Startup “AI generatif” sedang Ramai Menjadi Incaran VC Dunia

(Business Lounge Journal – Tech)

ChatGPT masih menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan saat ini. Bahkan para Venture Capital pun sedang mengincar para startup yang terkait dengan kemampuan “AI generatif” tersebut.

Namun apa sih ChatGPT itu sebenarnya?

Secara umum ChatGPT merupakat chatbot yang didasari oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Prototipenya sudah dapat dicoba oleh publik sejak akhir tahun lalu. Bahkan ChatGPT pun sempat viral di media sosial.

Chatbot ini dapat melakukan interaksi percakapan secara canggih dengan para penggunanya. Disebut canggih karena si chatbot dapat menerima instruksi atau pertanyaan dalam bentuk teks lalu memberikan jawaban dengan sangat baik. Bahkan seakan-akan Anda sedang berbicara dengan manusia.

Misalnya, Anda ingin meminta ChatGPT menerjemahkan sebuah paragraf berbahasa Inggris, Anda cukup mengetikkan perintah “translate ke bahasa Indonesia”, maka chatbot pun akan segera menerjemahkan tulisan tersebut dengan tata bahasa yang sangat baik.

Tetapi tidak hanya itu, ChatGPT juga mampu membuatkan Anda sebuah puisi dengan tata bahasa yang sangat baik, memberikan penjelasan cara kerja sebuah benda, membuat tulisan esai, dan banyak hal lain yang berbasis teks. Keren banget kan?

ChatGPT dikembangkan oleh OpenAI, sebuah perusahaan yang berbasis di Amerika dan fokus mengembangkan AI. Namun demikian ChatGPT telah dapat menerima instruksi dalam bahasa Indonesia dan pengguna pun akan mendapatkan jawaban dalam bahasa yang sama.

Jadi Incaran VC

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita sedang memasuki sebuah era ketika teknologi didasari oleh Artificial Intelligence. Ada banyak startup yang juga mengembangkan bisnisnya berdasarkan kecerdasan buatan ini.

Salah satunya adalah Jasper, perusahaan pembuatan konten yang menggunakan teknologi di balik ChatGPT, Jasper telah berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar $125 juta (setara dengan 1,8 triliun rupiah) dalam pengumpulan dan seri A pada bulan Oktober yang lalu. Adapun perusahaan tersebut dinilai sebesar $1,5 miliar.

Startup lainnya adalah Copy.ai. Pesaing Jasper ini juga menggunakan ChatGPT untuk pemasaran. Copy.ai telah berhasil mengumpulkan dana sebesar $11 juta dalam Seri A pada Oktober 2021.

Sederet nama startup lainnya pun banyak yang telah mendapatkan pendanaan. Ada AI generatif untuk perawatan kesehatan, dengan startup seperti Atropos Health yang berfokus pada dokter, ada juga perusahaan data perawatan kesehatan sintetik Syntegra yang keduanya telah mengumpulkan pendanaan dalam 12 bulan terakhir.

Lainnya adalah startup pengeditan video berkemampuan AI, Runway yang telah mengumpulkan dana sebesar $50 juta pada pendanaan seri C di bulan Desember lalu. Sementara Creative Fabrique dengan desain yang disempurnakan AI, baru saja mengumpulkan $61 juta (setara dengan 92 miliar rupiah) pada bulan ini, Januari 2023.

Di bidang pendidikan, ada startup teaching feedback (umpan balik pengajaran) yang dihasilkan AI, TeachFX, yang mengumpulkan $10 juta pada bulan September, dan Perusahaan buku teks yang disempurnakan AI, Prof Jim, dengan putaran awal senilai $1 juta pada Januari 2022. Masih banyak lagi sederet nama startup yang sedang antri untuk mendapatkan pendanaan.

Grace Isford salah seorang Partner di Lux Capital, mengungkapkan bahwa saat ini kita telah sampai pada titik di mana AI akan diintegrasikan dengan mulus ke dalam alur kerja sehari-hari. Lux Capital adalah sebuah Venture Capital yang bergerak di bidang Science and Tech.

Banjir Startup

Karena akses ke model AI generatif telah menjadi lebih mudah, maka para pendiri startup dapat menjalankan ide mereka menjadi jauh lebih cepat dari sebelumnya. Bagi banyak investor, hal ini menjadi hal yang baik. Mereka percaya bahwa AI generatif bisa ada di mana-mana seperti cloud atau internet.

Namun, tentu saja ada risiko bagi startup yang akan menggunakan ChatGPT hanya semata-mata untuk ChatGPT. Sebab tidak semua perusahaan AI generatif memiliki umur panjang, dan tidak semua sektor memiliki masalah yang dapat diselesaikan oleh AI generatif.

Sebagai contoh, ketika Uber mulai naik daun, maka muncullah Uber untuk hewan peliharaan — aplikasi transportasi hewan peliharaan dan manusia bernama SpotOn. Lalu muncul juga Uber untuk groceries seperti Getir, tetapi hanya sedikit yang berhasil atau transformatif seperti Uber.

Josh Constine, seorang partner di Signal Fire, sebuah Venture Capital mengatakan bahwa untuk saat ini, investor yakin bahwa taruhan mereka pada perusahaan rintisan berbasis AI generatif akan terbayar. Constine juga menjelaskan bahwa ketika sebuah sektor sedang menjadi tren, maka tentu saja akan ada perusahaan yang sedang atau akan bernilai lebih tinggi. Maka akan lebih banyak lagi perusahaan yang muncul. Saat ini para Venture Capital telah mengidentifikasi bahwa banyak bisnis tradisional yang diubah oleh luasnya dan efisiensi AI generatif.

Ini memang masih awal untuk AI generatif dan masih akan ada lebih banyak kasus penggunaan baru yang akan dibuat oleh perusahaan untuk mengembangkan teknologi.