(The Manager’s Lounge – Strategic) , Pelambatan perekonomian AS tentunya memberi dampak besar terhadap perusahaan. Dengan laju inflasi yang tinggi, daya beli masyarakat berkurang, tentunya perusahaan harus semakin memutar otaknya untuk tetap memenangkan persaingan.
Produk Philips tentunya sudah akrab dengan Anda. Ya, salah satu produknya yang paling terkenal adalah lampu Philips. Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara Wharton dengan CEO Philips Lighting Rudy Provoost. Kutipan kali ini membicarakan mengenai pendapatnya jika resesi benar terjadi dan bagaimana caranya berinovasi.
Provost mengungkapkan bahwa di tengah resesi, maka mereka harus bekerja dengan lebih keras, lari lebih cepat sehingga membutuhkan banya oksigen. Baginya, inovasi adalah oksigen. Sehingga inovasi mutlak diperlukan.
Resesi tentunya memaksa untuk membuat pilihan. Namun ini bukan tentang doing less (mengurangi aktivitas) melainkan bersaing dengan cerdas. Value menjadi lebih berharga, dan pada akhirnya tih, konsumen juga harus memilih. Sehingga, ini sebenarnya masalah proporsi pengeluaran dan pilihan yang akan mereka ambil. Apakah mereka akan membeli lampu Philips atau yang lain?
Sehingga, untuk memenangkan persaingan di tengah kondisi perekonomian yang sulit, maka value proposition harus cukup menarik bagi konsumen. Dan, itu hanya bisa jadi menarik jika terdapat komponen inovasi di dalamnya. Misalnya, kata Provoost,lampu yang energinya efisien, sehngga bisa menekan biaya di tengah kondisi resesi.
Beberapa tahun lalu, terdapat studi mengenai resesi dan perubahan dalam struktur industri, baik sebelum dan sesudah resesi. Nyatanya, pada saat itu pangsa pasar berubah, sehingga ada pesaing yang terpaksa memangkas biaya pemasaran, mengurangi inovasi, namun malah jadi blunder. Provoost berpendapat bahwa ia mengacu pada teori Darwin, yaitu seleksi alam. Resesi bisa mengakibatkan adanya pihak yang terpaksa keluar dari industri. Maka, pada akhirnya, mereka yang paling fleksibel dan responsive terhadap perubahanlah yang akan menang. Pada intinya, mereka yang dapat memenangkan hati dan pikiran dari konsumen.
Pic: guardian.co.uk
(Rinella Putri/RF/TML)