(Business Lounge – Business Today) – Dari dunia teknologi, dikabarkan valuasi pasar Samsung Electronics Co jatuh hampir $9 miliar karena investor masih cemas soal melambannya pertumbuhan keuntungan di divisi mobile Samsung.
Investor khawatir pertumbuhan keuntungan dan penjualan produsen ponsel terbesar dunia itu akan tetap lamban. Kompetisi dalam industri ini kian ketat, sementara itu ponsel dengan harga lebih murah membuat harga ponsel global jatuh. Ponsel menjadi sumber keuntungan utama Samsung dalam dua tahun terakhir dan menyumbang lebih dari 50% laba operasi mereka. Samsung juga membuat semikonduktor, televisi, dan peralatan rumah tangga.
Beberapa pesaing Samsung mulai mengurangi harga smartphone-nya. Motorola Mobility milik Google minggu ini mulai mendiskon smartphone Moto X di Amerika Serikat dari $550 menjadi $339. Ini jauh lebih murah ketimbang smartphone Galaxy S4 Samsung yang dihargai sekitar $600 tanpa kontrak.
Saham Samsung ditutup turun 4,6% pada Kamis menjadi 1,31 juta won, yang membuat valuasi pasar Samsung turun ke 192,8 triliun won. Ini adalah kejatuhan 9,3 triliun won atau kira-kira $8,8 miliar. Kejatuhan ini turut menurunkan indeks saham acuan Korea Selatan, Kospi, sebesar 2,2%.
Ini menjadi penurunan persentase terbesar bagi Samsung dalam satu hari pada periode tujuh bulan terakhir. Juni lalu valuasi pasar Samsung pernah turun drastis saat investor mulai kehilangan kepercayaan atas pertumbuhan pendapatan Samsung. Tahun lalu saham Samsung jatuh 9,9% sedangkan indeks Kospi naik 0,7%.
“Ketidakpastian soal pendapatan Samsung membuat saya waspada,” kata Im Jeong-jae dari Shinhan BNP Paribas Asset Management, dengan portofolio sebesar $7,2 miliar dalam saham Korea.
Samsung menolak berkomentar.
Analis memprediksi laba operasi Samsung di kuartal IV naik 9,2% dari setahun sebelumnya menjadi 9,65 triliun won, sementara penjualan sebesar 60,4 triliun won. Jika benar, pertumbuhan laba Samsung seolah berhenti mendadak, mengingat labanya sempat tumbuh 26% pada kuartal III. Samsung dijadwalkan mengumumkan proyeksi kuartal IV pada Selasa, dan pendapatannya pada akhir bulan ini.
Analis memprediksi divisi mobile Samsung mencatatkan laba operasi sebesar 6,2 triliun won, naik 14% on year tetapi turun 8% dari kuartal III.
“Persentase smartphone non-premium tampaknya meningkat di antara produk Samsung, sehingga mengurangi margin,” kata Doh Hyun-woo, analis Mirae Asset Securities. Menurutnya, menguatnya nilai mata uang won membuat produk Samsung kurang kompetitif di luar negeri, sehingga mempengaruhi pendapatan perusahaan. Doh juga menyoroti bonus yang tinggi bagi pegawai Samsung dapat menekan laba.
Analis juga cemas soal jatuhnya harga perangkat TV, akibat persaingan dari produk buatan kompetitor asal Cina yang lebih murah. Samsung telah mencoba merebut perhatian pasar dengan memperkenalkan TV layar lengkung, namun harganya yang mahal membuat konsumen berpaling.
Bagaimana masa depan Samsung selanjutnya? Kita tunggu saja berita selanjutnya
(FJ/FJ-BL, WSJ)

