(Business Lounge – Automotive)Ford Motor Co. mengumumkan strategi baru untuk bersaing dengan produsen kendaraan listrik murah asal Tiongkok dengan meluncurkan pikap listrik berharga sekitar 30.000 dolar AS. Inisiatif ini menjadi bagian dari rencana investasi sebesar 2 miliar dolar AS di pabrik Louisville, Kentucky, yang bertujuan meningkatkan efisiensi produksi sekaligus memperluas jangkauan kendaraan listrik perusahaan di pasar Amerika Serikat. Menurut laporan The Wall Street Journal, Ford ingin memperkuat posisinya di segmen kendaraan listrik yang terjangkau, yang saat ini menjadi target produsen Tiongkok seperti BYD dan SAIC.
Pikap listrik baru ini akan mengisi celah di pasar yang selama ini didominasi oleh kendaraan listrik premium dengan harga tinggi. Ford melihat peluang besar untuk menjangkau konsumen yang selama ini menganggap harga EV terlalu mahal. Model baru ini akan menggunakan platform produksi yang dirancang untuk menekan biaya per unit, memungkinkan perusahaan menjaga harga jual di kisaran yang bersaing tanpa mengorbankan fitur dan daya tarik produk. Bloomberg melaporkan bahwa pabrik Louisville akan menjadi pusat utama dalam memproduksi kendaraan ini, memanfaatkan teknologi manufaktur yang lebih efisien serta rantai pasokan baterai yang telah dioptimalkan.
CEO Ford, Jim Farley, menyatakan bahwa strategi ini adalah respons langsung terhadap ancaman kompetitif dari produsen Tiongkok yang semakin agresif memasuki pasar global. Farley menegaskan bahwa pasar Amerika membutuhkan kendaraan listrik yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga terjangkau oleh segmen pembeli yang lebih luas. Menurutnya, keberhasilan EV di masa depan akan ditentukan oleh kombinasi inovasi teknologi, kapasitas produksi efisien, dan harga yang dapat diakses.
Investasi di Louisville juga akan menciptakan lapangan kerja baru, meskipun Ford belum merinci jumlah pastinya. Pabrik ini akan mengalami pembaruan signifikan pada jalur perakitan, sistem otomasi, dan fasilitas pengujian kendaraan listrik. Reuters mencatat bahwa langkah ini akan membantu Ford memenuhi target efisiensi biaya produksi sebesar 25% dibandingkan generasi kendaraan listrik sebelumnya. Selain itu, perusahaan akan bekerja sama dengan pemasok baterai domestik untuk mengurangi ketergantungan pada impor, sehingga lebih tahan terhadap fluktuasi tarif dan gangguan pasokan global.
Pasar kendaraan listrik di AS saat ini sedang berada di titik kritis. Pertumbuhan penjualan mulai melambat, sebagian akibat harga EV yang masih tinggi bagi sebagian besar konsumen. Produsen asal Tiongkok memanfaatkan celah ini dengan menawarkan model berharga rendah yang menarik minat pembeli di Eropa dan Amerika Latin. Ford berharap, dengan memperkenalkan pikap listrik di segmen harga 30.000 dolar AS, mereka dapat mengamankan pangsa pasar sebelum persaingan semakin ketat. CNBC melaporkan bahwa model ini kemungkinan akan diluncurkan secara resmi pada akhir 2026, dengan pra-produksi dimulai setahun sebelumnya.
Strategi ini juga memperlihatkan perubahan fokus Ford dari semula mengandalkan EV berperforma tinggi seperti F-150 Lightning, ke arah model yang lebih terjangkau namun tetap fungsional. Pikap listrik baru ini diperkirakan akan memiliki jarak tempuh cukup kompetitif di kisaran 250–300 mil per pengisian, serta fitur pengisian cepat yang disesuaikan dengan infrastruktur yang tersedia di AS. Meski demikian, Ford harus menghadapi tantangan dalam memastikan bahwa biaya produksi tetap terkendali tanpa mengorbankan kualitas, mengingat segmen harga ini memiliki margin keuntungan lebih tipis.
Analis industri menilai langkah Ford ini sebagai strategi defensif sekaligus ofensif. Defensif karena melindungi pangsa pasar dari masuknya EV Tiongkok murah, dan ofensif karena memanfaatkan citra merek kuat Ford di segmen pikap yang telah terbukti menjadi pilar penjualan mereka selama beberapa dekade. Financial Times mencatat bahwa keberhasilan strategi ini akan sangat bergantung pada kemampuan Ford menjaga harga jual sambil memberikan nilai tambah yang relevan bagi konsumen Amerika.
Dengan investasi besar di Louisville, fokus pada efisiensi produksi, dan target harga agresif, Ford berharap dapat mengubah lanskap persaingan kendaraan listrik di AS. Jika strategi ini berhasil, bukan hanya Ford yang diuntungkan, tetapi juga industri otomotif Amerika yang tengah mencari cara untuk mempertahankan daya saing di tengah tekanan global dari produsen Asia.

