(Business Lounge – News and Insight) Dalam tur enam harinya di Amerika Latin, Presiden Rusia Vladimir Putin sempat mampir ke Kuba, sekutu Soviet pada Perang Dingin yang terjadi antara Moskow dengan Eropa dalam persengketaan Ukraina. Pada kesempatan ini, kedua Negara menandatangani sekitar selusin perjanjian di berbagai bidang seperti energi, industri, kesehatan dan pencegahan bencana.
Proyek Bersama Rusia dan Kuba
Dalam proyek-proyek perminyakan di Kuba khususnya di sekitar Boca de Jaruco di pantai utara, Perusahaan-perusahaan Rusia akan ikut berpartisipasi. Kerjasama ini akan memperpanjang deposito minyak lepas pantai seperti yang tercantum pada situs pemerintah Kuba Cubadebate.
Kesepakatan lainnya yang ditandatangani adalah berkaitan dengan infrastruktur pada sebuah proyek pelabuhan yang baru di Kuba dengan harapan Kuba akan menjadi “regional shipping center” yang akan menarik lebih banyak investor asing.
Selain itu Rusia memang sedang mencari kesempatan untuk memperluas keberadaan angkatan militernya di seluruh dunia, termasuk meminta izin untuk kapal angkatan lautnya dapat menggunakan pelabuhan di Kuba dan di tempat lain di Amerika Latin. Sebuah kapal intelijen Rusia telah berlabuh di Havana pada beberapa kesempatan dalam beberapa bulan terakhir.
Menghapuskan 90% Hutang Kuba
Pada kesempatan ini, Moskow juga berkenan menghapuskan 90% hutang Kuba di era Soviet dengan total mencapai $ 35miliar. Sisanya akan diinvestasikan dalam bidang pendidikan di Kuba. Presiden Kuba Raul Castro menganggap ini sebagai suatu kemurahan hati Rusia bagi Kuba.
Putin pun kembali menegaskan akan penentangannya atas embargo AS atas Kuba yang telah berlangsung selama 52 tahun yang bertujuan mengisolasi Negara komunis baik sisi ekonomi dan finansial.
Pada kunjungan ini, Putin pun menyempatkan diri menemui Fidel Castro, mantan pemimpin Kuba yang berjaya mulai 1976 hingga 2008.
Kesamaan Ideologi yang Menyatukan
Havana dan Moskow memiliki sejarah bersama pada saat berlangsungnya Perang Dingin antara Soviet dan AS. Tidak dapat dipungkiri, ideologi dan sama-sama sebagai oposisi AS telah menyatukan kedua Negara ini. Tetapi ketika pada tahun 1990-an Soviet mengalami keruntuhan, hubungan keduanya menjadi renggang, apalagi hal ini berdampak berkurangnya subsidi Soviet pada Kuba sejumlah miliaran dolar.
Pada Desember 2000, tak lama setelah pemilihan pertama, Putin mengunjungi Kuba dan berjanji untuk menghidupkan kembali hubungan mereka.
Kunjungan Ke Negara-negara Amerika Selatan
Putin berencana untuk menghadiri pertemuan kepresidenan dari Negara-negara BRICS di Fortaleza, Brasil, sekaligus menghadiri final piala dunia. Dalam kesempatan ini juga akan dilakukan serah terima “tuan rumah Piala Dunia” kepada Rusia yang berkesempatan menjadi tuan rumah pada Piala Dunia 2018.
Negara-negara Amerika Selatan yang ada pada jadwal kunjungan Putin ini telah menunjukkan simpati mereka atas posisi Rusia pada konflik yang saat ini terjadi dengan Ukraina. Bahkan salah satu surat kabar resmi Kuba melihat krisis Ukraina sebagai sebuah perjuangan melawan ekstremisme sayap kanan yang mengancam etnis Rusia di Ukraina.
Dalam kunjungan ke Negara-negara Amerika Selatan ini putin ingin menunjukkan terimakasihnya atas dukungan Amerika Selatan pada inisiatif internasional Rusia, termasuk demiliterisasi luar angkasa, dan memperkuat keamanan informasi internasional.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana