Maraknya Perusahaan Smartphone, Ancam Xiaomi?

(Business Lounge – Global News) Banyak perusahaan baik besar maupun kecil yakin bahwa mereka dapat mengalahkan Xiaomi Corp. asal Tiongkok, terutama dalam permainan anggaran smartphonenya sendiri, demikian seperti dilansir oleh WSJ. Hal ini pun meningkatkan kompetisi dan mengancam keuntungan dari pasar smartphone terbesar di dunia.

Xiaomi telah mengubah pasar smartphone terbesar di dunia dengan menjual ponsel canggih dengan harga rendah, dengan harapan bahwa penjualan aplikasi dan aksesoris, seperti game mobile dan headphone, akan mengisi harga yang dipotong tersebut. Sebagai imbalannya, Xiaomi memenangkan valuasi sebesar USD 46 miliar dari investor swasta dan sebuah posisi di antara startups terbesar di dunia.

Sekarang orang lain mencoba hal yang sama. Perusahaan gadget terbesar di Tiongkok, Lenovo Group Ltd., Huawei Technologies Ltd., dan ZTE Corp., telah meluncurkan saingan Xiaomi.

Xiaomi Tersaingi oleh Spin-off Asal Lenovo

Lenovo dalam beberapa pekan terakhir mulai menjual smartphone pertamanya yang merupakan spin-off dari model baru Xiaomi yang disebut ZUK. Seperti Xiaomi, Lenovo akan menjual smartphone canggihnya dengan harga anggaran sekitar USD 280 atau sekitar IDR 3,9 juta melalui penjualan online, sehingga memotong biaya pemasaran. Chief executive ZUK, Chang Cheng, mengambil kesempatan untuk mengalahkan Xiaomi dengan “menggunakan Xiaomi”.

Dalam sebuah interview, Chang mengatakan bahwa orang lain dapat dikalahkan dengan menggunakan model milik orang itu sendiri, demikian sepert dilansir oleh WSJ. Pernyataannya ini menunjukkan bahwa Lenovo telah bekerja untuk menyaingi Xiaomi, meskipun Chang dan timnya masih memikirkan konsep dari arti nama ZUK.

Xiaomi vs Huawei

Jingwen Wang, analis dari perusahaan riset pasar Canalys berpendapat bahwa akan sulit bagi Xiaomi untuk bisa bertahan diposisi atas dengan adanya tantangan dari vendor lokal seperti Huawei. Xiaomi yang merupakan pembuat smartphone Tiongkok papan atas dengan 15,9% pengiriman pada kuartal kedua, tetapi Huawei yang tumbuh dengan cepat berhasil mengejarnya dengan 15,7% penjualan.

Sejauh ini Huawei telah meluncurkan serangan balik paling sukses dengan smartphone Honor-nya, yang dijual dengan cara yang sama dengan Xiaomi, melalui online. Ponsel Honor membantu meningkatkan pengiriman smartphone Huawei sebesar 48% pada kuartal kedua dari kuartal pertama, menjadikannya pesaing yang tumbuh paling cepat di Tiongkok.

Saingan Xiaomi Bukan Hanya dari Bran Besar

Kekhawatiran Xiaomi tidak dibatasi pada pertumbuhan dari sesama perusahaan smartphone besar saja, tetapi juga dari perusahaan-perusahaan minoritas yang juga semakin berinovasi. Di antara perusahaan-perusahaan kecil, misalnya Qihoo 360 Technology Co, perusahaan pembuat software antivirus, berencana untuk menjual ponsel dengan merek barunya, Qiku pada bulan September ini. Tidak hanya itu, situs streaming video yang mirip dengan Youtube asal Tiongkok, LeTV, telah meluncurkan smartphone barunya LeMax pada awal tahun ini

Banyak Perusahaan Smartphone Berkembang Secara Tiba-tiba

Faktor di balik maraknya smartphone Tiongkok dan semakin sengitnya persaingan adalah sekelompok produsen kontrak smartphone Tiongkok yang telah memecahkan hambatan bagi para perusahaan. Salah satunya adalah Wingtech Communications, yang merancang dan memproduksi beberapa model smartphone untuk Xiaomi, Huawei, dan Lenovo. Perusahaan ini juga menyediakan toko aplikasi, manajemen data besar, dan layanan penting lainnya untuk model Xiaomi. Wingtech telah membantu sejumlah merek smartphone model baru menjadi pemimpin pasar.

Banyaknya Pesaing Baru Mengancam Pasar Smartphone Tiongkok

Munculnya saingan-saingan baru menjadi ancaman bagi industri luas yang baru di Tiongkok yang merupakan daerah asal para pembuat ponsel yang telah bersaing keras untuk membuat handphone yang lebih besar dan lebih cepat. Beberapa analis memperingatkan bahwa jika pasar smartphone Tiongkok berakhir dengan dibagi kepada banyak perusahaan, tidak ada pesaing yang akan mendapat keuntungan.

Alvin Wiryo Limanjaya/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana
Image: Business Lounge

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x