Tahukah Kamu Mengapa Kulit Belalai Gajah Berkerut ?

(Business Lounge Journal – Do You Know?)

Hewan gajah pasti tidak asing banget buat kita. Banyak yang suka dengan hewan ini, apalagi memiliki belalai panjang yang merupakan ciri khasnya. Pernahkah melihat belalai gajah yang terlihat berkerut? Ternyata kerutan yang terdapat di belalai gajah itu mempunyai fungsi yang penting juga untuk mempermudah gajah.

Ada sebuah studi baru yang menyatakan bahwa kerutan itu bisa membantu hewan mamalia besar ini saat mengambil benda dengan cepat. Contohnya adalah ketika gajah mengulurkan belalainya untuk menggenggam benda, maka kerutan itulah yang memungkinkan hewan ini untuk bisa lebih meregangkan kulitnya. Sehingga membuat belalai melengkung di ujungnya dan membantu gajah bisa mengambil rumput yang kecil. Andrew Schulz yang merupakan penulis utama dari studi ini mengatakan bahwa saat seekor gajah hendak meraih makanan itu sama ketika orang mengulurkan lidahnya. Lidah merupakan jaringan tanpa tulang yang komposisinya mirip dengan belalai gajah.

Dikutip dari Phys, dalam studi ini peneliti memfilmkan dua gajah sabana Afrika disaat mereka meraih dedak dan apel di Kebun Binatang Atlanta. Peneliti mengandalkan juga gambar dari tahun 1908 ketika mempelajari anatomi dari belalai karena para ahli belum pernah melakukan banyak penelitian mengenai biomekanik gajah. Schulz mengungkapkan bahwa saat melihat rekaman kamera berkecepatan tinggi, mereka terkejut bagian atas dan bawah belalai sama sekali berbeda, hal ini diungkapkannya dalam studi saat mempelajari belalai gajah yang berkerut. Dari video tersebut, peneliti mencoba meregangkan jaringan gajah yang dibedah untuk memahami elastisitas kulitnya. Peneliti pun menemukan pada bagian atas kulit yang berkerut itu 15% lebih fleksibel daripada bagian bawah. Bagian punggung belalai gajah menjulur lebih jauh ke depan pada saat diregangkan untuk mengambil benda atau makanan.

Profesor di Woodruff School dan School of Biological Sciences, David Hu, mengatakan bahwa lipatan kulit yang fleksibel adalah inovasi gajah. Lipatan melindungi bagian punggung belalai dan memudahkan gajah meraih ke bawah, mencengkeram saat mengambil sesuatu.

Studi terbaru juga menemukan bahwa belalai gajah mempunyai fitur yang berbeda dengan tentakel pada cumi-cumi dan gurita meskipun sama-sama tanpa tulang dan hanya berisi otot saja.

Secara teleskopik gajah meregangkan belalainya seperti payung, secara bertahap memanjang. Pertama-tama gajah akan memanjangkan bagian yang mencakup ujung dari belalainya, kemudian bagian yang berdekatan dan seterusnya, lalu secara bertahap kembali. Menurut Schulz, gerakan itu disengaja. Bagian ujung belalai ada 1 liter otot dan bagian yang paling dekat dengan mulutnya 11-15 liter otot. Gajah akan meregangkan ujung belalainya, lalu bagian yang berdekatan karena lebih mudah untuk bergerak.

Studi dari belalai gajah mempunyai kulit yang berkerut ini telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). Pemahaman ini membuat upaya konservasi gajah menjadi lebih baik.