(Business Lounge – Business Today) – Salah satu maskapai populer, Lion Air sepertinya sedang berusaha untuk mendapatkan peluang bisnis di bidang perbaikan pesawat. Dikabarkan, Lion Air kini tengah membangun fasilitas pemeliharaan pesawat senilai $250 juta di Batam yang bertujuan mencuri peluang bisnis perbaikan pesawat.
Bandar udara Changi, adalah pusat lalu lintas udara di Asia Tenggara yang menampung banyak perusahaan penyedia jasa perawatan, perbaikan, dan overhaul selama beberapa dekade terakhir menyusul kebijakan pemerintah Singapura yang ramah terhadap dunia usaha.
Lion Technic, salah satu unit Lion Group menyatakan akan membangun empat hangar, fasilitas perbaikan komponen, overhaul, dan perbaikan mesin di Batam. Keputusan Lion Technic membangun pabrik di lokasi itu adalah karena kedekatannya secara geografis dengan Singapura. Jejaring logistik yang telah mapan di Singapura akan memudahkan mereka dalam pencarian suku cadang, demikian keterangan Romdani Adali Adang, presiden Lion Technic di hadapan wartawan yang berkunjung ke lokasi pabrik, Kamis.
Dua hangar pertama akan beroperasi pada akhir tahun 2013, sementara dua lainnya akan siap pada Juni 2014. Masing-masing hangar dapat menampung tiga pesawat berbadan ramping seperti Boeing 737s atau satu pesawat berbadan lebar seperti Boeing 747.
Lion Air, kini menjadi maskapai lokal terbesar Indonesia, telah berekspansi secara pesat dengan memusatkan perhatian pada penerbangan domestik berbiaya murah. Maskapai itu belum mencapai kepopuleran di dunia internasional sebelum melakukan pemesanan Boeing 737s sebanyak 230 unit tahun lalu, diikuti dengan pemesanan 234 unit Airbus A320 secara terpisah pada Maret.
Lion memiliki setidaknya 120 unit pesawat serta tambahan dua Boeing 737s serta satu pesawat turboprop setiap bulan. Sebagian besar pesawat kini diterbangkan ke Malaysia atau Singapura untuk kepentingan perbaikan.
Fasilitas yang rencananya selesai dibangun pada 2016 tidak hanya akan memenuhi kebutuhan pesawat Lion Air semata, tapi juga menjadi alternatif murah dibandingkan Singapura.
Dalam pembangunan fasilitas itu, Lion mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh Badan Keselamatan Penerbangan Eropa, atau EASA, selain berupaya mendapat sertifikasi dari EASA agar dapat melayani pesawat dari maskapai penerbangan asing.
Pabrik pemeliharaan itu nantinya akan mampu mempekerjakan sebanyak 2000 orang dan menjadi fasilitas pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul terbesar milik maskapai.
(FJ/FJ-BL, WSJ)