"Seberapa Besar Nilai Jual Dirimu ?"

(Business Lounge – Inspiration)  Suatu siang saya sedang dalam perjalanan menyusuri sebuah jalan raya ada sebagian jalan yang berdampingan dengan sungai yang cukup besar. Tidak ada yang spesial sebenarnya dengan sungai itu malahan yang terlihat hanya sungai coklat yang banyak dipenuhi sampah-sampah yang muncul di permukaan air. Namun saya tertarik dengan satu pemandangan yang saya saksikan. Seorang laki-laki yang sudah cukup tua sedang naik sampan kecil dan dia sedang mendayung dengan arahnay melawan arus, kadang dia mendayung lurus ke depan, kadang agak serong ke kiri atau ke kanan. Saya agak bingung awalnya apa tujuan bapak ini. Ternyata dia sedang berusaha mengambil sampah-sampah plastik seperti kemasan air minum dalam segala ukuran.

Saya coba menghitung berapa banyak yang dia bisa kumpulkan untuk kemudian ditukarkan dengan rupiah ? Tidak besar sebenarnya nominalnya padahal sudah berapa banyak tenaga yang dia keluarkan bekerja demikian di siang panas terik.

Kalau ditanya kepada Bapak itu, mungkin dia akan berkata dia juga tidak mau bekerja seperti ini tetapi apalagi yang dia bisa kerjakan untuk menghasilkan uang ? Pertanyaan yang banyak terdengar dan siapa yang dapat menjawabnya ?

Dalam kondisi sulit sering kali orang menjadi tidak punya banyak pilihan. Sesuatu yang tidak dia suka terpaksa harus dia lakukan supaya tetap bisa makan.

Jika mau direnungkan, dalam kondisi itu juga bisa terlihat bagaimana seseorang bisa melakukan sesuatu yang dipikir mustahil baginya untuk dilakukan ternyata bisa juga dia lakukan. Tidak sedikit orang understimate dengan dirinya sendiri karena dia tidak kenali dirinya sendiri.

Ada sebuah cerita yang bagus untuk disimak tentang sebuah jam. Seseorang mau membuat sebuah jam dan dia bertanya kepada jam tersebut apakah dia sanggup untuk berdetak sebanyak yang disebutkan Sang pembuat jam. Ketika disebutkan jumlahnya, jam ini langsung mengatakan tidak sanggup dia melakukannya dan itu dllakukannya beberapa kali setiap kali sang pembuat jam ini bertanya apakah dia sanggup. Jam ini sangat tidak percaya diri dengan kemampuannya sendiri. Sampai ketika sang pembuat jam itu menawarkan bagaimana jika dia berdetak 1x setiap detik, maka jam itu berpikir dia baru sanggup dan akhirnya dia menyetujuinya. Kesepakatan itulah yang dia jalani hari demi hari sampai waktu setahun berlalu, tanpa jam itu sadari, dia sudah berdetak sebanyak 60 detik x 60 menit x 24 jam x 365 hari jumlahnya adalah sama dengan jumlah yang dari awal sang pembuat jam itu menawarkan pertama kali kepada jam tersebut.

Ketika pertama kali mendengar target yang harus dicapai, seringkali kita berpikir apakah itu mungkin tanpa cross cek dengan keyakinan diri dan nilai diri sendiri apakah itu sesuai dengan kita. Jika kita hanya memberikan target kecil pada diri kita sendiri, maka ketika direnungkan, apakah memang hanya sebesar itukah kita menilai diri kita masing-masing dan berkata memang hanya sebesar itu sudah mentok istilah yang sering kita dengar.

Kalau kita sendiri sudah understimate dengan diri kita sendiri, bagaimana orang lain menilai harga jual diri kita sangat tinggi ?

(sk/ic/bl)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x