Hampir sepertiga investor individu negara Tiongkok, sekitar lebih dari 20 juta orang, meninggalkan bursa saham Shanghai yang menurun bulan lalu. Angka investor ritel yang memegang saham pada akun mereka turun menjadi 51 juta pada akhir Juli dari 75 juta pada akhir Juni, menurut China Securities Depository & Clearing Corp., agensi pemerintah yang melacak akun. Indeks Shanghai Composite mengalami masa sulit penurunan bulanan terbesar selama 6 tahun, jatuh 14%.
Tidak seperti di Amerika Serikat, di mana institusi-institusi mendominasi perdagangan saham, investor ritel merupakan penguasa di China, yang memiliki sekitar 80% saham terdaftar yang dapat diperdagangkan, menurut bank investasi China International Capital Corp. (CICC).
Upaya penyelamatan negara tidak dapat mencegah penurunan harga saham di Shanghai dan Shenzhen, yang mulai pada pertengahan Juni, dan berlanjut hampir sepanjang bulan Juli. Ketika bulan Juli berakhir, para investor di China mengalami apa yang dinamakan paper loss yaitu kerugian ketika harga jatuh di bawah harga yang harus dibayarkan.
Pelemahan bursa Shanghai banyak diakibatkan oleh aksi jual saham-saham yang diperdagangkan. Juga pelemahan terjadi karena tertekan oleh penurunan harga komoditas seperti minyak dunia.
Data negatif ekonomi juga semakin memberikan kekuatiran pelaku pasar bursa saham. Seperti aktivitas pabrik Tiongkok yang tergelincir pada bulan Juli, menunjukkan semakin lesunya sektor manufaktur di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini. Hal ini mencerminkan kecenderungan terus melemahnya permintaan di dalam dan luar negeri, sektor properti anjlok, menambahkan tekanan dari pasar saham.
Industri kunci seperti baja, semen dan pertambangan terus berjuang menghadapi kelebihan kapasitas. Sektor ekspor juga tertekan oleh melemahnya permintaan luar negeri.
Akibat gejolak tersebut, tidak mengherankan kalau pasar saham China hanya memperoleh sedikit investor baru. Jumlah investor yang membuka rekening baru dalam pekan yang berakhir 24 Juli turun 20% dari bulan Juli.
Namun ada juga investor yang mau tidak mau kembali lagi ke pasar saham. Investasi di sektor perumahan begitu mahal. Imbalan pada rekening tabungan bank, yang masih menjadi tempat yang paling populer bagi warga China untuk menaruh uang mereka, cenderung rendah.
Warga China adalah para penabung besar, yang menyisihkan sebanyak 50% dari pendapatan mereka, berdasarkan data Bank Dunia. Pemerintah berharap untuk menyalurkan beberapa pendapatan tersebut dari bank ke pasar modal, tapi untuk saat ini harapan tersebut sepertinya tidak mungkin.
Bursa Shanghai merupaka bursa saham terbesar di Tiongkok, yang didirikan pada 26 November 1990 dan mulai beroperasi pada 19 Desember 1990. Bentuk bursa saham ini merupakan organisasi nirlaba yang dikelola oleh China Securities Regulatory Comiision. (CSRC).
Shanghai Composite SSE Composite (dikenal sebagai “Shanghai Composite”), yang merupakan indikator paling sering digunakan untuk mencerminkan kinerja pasar SSE. Indeks penting lainnya yang digunakan di Bursa Efek Shanghai termasuk Indeks SSE 50 dan Indeks SSE 180.
Pada Mei 2012, sejumlah 932 perusahaan mencatatkan sahamnya di SSE. Pada Desember 2011, harga saham-saham di SSE mencapai AS$2,3 triliun dalam kapasitas pasar global.
Jam perdagangan di bursa SSE adalah 09:30 -11:30 dan 13:00 -15:00 setiap hari kecuali Sabtu, Minggu, dan hari libur yang ditetapkan oleh pengelola bursa di Tiongkok tersebut.
Dodo/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
image : antarafoto