Inggris Diminta Melanjutkan Penerbangan ke Afrika Barat

(Business Lounge – News & Insight) Keputusan Inggris untuk menghentikan penerbangan langsung ke negara-negara terjangkit Ebola dianggap tidak memiliki justifikasi secara ilmiah, juga apabila ada peningkatan biaya pada penerbangan-penerbangan ke negara-negara tersebut haruslah disesuaikan kembali, demikian dikatakan badan pengnawas penerbangan pada Rabu (11/2) seperti dilansir oleh Reuters.

Beberapa maskapai termasuk British Airways dan Emirates telah menghentikan penerbangan sejak tahun lalu ke negara-negara di Afrika Barat yang terkena wabah Ebola. Pada bulan September, penasihat kesehatan independen untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa tidak diijinkan adanya larangan umum tentang wisata atau perdagangan dengan daerah Ebola yang terkena dampak. WHO, bersama dengan instansi lain, mengatakan larangan itu menghambat upaya untuk menangani penyakit dan membuat sulit bagi para ahli untuk menjangkau korban.

“Pencabutan lisensi untuk operator penerbangan langsung ke daerah adalah keputusan politik tanpa dasar ilmu pengetahuan dan tidak sesuai dengan saran WHO,” demikian dikatakan Komite Akuntan Publik, yang mengamati belanja pemerintah, dalam sebuah laporan yang menggambarkan bukti-bukti dari tenaga ahli. “Penerbangan langsung ini harus diaktifkan sesegera mungkin,” demikian dikatakn.

Hampir 9.000 orang, terutama di Guinea, Sierra Leone dan Liberia, telah meninggal akibat Ebola. Hingga kini tercatat lebih dari 22.400 kasus yang diketahui, demikian menurut WHO.

BA, yang menghentikan penerbangan ke dan dari Liberia dan Sierra Leone pada Agustus lalu, mengatakan akan mempertahankan larangan di tempat karena kekhawatiran tentang situasi kesehatan masyarakat di kedua negara. “Kami akan tetap mengkai rute tersebut dalam beberapa bulan mendatang,” demikian dikatakan sebuah pernyataan.

Panitia juga mengkritik Department for International Development (DFID) karena gagal untuk merespon krisis dengan cepat.

Dikatakan DFID harus fokus pada penguatan sistem kesehatan di wilayah tersebut sehingga mereka bisa mengatasi dengan lebih baik keadaan darurat kesehatan masyarakat di masa mendatang. Menteri Pembangunan Internasional Justine Greening mengatakan respon Inggris untuk wabah Ebola di Sierra Leone telah “menyelamatkan nyawa, tetapi tidak menyelamatkan biaya hidup”.

Sampai saat ini, DFID telah mengumumkan kontribusi lebih dari 5 juta pound (US $ 7.650.000) untuk melawan wabah.

“Inggris tidak dapat memberikan bukti bahwa setiap negara berkembang di dunia memiliki potensi wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi kami dapat menawarkan dukungan penuh kami ketika wabah menyerang, seperti yang dilakukan di Sierra Leone sebelum negara lain memiliki risiko yang cukup dan berdampak pada kehidupan Inggris,” demikian dikata Greening dalam sebuah pernyataan seperti dilansir oleh Reuters.

“Semua orang setuju bahwa Organisasi Kesehatan Dunia harus bereaksi lebih cepat dan sistem global harus mereformasi untuk meningkatkan deteksi kolektif dan reaksi.”

uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x