Oreo

Reese’s dan Oreo Bersatu, Raksasa Camilan Cari Nafas Baru

(Business Lounge – Global News) Di tengah perlambatan konsumsi makanan ringan global, dua merek paling ikonik dari dunia permen dan biskuit—Reese’s dan Oreo—memutuskan bersatu dalam strategi pemasaran kolaboratif yang mengejutkan. Hershey dan Mondelez International, perusahaan induk dari masing-masing merek, mengumumkan kerja sama baru dalam bentuk produk hibrida: Reese’s Oreo Cup dan Oreo Reese’s Cookie. Kolaborasi ini, seperti dilaporkan oleh The Wall Street Journal, merupakan respons langsung terhadap tekanan pasar terhadap industri makanan ringan yang mulai mengalami kejenuhan dan pergeseran selera konsumen.

Hershey, terkenal dengan produk cokelat dan peanut butter cup legendarisnya, dan Mondelez, pemilik Oreo, ingin menciptakan sinergi antara dua kekuatan ritel terbesar dalam kategori permen dan biskuit. Produk baru ini menggabungkan elemen-elemen khas dari kedua merek: cokelat lembut dan isian kacang dari Reese’s dipadukan dengan kue hitam dan krim putih ikonik milik Oreo.

Menurut WSJ, peluncuran produk ini bukan hanya strategi jangka pendek untuk memicu keingintahuan pasar. Alih-alih, ini mencerminkan tren yang lebih luas di kalangan perusahaan makanan global, yaitu memaksimalkan potensi merek mapan melalui kemitraan lintas lini. Di tengah tekanan margin, perubahan gaya hidup, dan munculnya kompetitor dari produk makanan sehat atau alami, brand besar seperti Hershey dan Mondelez mulai lebih agresif dalam mencari cara baru untuk mempertahankan relevansi.

Presiden divisi inovasi Mondelez mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan hasil dari observasi mendalam terhadap perilaku konsumen muda, khususnya generasi Z dan milenial, yang memiliki kecenderungan kuat terhadap produk nostalgia dengan sentuhan eksperimental. Oreo dan Reese’s sudah memiliki basis penggemar yang solid secara global, dan penggabungan keduanya diharapkan menciptakan semacam “cultural moment” yang bisa viral di media sosial, meningkatkan brand engagement tanpa biaya iklan besar-besaran.

Fenomena “kolaborasi makanan besar” ini bukanlah hal baru, namun semakin menjadi norma. Sebelumnya, McDonald’s pernah bekerja sama dengan BTS, Taco Bell membuat menu kolaborasi dengan artis Doja Cat, dan KFC bahkan sempat bereksperimen dengan Crocs sebagai merchandise. Dalam konteks ini, Hershey dan Mondelez menggunakan taktik serupa, tapi fokus pada kekuatan ritel: menciptakan produk nyata yang bisa langsung dibeli di toko, bukan hanya gimmick media sosial.

Bloomberg mencatat bahwa pasar makanan ringan global mengalami perlambatan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun permintaan tetap stabil, pertumbuhan volume penjualan mulai stagnan, terutama di pasar-pasar maju seperti Amerika Serikat dan Eropa. Para analis menilai bahwa konsumen kini semakin selektif, lebih sadar terhadap kandungan gizi, dan cenderung mencari variasi baru yang lebih sehat. Hal ini membuat merek-merek tradisional seperti Reese’s dan Oreo menghadapi tantangan besar untuk berinovasi tanpa mengkhianati identitas merek yang telah dibangun selama puluhan tahun.

Kolaborasi ini juga menunjukkan bagaimana perusahaan besar mencoba menciptakan “buzz” dengan cara cepat dan relatif murah. Daripada menginvestasikan dana besar untuk meluncurkan merek baru yang berisiko gagal di pasar, menggabungkan dua ikon dengan pengakuan global menawarkan jaminan visibilitas dan loyalitas instan. Bahkan sebelum produk ini secara resmi dirilis ke rak supermarket, unggahan tentang Reese’s Oreo Cup sudah mulai viral di platform seperti TikTok dan Instagram.

Namun tak semua pengamat optimistis. Beberapa kritikus industri makanan, seperti dikutip oleh Financial Times, menyebut tren ini sebagai “inovasi kosmetik”—yakni perubahan bentuk dan nama yang tidak secara substansial menjawab tren kesehatan atau keberlanjutan yang lebih luas. Dengan kandungan gula dan kalori yang relatif tinggi, Reese’s Oreo Cup berisiko mendapat reaksi negatif dari konsumen yang lebih sadar gizi. Meski demikian, bagi banyak penggemar loyal, kombinasi dua rasa favorit ini sudah cukup untuk mendorong rasa penasaran dan pembelian spontan.

Dari sisi distribusi, Mondelez dan Hershey dikabarkan akan memanfaatkan saluran ritel yang sudah mereka kuasai selama puluhan tahun. Produk kolaborasi ini akan tersedia di toko swalayan besar di AS, Kanada, dan beberapa pasar Eropa, sebelum perlahan diperluas ke Asia dan Amerika Latin. Penggunaan edisi terbatas dan strategi peluncuran bertahap juga menjadi bagian dari upaya menciptakan kesan eksklusivitas dan urgensi pembelian.

Reuters mencatat bahwa respons awal investor terhadap pengumuman ini cukup positif. Saham Mondelez naik tipis 0,8% sementara Hershey mencatatkan kenaikan harian terbesar dalam sebulan terakhir. Para analis menilai bahwa meski dampak keuangan dari produk ini mungkin kecil dalam konteks pendapatan tahunan perusahaan yang mencapai miliaran dolar, sinyal agresivitas dan inovasi tetap penting dalam membangun narasi pertumbuhan.

Lebih jauh, kolaborasi ini mencerminkan transformasi strategi bisnis di sektor makanan kemasan. Perusahaan tidak lagi hanya menjual produk—mereka menjual pengalaman, cerita, dan identitas. Konsumen muda tidak hanya mencari rasa, tetapi juga koneksi emosional, memori masa kecil, dan peluang untuk berbagi sesuatu yang unik secara daring. Dalam konteks inilah, Reese’s Oreo Cup bukan hanya permen atau biskuit, tapi sebuah simbol dari bagaimana dua kekuatan besar mencoba merespons waktu yang berubah.

Apakah produk ini akan bertahan lama di pasar, atau hanya menjadi tren musiman yang cepat pudar, masih belum dapat dipastikan. Namun yang jelas, kolaborasi ini menunjukkan bahwa di dunia makanan ringan global, kreativitas adalah mata uang baru—dan tidak ada lagi batasan yang pasti antara cokelat dan biskuit.