570 Orang di India Meninggal Karena ‘Brain Fever’

(Business Lounge – World News) – Hampir 570 orang di India telah meninggal setelah tertular ensefalitis, umumnya lebih dikenal dengan “brain fever” demikian disampaikan oleh pihak  kesehatan yang berwenang kemarin, mereka memperingatkan jumlah korban tewas mungkin meningkat dengan meningkatnya jumlah orang yang masih berisiko.

Wabah Sindrom Ensefalitis akut dan Ensefalitis Jepang ini sangat umum setiap tahun terjadi di India, terutama selama musim hujan, dan akan menimbulkan ratusan nyawa menjadi korban. Tapi tahun ini, wabah besar ini tidak hanya melanda negara bagian utara Uttar Pradesh dan Bihar, tetapi telah menyebar ke daerah seperti Bengal Barat dan Assam lebih ke timur dan utara, dan sudah menewaskan 568 orang.

Di Bengal Barat,  sedikitnya 111 orang telah tewas karena kedua sindrom ini, seorang pejabat senior kesehatan mengatakan bahwa pihak berwenang mengambil langkah-langkah darurat untuk mengatasi wabah ini. “Kami telah memberikan peringatan ke tujuh kabupaten dan membatalkan cuti pejabat departemen kesehatan,” disampaikan oleh B.R Satpathy Direktur Pelayanan Kesehatan  Bengal Barat.

Departemen Kesehatan telah mendirikan klinik di seluruh daerah yang terkena dan sedang berusaha untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk dengan fogging, terutama di sekitar peternakan babi, di mana ada risiko tinggi tertular virus itu. Ensefalitis adalah peradangan otak, yang disebabkan oleh salah satu dari sejumlah virus, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Gejalanya meliputi demam, muntah, dan, dalam kasus yang parah, kejang, kelumpuhan dan koma. Bayi dan orang tua sangat rentan. Hal ini paling sering disebabkan oleh makan atau minum makanan atau air yang terkontaminasi, dari nyamuk atau gigitan serangga lainnya, atau melalui pernapasan dalam tetesan pernafasan dari orang yang terinfeksi.

Hal ini paling sering disebabkan oleh makan atau minum makanan atau air yang terkontaminasi, dari nyamuk atau gigitan serangga lainnya, atau melalui pernapasan dalam tetesan pernafasan dari orang yang terinfeksi.

Wabah virus ini cenderung terjadi pada penduduk miskin, daerah yang dilanda banjir, di mana musim hujan telah meninggalkan genangan air, yang memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dan menginfeksi penduduk desa.

Banjir juga menyebabkan kontaminasi sumber air bersih seperti air sumur, meninggalkan banyak orang dengan tidak ada pilihan selain menggunakan air kotor yang sama baik untuk minum maupun untuk sanitasi.

Menteri Kesehatan Harsh Vardhan mengatakan pada bulan lalu bahwa ia menekankan akan “langkah-langkah mencegah ensefalitis” dan memerintahkan vaksinasi pada semua anak di negara-negara yang rentan dan penyediaan ruangan khusus di rumah sakit.

Pada tahun 2012, pemerintah sudah meluncurkan program nasional untuk mencegah dan mengendalikan virus, termasuk vaksinasi diperluas, diperkuat pengawasan dan peningkatan akses ke air minum yang aman dan sanitasi. Saat ini ada 1.273 kematian yang diakibatkan ensefalitis pada tahun 2013 dibandingkan dengan 440 kematian yang terjadi akibat malaria.

Arum/Journalist/VM/BL