(Business Lounge – News&Insight)-Gonjang ganjing politik dan pemerintahan di Burkina Faso, Afrika Barat akhirnya membuat Presiden lama mereka, Blaise Compaore mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan pada militer.
Gejolak tak tertahankan telah berhasil menumbangkan kekuasaan otoriter yang telah memerintah selama 27 tahun. Tak lebih dari 2 hari unjuk rasa besar-besaran berhasil disertai aksi kudeta militer telah memaksa Blaise Compaore tunduk pada kehendak rakyat.
Saat ini, ditangan militer maka negara dipimpin oleh Presiden sementara Letnan Kolonel Yacouba Isaac Zida yang nampaknya tidak mendapat respon positif dari rakyat Burkina Faso dan juga dunia barat. Oleh karena itu demi stabilitas keamanan negara dan keberlangsungan hidup warganya, Letkol Zida akan menyerahkan kekuasaan pada pemerintah peralihan pimpinan tokoh hasil permufakatan.
Langkah ini diambil untuk menangkal segala kecurigaan bahwa telah terjadi kudeta militer. Seperti dikutip dari Reuters, dalam pertemuan singkat dengan para diploma di ibukota, Ouagadougou, Letkol Zida dengan tegas menyatakan bahwa kekuasaan eksekutif akan dipimpin badan peralihan dalam kerangka undang-undang dasar atau berarti sejalan dengan konstitusi.
Uni Afrika sendiri menentang keras aksi penggulingan oleh militer ini dan menyerukan agar militer dengan segera menyerahkan kekuasaan pada kehendak rakyat melaui pemilihan Presiden yang baru.
Seruan Uni Afrika ini sesuai dengan keinginan rakyat yang diketuai oleh Jean Hubert Bazie yang menghendaki kepemimpinan baru dan bukan berasal dari militer. Peristiwa di negara ini kembali membuktikan bahwa gelombang demokrasi telah merebak ke berbagai belahan dunia.
Saat ini kondisi Burkina Faso cukup kondusif sekalipun sejumlah unjuk rasa masih berlangsung di beberapa titik ibu kota.
Sementara itu, Uni Afrika, PBB dan Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat telah mengirim delegasi ke Burkina Faso guna membantu penyelesaian konflik dan mengawasi jalannya pemerintahan peralihan supaya tidak menimbulkan konflik berkepanjangan yang lebih parah lagi.
Sabagai catatan, negeri ini merupakan salah satu negara paling miskin di dunia yang terkurung daratan dan berbatasan dengan Mali di sebelah utara; Togo dan Ghana di selatan; Niger di timur, Benin di tenggara; serta Pantai Gading di barat daya.
Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing
Image: Antara

