(Business Lounge Journal – Art)
Galeri Gajah dengan bangga mengumumkan keikutsertaannya dalam Frieze Masters 2023 yang menampilkan karya mendiang seniman I Gusti Ayu Kadek Murniasih (Murni) (1966 – 2006). Karya-karyanya merupakan bagian dari bagian Spotlight art fair tersebut, yang didedikasikan untuk para pionir seni avant-garde dari seluruh dunia.
Bekerja sebagai seniman di Bali dari pertengahan tahun 90-an hingga awal tahun 2000-an, Murni terus-menerus menantang klise. Hasil karyanya sering kali tidak sesuai dengan kebanyakan lukisan Bali yang menggambarkan kesenian Bali yang terkait mitos dan legenda. Hasil karya Murni justru fokus pada hal-hal yang sangat pribadi. Dalam ajang Frieze Masters tahun ini, karya-karyanya pun seakan menentang apa artinya menjadi seorang “master” – sebuah istilah yang telah lama digunakan hanya untuk seniman barat, laki-laki, dan yang terlatih secara akademis.
Berfokus pada karya-karya Murni di tahun 1990-an, karya-karya dalam presentasi ini menyoroti periode transformasi penting bagi sang seniman, saat ia mengasah suara artistiknya dan menggali lebih dalam interioritasnya. Selama masa tersebut, ia melukis bersama seniman kawakan I Dewa Putu Mokoh, yang mengenalkannya pada lukisan Bali gaya Pengosekan. Namun Murni secara garis besar tetap belajar seni secara otodidak. Karya-karya dalam presentasi ini menangkap evolusinya dari kanvas yang lebih pucat dan berwarna tanah—yang memiliki jejak gaya tradisional Bali—menjadi lukisan yang dipenuhi warna-warna cerah, komposisi yang semakin jenaka dan sureal, serta penggambaran tubuh yang berkembang secara drastis.
Karya-karya subversif Murni menghilangkan rasa malu yang dirasakan banyak perempuan pada masanya—dan melalui pertunjukan-pertunjukan retrospektif, juga generasi-generasi berikutnya. Dia dianggap sebagai seorang “maestro”: bukan karena dia menyempurnakan tradisi atau gaya tertentu, tetapi karena dia mengukir jalannya sendiri.

