Siapa Saja Startup Ternama Indonesia yang Sudah Tutup?

(Business Lounge Journal – News)

Belakangan ini beberapa startup mengalami kebangkrutan. Hal penting yang perlu digarisbawahi adalah, nama besar bukanlah sebuah jaminan seperti yang terjadi pada Airy Room, Fabelio, dan JD.ID yang sekarang ini sudah bangkrut dan terpaksa gulung tikar.

Faktor penyebabnya beraneka ragam, tapi salah satu faktor penyebabnya karena keadaan pasar yang jatuh secara drastis sejak pandemi Covid-19,

Berikut ini perusahaan-perusahaan startup terkenal yang terpaksa bangkrut:

  1. JD.ID

Pada 31 Maret 2023, JD.ID secara resmi menutup semua layanannya. Mengenai ini diumumkan dari laman resmi JD.ID, yang mana para pelanggannya mendapatkan informasi ini setelah membuka layanan e-commerce-nya.

Setya Yudha Indraswara selaku Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID menyatakan bahwa ini adalah keputusan yang sangat penting dari JD.COM untuk maju di pasar internasional dengan memusatkan perhatian pada pembangunan jaringan rantai pasok antar negara dengan dengan logistik dan pergudangan sebagai fokus utamanya.

Satya pun membenarkan mengenai ditutupnya layanan pada 31 Maret 2023. Menurut informasi dari laman resminya, Per 15 Februari 2023 JD.ID sudah menghentikan penerimaan pesanan.

  1. CoHive

Startup yang bergerak di bidang penyedia ruang kerja berbagi atau co-working space ini diputuskan pailit berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Register No: 231/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Jkt.Pst, tertanggal 18 Januari 2023.

Startup ini berdiri sejak 2015 sebagai proyek-proyek internal perusahaan modal ventura East Ventures yang sebelumnya bernama EV Hive, menyediakan ruang kerja bersama dengan komunitas perusahaan rintisan yang portofolio juga bukan. EV Hive ini memiliki dua lokasi ruang kerja yaitu BSD dan Jakarta Selatan.

Namun pada tahun 2017, proyek ini berubah nama menjadi Cocowork dan terakhir menjadi CoHive, sejak diambil alih oleh Jason Lee, Ethan Choi, dan Carlson Lau.

CoHive mengubahkan pusat perhatiannya dan melakukan ekspansi besar di banyak lokasi dan kota setelah kepemilikannya beralih dan berhasil mencapai pendanaan seri B di antaranya dari Insignia Ventures.

Pada Desember 2020, CoHive telah mencapai 30 lokasi yang dioperasikan dengan total luas area 60.000 meter persegi di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan.

  1. Stoqo

Startup ini juga tutup gulung tikar sejak 2020 yang lalu. Perusahaan ini melakukan usaha business to busines, yang memasok bahan makanan segar misalnya telur, cabai sampai ampas kopi ke restoran atau gerai makanan.

Sejak terjadinya pandemi maka bisnis inipun rusak sehingga dengan terpaksa pada tanggal 21 April 2020 manajemen mengumumkan ke semua karyawannya bahwa operasional perusahaan berhenti dan esoknya perusahaanpun tutup.

Ada sebanyak 250 karyawan yang bekerja sejak berdirinya Stoqo. Perusahaan ini dimodali oleh beberapa investor seperti Mitra Accel, Monk’s Hill Ventures, Insignia Ventures Partners, dan Alpha JWC Ventures.

  1. Airy Rooms

Perusahaan ini berhenti secara operasional pada tanggal 31 Mei 2020. Alasannya karena keadaan yang tidak sama dengan sebelum pandemi.

Sebelum pandemi Covid-19 merebak, bisnis hotel aggregator sempat berkembang pesat. Melalui platform online banyak perusahaan yang bekerjasama dengan pemilik properti dari hotel sampai motel kecil untuk menawarkan penginapan.

Louis Alfonso Kodoatie, CEO Airy Rooms Indonesia menyampaikan alasan mengapa ditutupnya bisnis tersebut, yaitu karena memikirkan banyak hal, dan salah satunya adalah keadaan pasar yang hampir jatuh drastis akibat pandemi Covid-19.

  1. Fabelio

Startup yang bergerak dibidang desain furnitur dan interior ini dinyatakan bangkrut. Berdasarkan pengumuman dari surat kabar menurut putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober 2022, yang menyetujui pemberian putusan pailit pada PT. Kayu Raya Indonesia atau Fabelio.

Pada akhir tahun 2021, Fabelo dituding telah menunggak pembayaran gaji karyawan sejak bulan oktober.Selain itu juga ada tudingan bahwa perusahaan tersebut terus memotong dana dari gaji karyawannya namun tidak membayar BPJS Ketenagakerjaan karyawan sejak 2020, dan tidak hanya itu perusahaan tersebut juga menyuruh pegawai secara paksa untuk berhenti bekerja dengan memakai anggota organisasi massa tertentu.

  1. Sorabel

Startup ini secara resmi berhenti pada 30 Juli 2020. Setelah pemimpin perusahaan menyuratkan ke karyawannya bahwa perusahaan telah berupaya keras memberikan yang terbaik untuk menyelamatkan perusahaan namun dengan terpaksa harus mengambil jalan likuidasi, sehingga diambilnya tindakan penghentian semua karyawan tanpa terkecuali.

Menurut berita yang tersiar, Sorabel berhenti gulung tikar karena kehabisan modal dan mengalami kesulitan penggalangan dana baru di masa pandemi.

  1. Beres.id

Perusahaan asal Malaysia Kaodim sudah memberikan pernyataan bahwa mereka akan berhenti beroperasi pada 1 Juli 2022, termasuk anak usaha mareka di Indonesia yaitu Beres.id

Kaodim merupakan startup yang menawarkan marketplace jasa sebagai perantara antara konsumen dengan penyedia jasa servis AC, kebersihan rumah sampai pekerja konstruksi. Tidak hanya di Indonesia namun Kaodim juga beroperasi di Singapura dan Filipina, namun sayangnya startup inipun tutup pada bulan depan.

Kaodim telah sukses mengumpulkan dana sebesar US$17,6 juta sejak berdiri pada 2015.

  1. Qlapa

Startup ini memiliki perbedaan dengan startup-startup sebelumnya, karena bukan karena alasan pandemi. Perusahaan ini berhenti beroperasi pada 2019 yang lalu, karena kalah bersaing dengan e-commerce lain seperti Bukalapak Cs dan Tokopedia.

Manajemen Qlapa merilis pernyataan di situs resminya bahwa sekitar 4 tahun yang lalu mereka mendirikan Qlapa dengan misi memberdayakan perajin lokal. Tidak sedikit pengalaman naik turunnya dalam menjalankan bisnis tersebut yang dianggap sebagai perjalanan yang sangat berkesan dan mereka mengucapkan banyak terima kasih kepada para penjual, pelanggan dan media yang selama ini sudah memberikan respon positif dan dianggap sebagai sebuah dukungan luar biasa yang membesarkan hati.