(Business Lounge – World Today) – Dalam hal komunikasi yang efektif dengan pesawat dan kapal militer tentunya sangat penting sekali. Karena hal itu untuk mencegah terjadinya ketegangan yang akhirnya bisa menjadi konflik.
Kode etik bernama CUES (Code for Unplanned Encounters at Sea) menjadi salah satu yang mengemuka dalam simposium angkatan laut Pasifik Barat yang beranggotakan Amerika Serikat (AS), Cina, Filipina, Jepang dan beberapa negara lain di Qingdao, Cina. Kesepakatan ini dibuat karena meningkatnya sengketa udara dan perairan di Laut Cina Timur dan Selatan.
Bagi pesawat dan kapal angkatan laut saat bermanuver dan berkomunikasi ketika bersimpangan, ada kode etiknya. Kesepakatan bersama itu sifatnya tidak berlaku pada insiden di daerah perairan suatu negara dan tidak mengikat.
Kode etik disepakati para pemimpin angkatan laut (AL) Asia Pasifik, sebab ini menyangkut komunikasi efektif antara pesawat dan kapal militer. Hal ini untuk mencegah terjadinya ketegangan menjadi konflik
Tapi diharapkan semua anggota mematuhi kode etik itu di semua daerah, termasuk irisan Laut Cina Selatan dan Timur. Sekalipun ada suatu negara yang tidak langsung memberikan jawaban ketika ditanya.
Benturan sudah sering terjadi sejak 2012, yaitu antara pesawat dan kapal militer Jepang dan Cina. Di sekitar kepulauan Laut Cina Selatan.
Sudah sering terjadi penjaga pantai Cina dan pesawat angkatan laut harus berhadapan dengan pesawat dan kapal dari negara-negara Asia Tenggara. Negara Asia dan pejabat AS sudah sering mengedepankan masalah ini, tapi selama bertahun-tahun yang berujung nihil.
Rut Sinta/VM/BL
Editor : Fanya Jodie
Foto : Wikipedia