Newsweek Mengakhiri Era Media Cetak

(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Newsweek mengakhiri 80 tahun perannya dalam industri media massa cetak, terhitung sejak tanggal 31 Desember, dan beralih ke format online. Keputusan ini menjadikan Newsweek sebagai majalah dengan angka pembaca tertinggi yang menyerah dalam industri media cetak.

Sampul depan majalah yang terbit Senin memperlihatkan potret kantor lama Newsweek di Manhattan, lengkap dengan tagar atau hashtag Twitter #lastprintissue (edisi cetak terakhir) yang terpampang di depan gambar. Newsweek pada Oktober menegaskan rencana untuk beralih ke format digital, dan kini menjadi bagian situs berita dan komentar The Daily Beast.

Tina Brown, yang sempat menjabat pemimpin redaksi Newsweek, juga merupakan pemimpin redaksi The Daily Beast, media di bawah kontrol IAC/Interactive Corp.
Transisi Newsweek adalah sinyal tentang bagaimana media cetak tradisional terus berjuang di tengah-tengah eksodus pembaca dan pengiklan ke internet.
Sejak 2005, sirkulasi Newsweek turun sebesar sekitar separuh menjadi 1,5 juta. Jumlah halaman iklan merosot lebih dari 80%. Kerugian tahunan Newsweek keseluruhan mencapai $40 juta (Rp 386 miliar).
Biaya berlangganan publikasi terbaru berbentuk digital yang dinamai Newsweek Global sebesar $4,99 (Rp 48 ribu) untuk satu edisi, atau setara dengan harga majalah. Biaya berlangganan selam setahun adalah $24,99 (Rp 241 ribu).
Promosi Newsweek akan terbantu oleh Daily Beast, situs yang terbit cuma-cuma. Traffic Daily Beast tumbuh 36% tahun lalu menjadi lima juta pengunjung per bulan, demikian keterangan comScore, lembaga penelitian pasar.
Di bawah kepemimpinan Brown, yang juga pernah memimpin New Yorker dan Vanity Fair, Newsweek dikenal sebagai media dengan sampul yang provokatif. Salah satu sampul yang pernah ramai dibicarakan adalah gambaran Putri Diana seandainya beliau masih hidup saat berusia 50 tahun.
Newsweek didirikan pada 1933 oleh mantan editor luar negeri Time, Thomas J.C. Martyn. Newsweek berpuluh-puluh tahun lekat dengan keluarga Amerika. Newsweek menghadirkan beragam berita, mulai Perang Vietnam hingga ulasan film.
Edisi pertama Newsweek terbit 17 Februari 1933 dengan harga 10 sen. Untuk berlangganan, biayanya $4 per tahun, seperti yang tertera pada sampul edisi pertama.
Pada 1961, Newsweek dibeli oleh Washington Post Co. Namun, beberapa dekade kemudian, internet mulai merajai lingkaran media. Washington Post akhirnya menjual Newsweek senilai $1 ke Sidney Harman, dua tahun lalu. Ia adalah seorang pengusaha peralatan audio yang nantinya menggabungkan Newsweek dan Daily Beast.
Harman meninggal tahun lalu. Keluarganya pada Juni menarik dukungan finansial dari proyek gabungan itu, sehingga IAC menjadi pemilik utamanya. Pergerakan Newsweek ke arah online mengakibatkan majalah Time, penguasa pasar media cetak mingguan berdasarkan Biro Audit Sirkulasi (Amerika Utara), tidak lagi memiliki pesaing jangka panjang.

Endah Caratri, sebagai Head Management Research Vibiz Research Center menambahkan bahwa keputusan yang dilakukan Newsweek untuk mengakhiri perannya dalam industri media massa cetak merupakan keputusan yang tepat untuk kembali meraih pangsa pasar dari pelanggan Newsweek sendiri. Terlebih lagi untuk tahun-tahun ini dimana semakin banyak para pengiklan dan pembaca berita yang eksodus ke online. Semua perkembangan ke arah online ini sangat mempengaruhi strategi bisnis dari Newsweek untuk dapat tetap bertahan dan memperoleh omzet yang mampu bersaing.

 

 

(Managedaily/AA/TML)