Stanislas Wawrinka Akhirnya Juara Grand Slam

(Business Lounge – Be Your Self) – Seperti tak percaya saat menyaksikan di layar televisi saat pertandingan sedang berlangsung di game ke empat dimana Rafael Nadal yang notabene petenis nomor satu dunia dan juara 13 kali grand slam tertinggal 2-1 dari lawannya yang asal Swiss, Stanislas Wawrinka.

Bertanding sebagai underdog dan hanya diunggulkan di posisi kedelapan dalam turnamen Grand Slam perdana Australia Open 2014, namun petenis yang selama ini selalu di bawah ‘bayang-bayang’ rekan senegaranya Roger Federer justru mampu membalikkan semua prediksi maupun fakta yang terjadi di lapangan dengan dirinya berhasil menuntaskan laga selama 2 jam dan 21 menit untuk menggondol gelar juara dengan menumbangkan jagoan Spanyol tersebut dengan skor akhir 6-3, 6-2, 3-6, 6-3 dalam partai panas yang berlangsung di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Minggu kemarin.

Fantastis!.

Jelang laga final berlangsung, hampir tak ada satupun yang memprediksi petenis kelahiran 28 Maret 1985 tersebut untuk keluar sebagai juara kecuali dirinya sendiri dan juga timnya.

Raihan ke babak final pun yang merupakan prestasi terbesarnya untuk pertama kali dalam sejarah perjalanan tenisnya sudah dianggap oleh banyak pengamat maupun para pecinta tenis di seluruh dunia adalah yang paling maksimal dapat dilakukannya.

Lihat saja dari daftar statistik yang ada dari kedua petenis, secara head to head Wawrinka selalu kalah straight set dalam 12 kali pertemuan sebelumnya demikian dari segi ranking dunia maupun pencapaian gelar grand slam juga terlihat jelas bahwa Nadal jauh lebih cemerlang dan menang segala-galanya dibandingkan Wawrinka.

Akan tetapi, apa yang terjadi di atas permukaan lapangan tenis utama kompleks Melbourne Park berubah. Wawrinka yang telah hampir 10 tahun menjalani laga demi laga di arena Grand Slam tampil luarbiasa dengan permainan yang nyaris sempurna.

Selama dua pekan bertanding dalam turnamen tersebut, pemain yang per April 2013 dilatih mantan petenis terbaik Swedia, Magnus Norman mampu mematahkan semua prediksi yang ada dengan mencatat beberapa kemenangan hebat hingga akhirnya berada di laga final.

Wawrinka sukses menenggelamkan juara bertahan, Novak Djokovic yang juga selama ini tidak pernah dikalahkannya dalam 14 kali pertemuan di babak perempat final disusul Tomas Berdych di semifinal. Dan akhirnya langkah fenomenalnya berlanjut dengan menjungkalkan Nadal dengan mencatat 19 servis as dan 53 pukulan winners pada babak pamungkas.

“Saya menyaksikan banyak laga final. Saya belajar dari sana,” ungkap petenis yang akan meroket ke peringkat tiga dunia usai menjuarai Australia Open 2014.

Ya, belajar dari setiap momen yang terjadi dalam hidup ini memang penting. Tetapi belajar dari setiap kekalahan dan kegagalan yang pernah terjadi sangat penting.

Apa yang dialami oleh Wawrinka, mungkin juga dialami oleh Anda, saya, bahkan kita semua. Ada berapa kali peristiwa penting yang berlangsung dan kita berharap dapat meraih sukses di situ tetapi pada kenyataannya sukses yang diharapkan tidak kunjung datang karena kita kembali kalah dan gagal.

Wawrinka telah membuktikannya bahwa kekalahan justru digunakannya sebagai proses pembelajaran untuk meraih sukses. Rasanya mustahil untuk menang, bagaimana mungkin 12 kali bertanding dengan lawan yang sama tetapi hasilnya selalu kalah dan kini dalam pertemuan ke-13 kalinya tentu kekalahan juga mungkin sudah ada di benaknya bagaimana yang penting bermain baik saja dan tidak kalah memalukan.

Tetapi Wawrinka memutuskan TIDAK!.

TIDAK hanya sekedar bermain baik di laga final
TIDAK hanya sekedar meraih poin demi poin
TIDAK hanya sekedar terhindar dari kalah memalukan
TIDAK hanya sekedar jalani babak final sampai selesai dengan hasil kemungkinan besar sama

Wawrinka masuk ke dalam lapangan justru dengan keyakinan yang besar bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Hal ini bukan omong kosong belaka, nyatanya di babak perempat final dirinya sudah membuktikan dengan menundukkan Djokovic, petenis yang kini menduduki nomor dua dunia sekaligus juara Australia Open tahun 2008, 2011, 20012, dan 2013.

Disadari atau tidak, hidup yang kita jalani pun adalah pertandingan. Anda harus ‘fight’ untuk memutuskan hari ini, esok, lusa, dan di masa yang akan datang mau berhasil atau gagal.

Apa yang akan terjadi bagi masa depan Anda semua terletak di tangan Anda. Kalaupun di masa lalu ada kegagalan yang pernah terjadi lupakan karena ukuran sukses yang menanti di masa depan adalah di saat Anda dapat keluar dari bayang-bayang masa lalu dan bangkit untuk berjuang dengan keyakinan yang kuat bahwa Anda pasti berhasil, Anda bukan orang yang gagal terus menerus!.

Kini, Anda tahu persis apa yang menyebabkan Anda kalah. Sekarang waktunya berkata TIDAK pada kekalahan tersebut, TIDAK untuk melakukan kesalahan yang sama, TETAPI  maju dan terus melangkah ke depan.

Lihatlah sesungguhnya kemenangan yang Anda impikan sesungguhnya sudah ada di hadapan Anda.

Maukah Anda meraihnya dengan kesungguhan hati dan berjanji untuk TIDAK menjadi orang yang kalah pada hal yang sama lagi?

“Ever tried. Ever failed. No matter. Try again. Fail better.”

(Pernah mencoba. Pernah gagal. Tidak masalah. Bangun dan mencoba lagi. Jatuh, dengan pencapaian yang lebih baik)

(Nemi/IC/BL)

Foto: Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x