(Business Lounge Journal – General Management)
Manusia diciptakan Tuhan sangat unik dan berbeda dengan makhluk yang lain. Perbedaan yang sangat menonjol adalah manusia memiliki kemampuan, kecerdasan, dan bakat untuk menjadi inovator dalam segala aspek kehidupannya dalam rangka menghasilkan kehidupan yang semakin baik.
Seharusnya apabila setiap manusia memiliki keyakinan yang kuat bahwa dia memiliki kemampuan, kecerdasan, dan bakat dan mau mengembangkannya mengarah pada penciptaan ide-ide baru dan lebih baik, maka inilah yang disebut telah memiliki mindset seorang inovator. Jadi setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi seorang inovator. Inovator diartikan sebagai orang yang memperkenalkan gagasan, metode, dan segala sesuatu yang baru.
Berikut ini adalah karakteristik-karakteristik yang harus dimiliki oleh seseorang yang memiliki mindset seorang innovator. Untuk lebih memperjelas di sini akan diberikan contoh seorang pendidik yang akan melakukan peluang inovasi bagi muridnya:
1. Empati – Untuk menciptakan cara baru dan lebih baik dalam melakukan sesuatu, pertama-tama kita perlu memahami untuk siapa kita menciptakannya. Sebagai contoh seorang pendidik yang ingin melakukan peluang inovasi dimulai dengan pertanyaan, “Apa yang terbaik untuk murid saya?” Bagi seorang pendidik untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik bagi muridnya, maka harus memahami pengalaman belajar mereka dan menempatkan diri pada posisi mereka. Sebagai guru tidak hanya berbicara tentang cara belajar baru, tetapi harus membenamkan diri dalam peluang inovasi ini. Dengan cara ini sang innovator akan dapat memahami apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil dari sudut pandang yang akan menikmati inovasi baru, bukan hanya dari sisi sang inovator saja.
2. Pencari Masalah – Semua inovasi dimulai dari pertanyaan bukan jawaban. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa lebih penting bagi kita untuk mengetahui cara mengajukan pertanyaan yang baik dari pada sekedar meminta jawaban. Penemuan komputer di rumah dimulai dengan fokus, “Bagaimana kita membawa pengalaman komputer yang kuat ke dalam rumah keluarga?” Banyak proyek yang dikembangkan oleh para murid dan mereka mulai dengan penemuan pertama, dan kemudian memecahkan masalah baik secara lokal maupun global. Seberapa sering kita sebagai pendidik membenamkan diri dalam proses serupa? Jika ingin inovatif, kita perlu melihat pertanyaan terlebih dahulu.
3. Pengambil Risiko – Inovator memiliki kemauan untuk mengambil resiko. Mereka memiliki motto seperti “Tidak ada makan siang gratis”. Bagi mereka Tidak ada keuntungan atau inovasi tanpa risiko. Bersiap menambil risiko berarti bersiap menghadapi kesalahan. Inovator belajar bahwa mereka harus mengatasi kesalahan, bereksperimen dengan cara yang terkendali untuk mengambil risiko yang cerdas. Mereka memahami bahwa keuntungan dan pembelajaran jangka panjang akan mengkompensasi kemungkinan kerugian jangka pendek.
4. Berjejaring –Inovasi tidak terjadi secara terpisah, karena sering kali ide-ide yang dibagikan di antara banyak orang mengarah pada pengembangan ide-ide baru yang jauh lebih baik. Pendidik terbaik selalu menciptakan jaringan untuk belajar dari orang lain dan menciptakan ide-ide baru dan kuat. Namun sekarang, banyak yang telah mengambil kesempatan untuk membawa jaringan ke tingkat yang berbeda melalui penggunaan media sosial untuk berbagi dan mengembangkan ide-ide baru. Isolasi adalah musuh inovasi. Jaringan sangat penting jika kita akan mengembangkan “Pola Pikir Inovator”.
5. Jeli – Praktek normal di antara mereka yang dianggap “inovatif” adalah mereka terus-menerus melihat ke sekeliling dunia mereka dan membuat koneksi. Adalah normal untuk memiliki notebook atau menggunakan perangkat seluler mereka untuk merekam ide atau pemikiran di sekitar mereka dan menghubungkannya dengan ide mereka sendiri. Dalam pendidikan, kita sering mencari solusi yang datang dari “pendidikan”, tetapi ketika organisasi di seluruh dunia berbagi praktek dan ide mereka, kita harus memanfaatkan keahlian mereka yang beragam dan belajar dari mereka juga. Kebijaksanaan ada di sekitar kita, kita hanya perlu mencarinya.
6. Kreator – Begitu banyak orang memiliki ide-ide hebat, namun tidak pernah membuahkan hasil. Inovasi adalah kombinasi dari ide dan kerja keras. Percakapan sangat penting untuk proses inovasi, tetapi tanpa tindakan, ide akan hilang begitu saja dan/atau mati. Apa yang Anda buat dengan apa yang telah Anda pelajari sangat penting dalam proses ini.
7. Tangguh – Inovasi yang telah dilakukan tidak selalu berhasil pada percobaan pertama, jadi diperlukan penyesuaian atau pembenahan apa yang diperlukan. Untuk sekedar mencoba sesuatu dan menyerah begitu gagal tidak pernah mengarah pada inovasi. Model seorang pendidik yang hebat setiap hari dalam pengajaran mereka, adalah mereka berusaha mengubah ide bagus mereka menjadi ide brilian.
8. Reflektif – Apa yang berhasil? Apa yang tidak? Apa yang bisa kita lakukan lain kali? Jika kita mulai lagi, apa yang akan kita lakukan secara berbeda? Apa yang bisa kita bangun? Refleksi merupakan bagian terpenting bagi inovator. Sebagai contoh refleksi seorang pendidik adalah tempat pembelajaran yang mendalam terjadi. Untuk mewujudkan hal ini, sangat penting bagi para pemimpin untuk menciptakan budaya di mana jenis karakteristik ini tidak hanya diterima, tetapi juga didorong di semua level. Penting sekali di tingkat kepemimpinan dan seluruh organisasi, karakteristik ini diwujudkan. Bagi banyak orang, menjadi “inovatif” menjadi kata kunci, tetapi jika kita benar-benar memiliki siswa yang inovatif, kita perlu mewujudkan “pola pikir inovator” di semua level.
Dari pembahasan di atas kita bisa menyimpulkan bahwa para inovator bukan seorang yang mudah terikut dengan kondisi tenang dan stabil, tetapi seorang yang memang menolak pikiran mereka ada di daratan yang datar atau di jalur yang mudah. Mereka akan tertantang untuk berpikir lebih rumit dan kompleks, pikiran mereka akan bereksplorasi dengan bebas tanpa batas dengan keyakinan yang kuat dalam diri mereka bahwa mereka dapat menciptakan hal-hal baru yang belum pernah terpikirkan oleh siapapun sebelumnya.
Setiap inovasi besar membutuhkan keberanian. Lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tentu saja, tapi itu satu-satunya cara untuk mendapatkan yang terbaik. Kuncinya adalah Berlatih, Berlatih, Berlatih, Berlatih, Berlatih dan Berlatih, setiap saat.
Inovasi bersifat demokratis, kompetensi tersedia untuk semua. Menjadi lebih inovatif bukanlah tujuan akhir, ini adalah sekedar latihan harian. Namun itu membutuhkan latihan yang disiplin. Tetapi manfaatnya tidak terbatas.
Lakukan inovasi setiap hari, karena pertempuran di era digital ini semakin cepat dan semakin cepat. Kemenangan persaingan bukan ditentukan oleh siapa yang kuat namun oleh siapa yang cepat berinovasi.
Pentingnya inovasi untuk masa depan perusahaan tidak perlu dipertanyakan lagi. Tanpa inovasi perusahaan akan kalah dalam persaingan, ketika dunia saat ini sangat mudah untuk meniru produk yang baru saja diluncurkan. Jadi tidak ada pilihan bahwa inovasi harus ada setiap hari kalau tidak pastilah perusahaan itu akan tergilas dan mati. Secara internal inovasi akan hidup bila ada kebebasan untuk menyampaikan pendapat, jangan harap ada inovasi bila ada pembatasan untuk mengajukan ide.