(Business Lounge Journal – Global News)
New Hope Corporation, salah satu perusahaan tambang batubara terkemuka di Australia, terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan meskipun menghadapi tantangan di pasar global. Menurut laporan dari The Courier Mail, produksi batubara perusahaan meningkat sebesar 32% setelah tantangan hukum terkait ekspansi Tahap 3 di tambang New Acland dihentikan oleh Oakey Coal Action Alliance (OCAA). OCAA memutuskan untuk menghentikan tantangan hukum mereka karena kesulitan mempertahankan perjuangan hukum jangka panjang, dan memilih untuk memfokuskan sumber daya mereka pada potensi ekspansi Tahap 4. Selain itu, peningkatan output dari tambang Bengalla, yang sekarang memproduksi 13,4 juta ton per tahun, juga berkontribusi pada kenaikan ini. CEO New Hope, Rob Bishop, mengaitkan keberhasilan ini dengan efisiensi kontrol biaya dan rencana pertumbuhan strategis, meskipun harga batubara mengalami penurunan. Perusahaan juga mengumumkan dividen interim sebesar 19,0 sen per saham dan menyetujui pembelian kembali saham senilai $100 juta.
Sementara itu, pasar batubara global menunjukkan tanda-tanda perubahan. Reuters melaporkan bahwa impor batubara kokas di Asia turun ke level terendah dalam tiga tahun pada Februari, dengan penurunan signifikan dari China dan India. Di India, impor menurun menjadi 4,56 juta ton, terendah sejak Desember 2021, karena peningkatan impor baja dan pembatasan pemerintah pada impor kokas. China juga mengalami penurunan impor ke level terendah dalam 18 bulan, sebagian karena penurunan musiman dalam produksi baja dan peningkatan pasokan dari Mongolia. Meski demikian, ada harapan untuk pemulihan impor batubara kokas mulai April.
Menurut laporan dari Reuters, produksi listrik di China mengalami penurunan pada Januari dan Februari 2025, menandai ketiga kalinya terjadi sejak 1990-an. Produksi listrik termal, yang sebagian besar didorong oleh batubara, turun 5,8% dalam dua bulan pertama tahun ini. Permintaan terpengaruh oleh musim dingin yang luar biasa hangat, menandai musim dingin terhangat yang tercatat dalam lebih dari enam dekade.
Di sisi lain, harga batubara internasional menunjukkan tren menurun. Blog Bank Dunia mencatat bahwa harga batubara telah menurun dari puncaknya pada tahun 2022, tetapi tetap di atas rata-rata 2017-2021. Konsumsi batubara global mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022, dipimpin oleh India dan China. Namun, harga diperkirakan akan menurun sebesar 28% pada tahun 2024 dan 12% lagi pada tahun 2025.
Meski menghadapi tantangan ini, New Hope tetap optimis. Australian Financial Review melaporkan bahwa perusahaan menikmati keuntungan dari harga batubara yang kuat dan akuisisi yang tepat waktu, dengan laba semester pertama melonjak menjadi $115,6 juta. Selain itu, New Hope sedang mempertimbangkan akuisisi tambang batubara metalurgi Kestrel untuk mempercepat ekspansinya. CEO Rob Bishop menyatakan bahwa perusahaan akan mengevaluasi apakah tambang Kestrel cocok dengan strategi pertumbuhan mereka.
Meskipun ada tantangan di pasar batubara global, New Hope Corporation menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang melalui strategi pertumbuhan organik dan akuisisi yang tepat waktu. Keberhasilan ini mencerminkan kemampuan manajemen perusahaan dalam menavigasi dinamika pasar yang kompleks dan memanfaatkan peluang yang ada.