Pandemi Lahirkan Konsep Micro Wedding

(Business Lounge Journal – Entrepreneurship)

Salah satu bisnis yang sangat terdampak oleh pandemi Covid adalah event organizer. Kondisi yang terjadi di seluruh dunia ini telah memaksa semua acara yang sekalipun telah terencana jauh sebelumnya, mau tidak mau harus dibatalkan. Little Creek Events, adalah sebuah event organizer di Ojai, California yang telah memiliki setidaknya 20 acara pernikahan untuk diselenggarakan pada tahun ini. Namun pada akhir Maret, Kat Ferguson, sang pemilik bisnis, harus dengan besar hati menerima pembatalan serta penundaan tanpa batas dari seluruh kliennya. Dalam sebuah interview yang dimuat pada laman resmi bisnisnya, Kat menceritakan perjuangannya untuk bangkit.

Model bisnis yang dimilikinya telah banyak membantu orang menyelenggarakan acara mulai dari perayaan ulang tahun, pernikahan, bahkan sampai kematian. Dia merasa bahwa bisnis seperti ini tidak akan ada habisnya. Bayangkan saja, kliennya rata-rata akan memesan paket pernikahan untuk minimal 120 orang tamu dengan kisaran biaya yang dikeluarkan berkisar setara dengan 400juta hingga 600 juta rupiah.

Namun ketika pandemi mulai melanda California, Kat pun dengan begitu cepat kehilangan bisnisnya hingga 80%. Para klien mengajukan pembatalan pernikahan sehingga ia pun harus mengembalikan pembayaran yang sudah dilakukan oleh para kliennya dan ini memukul bisnisnya.

Tetapi, ia mulai memperhatikan bagaimana beberapa pasangan tetap melangsungkan pernikahan mereka di tengah situasi tidak ada gedung atau hotel yang membuka layanannya. Tidak memperdulikan seperti apa bentuk perayaan yang mereka adakan, pernikahan tetap berjalan. Bahkan secara darurat, ada yang memakai ruangan pada gedung pengadilan hingga sebuah gerai Honda Center sebagai tempat pernikahan mereka. Sebuah pernikahan yang jauh dari kata layak untuk didokumentasikan.

Merasa iba, Kat pun kembali menghubungi para kliennya dan mengajukan sebuah konsep pernikahan yang berbeda. Bukan kebetulan bisnis yang Kat rintis ini berlokasi di sebuah daerah artistik di kaki Pegunungan Topatopa dekat Santa Barbara. Sehingga ia pun mengajukan konsep yang jauh dari sebuah perayaan pernikahan yang sebelumnya ia miliki. Alih-alih membuat pesta yang besar, ia mengajukan sebuah konsep perayaan outdoor di tempat-tempat yang indah, tempat-tempat bertabur bunga, dan membuat dekorasi yang menawan tetapi hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat dengan jumlah maksimal 12 orang.

Maka Kat pun membuat bisnis baru di bawah bendera The Reimagined Wedding. Sebuah upacara pernikahan yang sangat instagrammable pada sebuah lokasi outdoor di meditation center di Ojai, lengkap dengan bunga-bunga berwarna merah muda, kursi anyaman, sampai taman kaktus yang ditata dengan sangat baik. Kat membuat sebuah kapel pernikahan dengan sangat artistik.

Dengan kisaran harga setara dengan 42 juta hingga 64.5 juta rupiah, klien mendapatkan paket pernikahan yang memuaskan dan sangat layak untuk didokumentasikan. Kat pun tidak hanya menyediakan lokasi, tetapi ia juga menyediakan dokumentasi dan semua yang dibutuhkan para tamu termasuk masker-masker yang cantik.

Kat sudah memulai bisnisnya yang baru sebagai respon dari kebutuhan pernikahan di tengah pandemi dan ini dikatakannya akan menjadi model bisnis yang berkelanjutan. Kat berencana untuk tetap mempertahankan konsep pernikahan mikro, bahkan setelah pandemi mereda.

RB/VMN/BLJ