(Business Lounge – Business Insight) Baru saja dikabarkan bahwa perusahaan pembuat smartphone asal Tiongkok, Xioami menempati perusahaan smartphone terbesar ketiga di dunia, Xiaoami harus menelan kenyataan pahit bahwa posisinya kini digeser oleh saingannya Lenovo.
Rabu (29/10), perusahaan riset IDC mengeluarkan pernyataan bahwa perusahaan Tiongkok Xiaomi telah menjadi pembuat smartphone terbesar ketiga di dunia. Namun ternyata kemenangan ini hanya berumur pendek.
Kamis (30/10), raksasa teknologi Tiongkok Lenovo menggeser kedudukan Xiaomi dengan setelah mengakuisisi Motorola dari Google dengan nilai $ 2,9 miliar (34.8 triliun rupiah). Kesepakatan itu berarti bahwa Lenovo, produsen PC terbesar di dunia, sekarang menduduki peringkat ketiga dalam pangsa pasar smartphone global.
Xiaomi, yang digembar-gemborkan sebagai “Apple”nya Tiongkok oleh karena mendistribusikan 17,3 juta smartphone pada kuartal ketiga (5,3% dari pasar smartphone global), menurut IDC. Tetapi dengan mengakuisisi Motorola, Lenovo yang semula memiliki 5,2% pangsa pasar melompat menjadi 7,4%. Penghitungan ini dengan menggabungkan penjualan Lenovo pada kuartal ketiga.
Juga menurut IDC, Apple memiliki pangsa pasar 12%, sementara Samsung adalah 23,8%, menurut IDC.
Secara kebetulan, angka 7,4% ini adalah angka yang sama ketika pada unit PC, Lenovo mengakuisisi IBM pada tahun 2005, yaitu memiliki pangsa pasar 7,4%. Hari ini, Lenovo mendominasi pasar PC dengan pangsa pasar 19,9%.
Mengakuisisi Motorola telah membuat Lenovo melalui serangkaian proses yang rumit serta proses pengawasan yang telah berlangsung sejak Januari lalu. Kombinasi proses tersebut segera mengangkat posisi Lenovo di Amerika Utara dan Amerika Latin sambil memberikan akses ke Eropa Barat.
Google mengakuisisi Motorola pada tahun 2012 seharga US $ 12,5 miliar (150 triliun rupiah) dengan harapan dapat memperoleh daya tarik dalam membuat dan menjual perangkat mobile. Tetapi konsumen sebagian besar tetap membeli mobile phone dari saingan, hal ini menjadikan langkah akuisisi ini diperhitungan sebagai salah satu kegagalan Google yang sebenarnya jarang sekali terjadi.
Meskipun dijual Motorola dipastikan menderita kerugian hampir $ 10 miliar (120 triliun rupiah), Google masih mempertahankan hak untuk sebagian besar hak paten Motorola. Namun demikian, Lenovo mendapat sekitar 2.000 hak paten dalam kesepakatan dan lisensi untuk beberapa orang lain.
“Kami ingin menjadi pembuat smartphone nomor satu di planet ini,” demikian dikatakan Brion Tingler, juru bicara Lenovo seperti dilansir oleh Fortune. “Banyak orang mengatakan bahwa Lenovo dapat menduduki peringkat satu dunia, seperti yang sebelumnya telah lebih dulu dilakukan Lenovo pada bisnis PC-nya.”
Lenovo atau Xiaomi, merupakan cara baik dari Tiongkok untuk berada pada tempat ketiga dengan aspirasi naik lebih tinggi.
ruth/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana

