(Business Lounge – Manage Your Finances) Sebuah perusahaan tidak dapat berjalan ketika kehabisan working capital (modal kerja). Untuk sebuah bisnis model sangat diperlukan menghitung modal kerja yang diperlukan dalam seluruh periode perencanaan bisnis. Jenis bisnis apapun, berapa ukuran sebuah perusahaan dari nilai omset atau assetnya dan berada di lokasi apapun perusahaan membutuhkan modal kerja untuk menjalankannya.
Secara sederhana working capital didefinisikan sebagai berapa uang (cash) yang harus tersedia untuk operasional sehari-hari sebuah perusahaan. Dari contoh yang sederhana bila sebuah toko roti yang memiliki penjualan 100 roti sehari dengan harga 10.000 rupiah per unit dan biaya pembuatan yang dikeluarkan satu roti adalah 5.000 rupiah per unit, maka modal kerja yang dibutuhkan adalah 500.000 rupiah sehari. Apabila roti dijual dengan tunai tidak akan ada masalah, namun bila roti dijual dengan hutang yang dibayar tiga hari kemudian, maka untuk memenuhi kebutuhan tiga hari itu dibutuhkan modal kerja sebesar 1.500.000. rupiah.
Setelah perusahaan berkembang dan menjadi lebih kompleks maka working capital didapatkan dari perbedaan antara current asset dikurangi current liabilities. Current asset secara sederhana terdiri dari Cash, Inventory, Account Receivable dan Marketable securities, sedangkan Current Liabilities terdiri dari account payable, accrued expenses, notes payable, current portion long term debt. Dari contoh PT XYZ maka nilai working capital adalah selisih antara 160.000 dolar AS dikurangi 65.000 dolar AS sama dengan 95.000 dolar AS.
Dari definisi tersebut pengelolaan modal kerja berarti pengelolaan komponen-komponennya agar terjadi modal kerja yang selalu positif, contohnya untuk inventory dikenal dengan inventory management yang bisa berkaitan dengan accounts payable. Semakin lama jumlah hari perputaran inventory perusahaan, maka semakin banyak kebutuhan modal kerja. Melalui teknologi pengelolaan seperti just in time bisa membuat nilai working capital selalu positif. Modal kerja adalah ukuran likuiditas perusahaan, efisiensi dan secara keseluruhan adalah kesehatan sebuah perusahaan, merupakan sejumlah kegiatan bisnis perusahaan seperti inventory management, debt management, revenue collection, payment to suppliers.
Perbedaan yang positif merupakan kondisi yang aman dari perusahaan, dimana perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya kepada pihak ketiga dan bila negatif menjadi kondisi yang tidak aman bagi perusahaan sebagai indikasi ketidakmampuan membayar kewajiban jangka pendeknya. Dalam praktek bisnis biasanya setiap industri memiliki standar tersendiri untuk rasio modal kerja ini yang bisa diukur melalui Current Ratio yaitu rasio yang didapat melalui perbandingan Current Asset dibagi Current Liabilities. Dalam mengevaluasi sebuah permohonan kredit, rasio ini menjadi indikator kemampuan perusahaan mengembalikan pinjamannya.
Jadi modal kerja sangat perlu untuk dikelola dengan baik, kekurangan modal kerja menyebabkan perusahaan akan berhenti beroperasi dan tentunya membuat bisnis menjadi gagal. Untuk perusahaan yang banyak mengeluarkan biaya di depan (upfront cost) seperti perusahaan manufaktur atau perusahaan lain, memerlukan cara yang tepat agar modal kerja tetap stabil.
Fadjar Ari Dewanto/Managing Partner Business Advisory Vibiz Consulting/VMN/BL