Langkah strategis dilakukan Sumitomo Corp. bersama mitra internasionalnya dengan mengakuisisi Air Lease Corp., perusahaan leasing pesawat asal Amerika Serikat, senilai $7,4 miliar. Transaksi besar ini akan menempatkan konsorsium pimpinan Sumitomo sebagai salah satu pemain utama di pasar penyewaan pesawat global yang semakin kompetitif.
Sumitomo Corporation memulai keterlibatannya di industri aviation melalui kegiatan perdagangan di era 1980-an, kemudian memperluas ke bisnis leasing pesawat di dekade 1990-an Dalam 2008, Sumitomo, melalui afiliasinya SMFL (Sumitomo Mitsui Finance & Leasing), bersama Sumitomo Corporation (SC), mendirikan perusahaan baru bernama SMFL Aircraft Capital Corporation B.V. sebagai bagian dari inisiatif strategi bisnis leasingd pesawat
Pada 1 Juni 2012, konsorsium yang terdiri dari Sumitomo Corporation, SMFL, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) menyelesaikan akuisisi bisnis leasing pesawat dari RBS Aviation Capital, yang kemudian dioperasikan sebagai SMBC Aviation Capital
Selain itu, Sumitomo juga memperluas cakupan bisnisnya dengan memasuki leasing mesin pesawat melalui joint venture Sumisho Aero Engine Lease B.V., yang kemudian menjadi SMBC Aero Engine Lease B.V. setelah diambil alih oleh SMFL dan SC pada 2019
Kesepakatan ini melibatkan Sumitomo Mitsui Finance and Leasing, perusahaan investasi asal AS Apollo Global Management, serta raksasa aset Kanada Brookfield Asset Management. Kolaborasi tersebut tidak hanya memperkuat modal, tetapi juga membuka akses ke jejaring global, menjadikan konsorsium ini pesaing serius bagi para raksasa industri.
Air Lease, yang didirikan oleh Steven Udvar-Hazy pada 2010, memiliki portofolio lebih dari 400 pesawat modern. Selama ini perusahaan menjadi mitra penting maskapai internasional dalam menyediakan armada baru tanpa harus mengeluarkan investasi besar untuk membeli pesawat. Dengan akuisisi ini, Sumitomo mendapatkan pijakan kuat di pasar yang sedang berkembang pesat pasca-pandemi, ketika permintaan perjalanan udara kembali melonjak.
Persaingan dengan Pemimpin Global
Industri leasing pesawat saat ini didominasi oleh beberapa pemain raksasa. AerCap asal Irlandia adalah yang terbesar dengan lebih dari 2.000 pesawat dalam portofolio setelah mengakuisisi GECAS milik General Electric pada 2021. Di posisi berikutnya ada SMBC Aviation Capital, juga berbasis di Irlandia dan dimiliki oleh grup keuangan Jepang SMBC, dengan sekitar 900 pesawat.
Dengan masuknya Air Lease ke dalam kendali Sumitomo, peta persaingan akan semakin ketat. Meski skala Air Lease belum sebesar AerCap, reputasinya dalam menyediakan pesawat generasi baru dengan efisiensi bahan bakar tinggi memberi nilai strategis tersendiri. Ditambah kekuatan finansial Apollo dan Brookfield, konsorsium ini siap merangsek ke jajaran atas pasar global.
Pasar Global Tumbuh Pesat Hingga 2030
Menurut proyeksi sejumlah lembaga riset industri penerbangan, nilai pasar leasing pesawat global diperkirakan akan tumbuh dari sekitar $180 miliar pada 2025 menjadi lebih dari $250 miliar pada 2030. Pertumbuhan ini didorong oleh tren maskapai yang lebih memilih menyewa ketimbang membeli pesawat, demi menjaga fleksibilitas keuangan sekaligus memperbarui armada agar sesuai standar efisiensi dan keberlanjutan.
Era Baru Jepang di Industri Penerbangan
Selama ini Jepang lebih dikenal sebagai produsen komponen pesawat, namun akuisisi Air Lease menandai transformasi besar. Dengan langkah ini, Sumitomo dan mitranya tidak hanya memperkuat posisi finansial di sektor penerbangan, tetapi juga menegaskan ambisi Jepang untuk menjadi pemain global dalam rantai pasok industri aviasi.
Jika strategi integrasi berhasil, konsorsium ini berpotensi naik kelas menjadi penantang serius AerCap dan SMBC Aviation Capital, sekaligus membuka babak baru dominasi Jepang dalam layanan penerbangan dunia.