(Business Lounge Journal – Marketing)
Di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok yang masih terasa di banyak negara, merek sereal Fruity Pebbles justru memilih jalur promosi yang unik sekaligus nyeleneh. Alih-alih diskon atau kupon, mereka menawarkan barter: konsumen bisa membawa batu untuk ditukar dengan satu kotak sereal.
Mulai 8 September 2025, promosi ini digelar di beberapa Walmart di Amerika, tepatnya di kota-kota yang punya keterkaitan dengan kata rock: Rock Hill (South Carolina), Little Rock (Arkansas), Round Rock (Texas), serta Bentonville (Arkansas) yang sekaligus menjadi markas besar Walmart. Aturannya sederhana: cukup datang membawa batu apa saja, kecil atau besar, satu atau segenggam, lalu ditukar dengan satu kotak Fruity Pebbles atau Cocoa Pebbles.
Menurut pernyataan resmi, batu-batu yang terkumpul nantinya akan disalurkan ke dinas taman kota untuk digunakan dalam pembangunan fasilitas umum. Alih-alih sekadar gimmick, ada unsur kontribusi sosial di balik promosi yang penuh humor ini.
“Pebbles cereal brand is all about inspiring unexpected joy and a break from everyday routine,” kata Ali Shater, Senior Brand Manager Pebbles. Pernyataan ini menegaskan bahwa brand tidak hanya menjual produk, tetapi juga pengalaman—sesuatu yang meninggalkan kesan mendalam di benak konsumen.
Strategi di Balik Absurd
Sekilas, menukar sereal dengan batu terdengar konyol. Namun, di balik itu, terdapat pendekatan pemasaran yang dikenal sebagai experiential marketing—sebuah strategi untuk menghadirkan pengalaman berbeda yang membuat konsumen bukan hanya membeli, tetapi juga ikut terlibat dalam cerita brand.
Dalam kasus Fruity Pebbles, promosi ini mendorong orang untuk tertawa, terkejut, dan yang paling penting: bercerita kembali di media sosial maupun dalam percakapan sehari-hari. Efek viral menjadi nilai tambah, apalagi di era ketika perhatian konsumen sangat mudah terpecah.
Selain itu, strategi ini juga menyentuh sisi nostalgia. Fruity Pebbles yang terinspirasi dari serial kartun The Flintstones punya citra ceria dan absurd. Menukar batu dengan sereal jelas selaras dengan kepribadian merek yang dekat dengan dunia fantasi batu dan dinosaurus.
Pasar Sereal yang Sedang Bergolak
Promosi unik ini hadir di tengah perubahan besar industri sereal. Pada Juli 2025 lalu, Ferrero Group dan WK Kellogg Co menandatangani kesepakatan senilai 3 miliar dolar AS, yang membawa berbagai merek sarapan klasik ke dalam satu payung korporasi bersama brand besar seperti Nutella dan Tic Tac.
Di sisi lain, produsen sereal menghadapi tekanan regulasi. Delapan pewarna buatan yang biasa digunakan dalam makanan anak-anak baru saja dilarang penggunaannya oleh otoritas kesehatan di AS. Perubahan semacam ini membuat brand harus semakin kreatif dalam menjaga relevansi produk di mata konsumen.
Dengan kondisi seperti ini, strategi promosi Fruity Pebbles menjadi contoh bagaimana ide out-of-the-box bisa menjadi diferensiasi kuat, bahkan ketika pasar sedang penuh tekanan.
Pelajaran untuk Pasar Indonesia
Jika dibandingkan, di Indonesia kita mungkin jarang melihat promosi barter yang benar-benar absurd seperti menukar batu dengan sereal. Namun, konsep serupa sebenarnya pernah dilakukan. Beberapa brand menawarkan minuman gratis dengan menukar botol plastik bekas, atau bahkan tiket konser dengan sampah tertentu dalam rangka kampanye lingkungan.
Beberapa contoh nyata di Indonesia:
-
Indomie pernah membuat promosi edisi terbatas rasa-rasa unik (seperti Indomie Chitato), yang membuat konsumen penasaran dan rela berburu. Bukan barter fisik, tapi konsep “kelangkaan” yang memicu cerita dari mulut ke mulut.
-
Grab pernah menggelar promo “Bayar Ongkir dengan Senyuman” dalam kampanye sosial, yang viral karena terasa ringan dan penuh kejutan.
-
Es Teh Indonesia sering memanfaatkan bahasa gaul anak muda di media sosial sebagai bagian dari strategi komunikasinya, sehingga menciptakan interaksi yang organik tanpa perlu promosi konvensional.
Bedanya, kampanye di Indonesia lebih sering berfokus pada edukasi sosial, isu keberlanjutan, atau tren digital, sementara di Amerika, Fruity Pebbles menonjolkan humor dan kejutan sebagai cara mendekatkan diri dengan konsumen.
Kreativitas sebagai Investasi
Kampanye Fruity Pebbles mengingatkan bahwa kreativitas bukan sekadar tambahan dalam strategi bisnis, tetapi justru investasi jangka panjang untuk menjaga relevansi. Di era ketika konsumen setiap hari disuguhi ratusan iklan digital, promosi absurd yang sederhana seperti barter batu bisa lebih kuat dampaknya dibanding iklan mahal di televisi.
Pada akhirnya, strategi ini menunjukkan bahwa humor, nostalgia, dan pengalaman konsumen bisa menjadi kombinasi yang efektif untuk membangun kedekatan emosional. Mungkin belum tentu cocok langsung diadopsi di Indonesia, tetapi pesan yang bisa ditangkap jelas: brand yang berani keluar dari kebiasaan berpeluang besar untuk mendapat perhatian lebih.