.

Total karya yang dipamerkan mencapai 92 video dan seni media yang berasal dari 29 negara, di antaranya Amerika Serikat, Argentina, Australia, Austria, Belanda, Bolivia, Brazil, Republik Ceko, China, Filipina, India, Indonesia, Inggris, Iran, Israel, Italia, Jepang, Jerman, Kolombia, Lithuania, Polandia, Prancis, Singapura, Spanyol, Vietnam, dan masih banyak lagi.

Tiga orang kurator ternama di tanah air, Irma Chantily, Julia Sarisetiati, dan Rizki Lazuardi, telah dipilih sebagai kurator festival yang melibatkan puluhan video terbaik ini.

Selain hasil kurasi, terdapat 29 karya pilihan dari Open Submission. Tiga karya terbaik Open Submission akan diumumkan pada malam pembukaan Muslihat OK. Video, pada tanggal 4 September 2013 di gedung Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.

Melalui tema Muslihat, OK. Video mencoba mengamati dan menyoroti praktik-praktik ‘mengakali’ teknologi yang banyak ditemukan di negara-negara “non-produsen” seperti Indonesia. Muslihat dalam bahasa Indonesia berarti “daya upaya”, “siasat atau taktik”, dan “strategi”.

Tema ini dianggap mampu merepresentasikan fenomena praktik mengakali teknologi yang dilakukan oleh masyarakat sebagai konsumen. Muslihat juga dapat bermakna mistis, membuat sesuatu yang mustahil menjadi mungkin.

Dengan sedikit “daya upaya” dan “taktik”, sebuah produk teknologi yang diciptakan dengan bentuk dan fungsi terbatas, dapat berfungsi sesuai dengan hasrat maupun kebutuhan si pengguna.

Praktik mengakali teknologi kerap disebabkan oleh dorongan berbagai motif, seperti substitusi atau untuk mencari pengganti, menambah atau mengubah fungsi atau nilai guna benda, menambah usia penggunaan, main-main, estetika, ataupun untuk sengaja menentang, menantang, dan meretas sistem.

Bagaimana seseorang mengakali keterbatasan teknologi untuk tujuan pribadi, hingga berkembang menjadi motif yang lebih besar dan mapan, adalah sebuah praktik “Muslihat”. Perkembangan teknologi media digital dalam dekade terakhir juga telah memberikan perubahan besar pada cara kita memandang realitas.

Keenam motif tersebut digunakan sebagai pendekatan untuk membaca gagasan besar Muslihat dan untuk menyeleksi karya-karya yang dianggap merefleksikan fenomena mengakali teknologi yang terjadi di masyarakat, bagaimana masyarakat sebagai konsumen menyikapi sekaligus mengkritik kehadiran produk-produk teknologi, khususnya teknologi media dan audiovisual, sebagai benda produksi massal.

Mahardika Yudha, Direktur Festival Mulihat OK. Video-6th Jakarta International Video Festival  menyampaikan bahwa lewat festival ini, bisa dilihat bagaimana masyarakat sebagai konsumen menyikapi sekaligus mengkritik kehadiran produk-produk teknologi, khususnya teknologi media dan audiovisual, sebagai benda produksi massal.

(IC/IC/BL,berbagaisumber)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x