(Business Lounge Journal – News and Insight)
Sering kali kita mendengar kalimat-kalimat yang terdengar “lazim” di dunia entrepreneurship. Misalnya: “I have not failed. I’ve just found 10,000 ways that won’t work.” – Thomas Edison atau “Success is walking from failure to failure with no loss of enthusiasm.” – Winston Churchill.
Semua kalimat-kalimat tersebut tentu saja tidak muncul dengan sendirinya, melainkan berdasarkan pengalaman demi pengalaman yang akhirnya membentuk sebuah kalimat positif. Namun apakah semua berlaku demikian?
Kebanyakan kalimat berikut ini pun pada umumnya dianggap sesuatu yang benar. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua pebisnis memiliki pendapat yang sama. Berikut apa yang dikatakan oleh para pebisnis seperti yang dimuat oleh majalah Entrepreneur.
Do what you love and you’ll never work a day in your life. Secara sederhana kalimat ini dapat diartikan bahwa jika Anda melakukan apa yang Anda sukai maka Anda tidak akan merasa bahwa Anda sedang bekerja.
Namun bagi Michael Bosstick, pendiri dan CEO Dear Media, kalimat di atas adalah sesuatu yang sangat menyesatkan. Michael selalu melakukan apa yang ia sukai dan hal tersebut memungkinkannya untuk membangun brand dan bisnis yang kompetitif. Namun Michael mengakui bahwa diperlukan sebuah kerja keras. Beberapa hal yang harus menjadi fokus baginya adalah mulai dari mengelola tim dan mengelola proses sebuah bisnis, semuanya bukan hal yang datang dengan mudah.
Karena itu Michael mengubah statment di atas menjadi: Do what you love and you will be able to take on all the hard work that’s required to build a career or business – Lakukan apa yang Anda sukai dan Anda akan dapat mengatasi semua kesulitan pekerjaan yang diperlukan untuk membangun karier atau bisnis.
Michael menegaskan bahwa selalu dibutuhkan kerja keras bahkan ketika melakukan apa yang kita sukai.
Hire a head of X sooner than later – Secara sederhana kalimat ini dapat diartikan bahwa kebutuhan untuk merekrut mereka yang menjadi head pasti sesuatu yang harus dilakukan seara cepat maupun lambat.
Sean Knapp, pendiri dan CEO, Ascend.io memberi pendapatnya atas statement di atas. Bagi Sean, para penasihat dan investor akan selalu memberi tahu Anda untuk segera merekrut para senior, seperti kepala pemasaran, head of engineers, sales head, dan lain-lain. “Saya yakin sebagian besar perusahaan merekrut para “pembesar” terlalu cepat atau mempekerjakan mereka yang direkrut dari organisasi yang terlalu besar, di mana eksekutif tidak dapat “menurunkan skala” yang dimilikinya menjadi lebih efektif pada tahap awal,” demikian pendapat Knapp.
Banyak orang sering melihat bagaimana para “pembesar” tersebut dipekerjakan dengan segera. Kemudian mereka akan membawa pula para wakil mereka. Knapp lebih suka merekrut para “letnan” – demikian ia memberikan sebutan. Sedangkan untuk mendapatkan akses kepada para leaders sebagai advisors dan coaches, ia lebih suka melakukannya pada tahap selanjutnya.
Have a great 30-second pitch. Secara sederhana kalimat ini ingin menggambarkan untuk membuat sebuah presentasi business idea secara sangat singkat.
Untuk statement di atas, Vicki Von Holzhausen selaku pendiri dan CEO von Holzhausen berpendapat bahwa adalah tidak masuk akal untuk menyederhanakan tujuan bisnis yang sebenarnya rumit. Bagi Holzhausen, jika langkah itu merupakan hal yang sederhana, maka semua orang akan melakukannya. Perusahaan seperti yang dimilikinya mempunyai sebuah pendekatan multi-cabang yang menyediakan banyak jalan menuju kesuksesan. Namun memang dibutuhkan waktu lebih lama untuk memahami saat presentasi. “Jadi kami berkonsentrasi pada lingkaran bisnis yang sudah peduli dengan masalah apa yang sebenarnya ada dan dampaknya. Saat Anda mengidentifikasi audiens yang tepat, mereka memiliki minat, kesabaran, dan daya penerimaan yang diperlukan untuk hal-hal yang lebih kompleks,” terang Holzhausen.
Build an MVP – Minimum Viable Product.
Ryan Woodbury, salah satu pendiri dan co-CEO Needed mengatakan membuat MVP dapat justru menimbulkan risiko. Ketika kualitas dan kepercayaan konsumen serta para pakar benar-benar menjadi sesuatu yang penting, maka penting untuk mempertimbangkan dengan hati-hati, apakah meluncurkan MVP justru akan lebih berisiko.
Misalnya, ketika sedang akan memperbaiki kategori produk yang mengalami kerusakan parah — dalam kasus kami, vitamin prenatal — sebuah MVP tidak akan memotongnya. Kami harus mendesain ulang vitamin prenatal sepenuhnya dari bawah ke atas. Tapi pekerjaan itu terbayar, karena prenatal kita adalah terkenal untuk memenuhi kebutuhan wanita secara optimal.”
Fake it ’til you make it.
Namun Kara Brothers, President Starface World Inc memiliki pendapat yang berbeda. Bagi dia, ‘berpura-pura’ akah jauh lebih membuat stres dibandingkan ketika dia dengan terbuka mengatakan tentang apa yang ia tidak tahu. Kara Brothers mengakui bahwa bagaimana ia sampai kepada perannya saat ini sebagai seorang pemimpin, tidak melalui sebuah keragu-raguan. Sebab pada akhirnya ia jelas lebih suka bertanya dan tetap selalu ingin tahu daripada berpura-pura bahwa ia mengetahui semua jawabannya.
Scale revenue, and everything else will fall into place. Kalimat ini ingin menyampaikan bahwa ketika Anda meningkatkan revenue Anda, maka segala sesuatunya pasti akan berjalan sebagaimana mestinya.
Nick Bodkins, cofounder dan CEO Boisson menyatakan bagaimana semula ia memiliki pendapat yang sama dengan statement di atas. Namun berjalannya waktu, ia berpendapat bahwa segala sesuatunya telah berubah. Pendiri perusahaan pengecer minuman nonalkohol ini mengatakan bahwa banyak brand telah menghabiskan puluhan bahkan ratusan juta dari venture capital, untuk membangun brand yang mereka miliki. Namun pada kenyataannya, mereka masih belum dapat memperoleh keuntungan. Apa yang menyebabkannya?
Hal ini dikarenakan, business model mereka yang belum berjalan dengan baik. “Sehingga saya fokus setiap hari bukan pada scala revenue, melainkan pada kebalikannya. Kami memiliki daya tarik yang luar biasa pada kategori kami, tetapi kami harus memastikan bahwa saat kami menangkap permintaan, kami memahami pengungkit dan unit ekonomi kami,” jelas Bodkins.
Jadi tidak semua entrepreneurship quotes itu memang dapat diterapkan dalam segala keadaan. Sebab keadaannya belum tentu selalu sama dengan apa yang dialami oleh si pemilik quotes.