KTT Iklim: Negara-negara Berkembang Menuntut Pertanggungjawaban Negara-negara Maju

(Business Lounge – News & Insight) Para pemimpin dunia yang telah hadir dalam KTT Iklim pada Selasa (23/9) telah mendesak adanya tindakan yang lebih ambisius dari PBB untuk memerangi perubahan iklim. Namun Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan untuk adanya pertemuan yang dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk mencapai tindakan nyata. Karena direncanakan untuk mengadakan KTT lanjutan pada tahun depan di Perancis.

KTT Iklim Selasa (23/9) adalah acara pertama sejak KTT Kopenhagen yang juga diadakan untuk membahas perubahan pada tahun 2009. KTT ini juga diadakan sebagai pertemuan puncak PBB yang diadakan setelah puluhan ribu berunjuk rasa di seluruh dunia.

Perancis Memberikan Dana

Dalam KTT kemarin (23/9) Perancis berjanji akan memberikan dana senilai US $ 1 miliar untuk Green Climate Fund. Selain Perancis, Jerman pun menjadi penyumbang ke lembaga baru yang akan membantu negara-negara yang dinilai paling parah akibat perubahan iklim.

Presiden Perancis, Francois Hollande juga mengatakan bahwa konferensi Paris tahun depan haruslah memberikan kesepakatan secara “global dan ambisius” serta dapat memperingatkan bahwa perubahan iklim akan menimbulkan “ancaman bagi perdamaian dan keamanan dunia.”

Obama Merespons

Presiden AS Barack Obama menyikapi hasil KTT Iklim ini dengan mengatakan bahwa “ancaman yang berkembang dan mendesak dari perubahan iklim” pada akhirnya akan “menentukan kontur abad ini secara lebih dramatis dibandingkan isu-isu lainnya”.

“Kami tahu apa yang harus kita lakukan untuk menghindari kerusakan parah yang dapat terjadi. Kami harus mengurangi polusi karbon di negara kami sendiri untuk mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim,” demikian dikatakan Obama mewakili Amerika yang merupakan penyumbang emisi karbon kedua. Obama pun menyanggupi apabila membutuhkan kongres AS untuk meratifikasi perjanjian yang akan dibuat berkaitan dengan antisipasi perubahan iklim ini.

Obama pun menadakan pertemuan di New York dengan Zhang Gaoli yang mewakili Presiden Xi Jinping yang berhalangan hadir. Dalam pertemuan tersebut Obama mengatakan bahwa baik Tiongkok maupun AS memiliki tanggung jawab khusus untuk memimpin antisipasi atas perubahan iklim. Zhang mengakui bahwa Tiongkok memang telah melampaui Amerika Serikat sebagai penghasil karbon nomer satu di dunia. Tiongkok pun sedang membuat pengurangan intensitas karbon dan akan mengumumkannya pada tahun depan.

Penolakan Negara-negara Berkembang

Negara-negara berkembang telah menolak keras penandatanganan sebuah kesepakatan yang mengikat tanpa adanya komitmen yang kuat dari AS. Perlu dicatat bahwa negara-negara maju bertanggung jawab atas terjadinya perubahan iklim.

Negara-negara kepulauan kecil memang sedang dilanda ketakutan sebab perubahan iklim akan benar-benar dapat memusnahkan mereka yaitu apabila air laut terus naik. Mereka pun harus terpaksa meninggalkan tanah air mereka dan pergi mengungsi.

Seperti yang dikatakan perdana menteri kepulauan Pasifik, Enele Sosene Sopoaga, “Masa depan Tuvalu ada di tangan Anda. Semua keragu-raguan, penyangkalan, demi kepentingan berbagai industri telah berakhir. Demikian ia mengatakan bahwa saat ini bukannya lagi saatnya menyangkal bahwa perubahan iklim itu akan berdampak negatif.

uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana

Image: antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x