(Business Lounge – Business Today) – Dunia media online memang merupakan bisnis yang penting dan informatif bagi semua pihak. Namun, di sisi lain, sangatlah merepotkan apabila situs online yang ada terkena hack atau diretas oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dikabarkan, sebuah kelompok pro-pemerintah Suriah diduga melakukan hacking atau meretas situs Twitter Inc dan New York Times Co.
Peneliti keamanan cyber merujuk bukti digital yang menunjukkan pembobolan dilakukan Tentara Elektronik Suriah (SEA), kelompok peretas yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad. Peretasan terjadi saat pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah menimbang untuk melancarkan serangan militer terhadap Suriah. Dahulu, SEA pernah meretas organisasi media dan situs yang diyakini berpihak pada pemberontak Suriah.
Selasa waktu AS, kelompok itu mengklaim telah mengambil kontrol terhadap alamat internet Twitter. Namun, tak bisa dipastikan apakah langkah mereka benar-benar sukses. Seorang juru bicara Twitter menyatakan, perusahaannya masih “menyelidiki” situasi. Ia memastikan layanan di situs media sosial mereka tidak lumpuh.
Namun, pada Selasa petang waktu setempat, situs twitter.com, salah satu sosial media tersibuk di AS, tampak dimiliki suatu kelompok bernama SEA.
Kelompok itu sendiri belum memberikan komentar.
Bukti digital serupa memperlihatkan situs New York Times dibobol SEA, demikian keterangan Johannes Ullrich, peneliti keamanan internet di SANS Institute, Washington. Ullrich, yang tak bekerja untuk Times, menemukan bukti digital yang memperlihatkan situs surat kabar ternama itu dialihkan ke server lain.
Ullrich, yang melacak pergerakan SEA pada masa lampau, lalu menelusuri server pengalihan situs nytimes.com. Ia kemudian menerima pesan: “Diretas oleh SEA. Koneksi ditutup oleh host asing.”
Berdasarkan penyelidikan awal, kata seorang juru bicara Times via Twitter, aksi pelumpuhan internet ini merupakan hasil “serangan eksternal yang berbahaya,” namun perusahaannya sudah mulai menanganinya. Belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas peretasan, kata juru bicara Times tersebut dalam suatu wawancara.
(FJ/FJ-BL, WSJ)