5 Pekerjaan yang Bikin Karyawan “Betah” — dan 3 yang Cepat Ditinggalkan

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Turn over karyawan sebenarnya adalah sinyal penting. Mengapa seseorang dapat bertahan lama dan mengapa seseorang cepat resign, perusahaan bisa membaca apa yang benar-benar berguna — dan apa yang menjadi masalah.

Memasuki tahun 2025, perusahaan terus memantau angka retensi. “Great Resignation” memang mereda, tetapi tanda-tandanya masih terasa. Di beberapa sektor, pekerjaan tertentu ternyata sangat “lengket”, sementara di sektor lain, pintu keluar seolah tak pernah berhenti berputar.

World Economic Forum mencatat bahwa banyak pekerja kini akan menjalani multiple careers, bukan sekadar berganti pekerjaan. Perubahan teknologi yang cepat membuat keterampilan inti juga berubah drastis: sekitar 44% skill hari ini diprediksi tergeser dalam beberapa tahun ke depan. Kondisi ini mendorong pekerja untuk terus reskilling — dan sekaligus menyebabkan tingkat turnover semakin tinggi, terutama pada peran yang tidak memberi kesempatan membangun keterampilan mendalam atau nilai jangka panjang dalam perusahaan.

Mengapa ini penting?
Bagi perusahaan, turnover berarti biaya rekrutmen, pelatihan, hilangnya produktivitas, dan terganggunya kultur tim.
Bagi pekerja, posisi yang membuat orang bertahan lama biasanya menawarkan stabilitas, pengetahuan institusional, dan jalur karier yang jelas. Sebaliknya, posisi dengan turnover tinggi bisa menjadi sinyal adanya budaya kerja yang buruk, kompensasi tidak memadai, atau peluang pertumbuhan yang minim.

Berikut adalah lima peran yang cenderung membuat karyawan bertahan lebih lama — dan tiga peran yang membuat pekerjaan paling cepat ditinggalkan.

Mengapa ini penting?
Bagi perusahaan, turnover berarti biaya rekrutmen, pelatihan, hilangnya produktivitas, dan terganggunya kultur tim.
Bagi pekerja, posisi yang membuat orang bertahan lama biasanya menawarkan stabilitas, pengetahuan institusional, dan jalur karier yang jelas. Sebaliknya, posisi dengan turnover tinggi bisa menjadi sinyal adanya budaya kerja yang buruk, kompensasi tidak memadai, atau peluang pertumbuhan yang minim.

Berikut adalah lima peran yang cenderung membuat karyawan bertahan lebih lama — dan tiga peran yang membuat pekerjaan paling cepat ditinggalkan.

Pekerjaan yang Bikin Karyawan “Betah”

1. Media dan Komunikasi

Menurut Indeed, pekerja di bidang media, komunikasi, dan seni termasuk yang paling jarang resign cepat. Industri kreatif dan industri dengan skill khusus cenderung memberi rasa memiliki dan ruang ekspresi, sehingga mendorong loyalitas lebih panjang. Banyak pekerja bertahan karena merasa pekerjaannya bermakna dan memberi ruang identitas profesional.

2. Manufaktur

Laporan Second Talent menunjukkan manufaktur memiliki tingkat turnover 18,9% — jauh lebih rendah dibanding sektor jasa. Banyak pekerjaan manufaktur bersifat teknis dan membutuhkan keterampilan fisik serta pengalaman yang tidak mudah digantikan. Akibatnya, pekerja cenderung bertahan lama setelah menguasai perannya.

3. Teknologi

Data Mercer memperlihatkan turnover di sektor teknologi sekitar 8,2% di AS — masih relatif stabil dibanding banyak sektor layanan. Gaji kompetitif, opsi saham, dan peluang pertumbuhan karier menjadi faktor penahan yang kuat. Bagi banyak talent tech, perusahaan menawarkan jalur peningkatan skill yang berkelanjutan, sehingga mereka lebih memilih bertahan.

4. Kepala Sekolah

Indeed melaporkan kepala sekolah memiliki median masa kerja hampir lima tahun — salah satu yang terpanjang. Tidak mengherankan, karena peran ini membutuhkan komitmen jangka panjang, hubungan mendalam dengan staf dan komunitas, serta pemahaman institusi yang kompleks.

5. Dokter dan Ahli Bedah

Profesional kesehatan dengan keahlian tinggi, seperti dokter dan ahli bedah, memiliki tingkat turnover yang rendah menurut data Indeed. Waktu pendidikan yang panjang, lisensi profesional, serta nilai strategis yang besar membuat mereka cenderung tetap bekerja dalam institusi yang sama.

Pekerjaan yang Cepat Ditinggalkan

1. Ritel

Merujuk pada Mercer (dikutip NetSuite), industri ritel dan grosir memiliki turnover sukarela hingga 37%. Gaji rendah, jam kerja tidak menentu, dan minimnya jalur karier menjadikan sektor ini salah satu yang paling sering ditinggalkan pekerjanya.

2. Persiapan Makanan dan Layanan Makanan

Second Talent melaporkan tingkat turnover di hospitality dan food service mencapai 75,2% — salah satu yang tertinggi. Stres kerja tinggi, sifat pekerjaan yang musiman, dan posisi entry-level membuat pekerja jarang bertahan lama.

3. Hospitality dan Pariwisata

Data Indeed menunjukkan lebih dari 25% pekerja di sektor hospitality dan pariwisata hanya bertahan dalam waktu singkat. Ketergantungan pada tenaga musiman dan tingginya tuntutan layanan membuat posisi ini rentan turnover.

Dalam lanskap tenaga kerja 2025, retensi menjadi barometer kesehatan organisasi. Peran yang membuat pekerja “betah” biasanya menawarkan kombinasi antara stabilitas, pengembangan skill, dan nilai institusional yang kuat. Sebaliknya, peran dengan turnover tinggi sering mengindikasikan tantangan struktural yang perlu dibenahi oleh perusahaan.

Memahami pola retensi dan turnover bukan hanya penting bagi HR, tetapi juga bagi pekerja yang ingin membangun karier berkelanjutan di tengah perubahan skill dan teknologi yang begitu cepat.