(Business Lounge Journal – Tech)
Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat semua orang di dunia kini dapat berinteraksi tanpa batasan jarak dan waktu. Tanpa perlu bertemu langsung, kita dapat berkomunikasi dengan teman atau kerabat yang berada di belahan dunia lainnya. Dengan menggunakan berbagai pilihan alat komunikasi dari telepon, sampai zoom, gmeet, dan lainnya. Namun, akan ada kesulitan bila kita tidak mengerti bahasanya. Hal inilah yang menjadi misi bagi Meta, untuk dapat memahami semua bahasa di dunia. Sebagai informasi ada lebih dari 7000 bahasa yang digunakan di dunia pada saat ini dan 40% di antaranya terancam punah dengan jumlah penutur kurang dari 100 orang. Keberagamana bahasa ini tidak merata di setiap benua, yang paling beragam adalah di benua Asia dan Afrika.
Beberapa bulan lalu, Mark Zuckerberg selaku CEO Meta mengatakan bahwa visi perusahaannya adalah berfokus pada penerjemahan bahasa. Meta ingin memahami semua bahasa di dunia. Kemudian beberapa hari lalu, pada 6 Juli 2022, perusahaan teknologi raksasa di dunia ini mengumumkan NLLB-200, sebuah Kecerdasan Buatan atau AI (Articial Inteligence) yang mampu berbicara dan menerjemahkan 200 bahasa yang berbeda secara real time. Melalui proyek No Language Left Behind (NLLB), yang artinya jangan tinggalkan satu bahasa pun, meta mempunyai misi untuk dapat menerjemahkan bahasa secara langsung tanpa harus melalui bahasa Inggris dahulu.
Untuk menciptakan NLLB-200, para peneliti melakukan wawancara terlebih dahulu kepada penutur bahasa yang kurang terlayani. Hal ini dalam rangka memahami kebutuhan yang ada. Kemudian dilakukan pengembangan teknik data mining baru yang menghasilkan set pelatihan untuk bahasa miskin sumber daya. Kemudian mereka melatih model mereka menggunakan campuran data yang ditambang dan data yang diterjemahkan manusia, dan hasilnya terciptaplah NLLB-200.
Sejumlah 200 bahasa ini terdiri dari bahasa-bahasa dari Benua Asia dan Afrika sampai pada bahasa yang jarang digunakan. Diantaranya bahasa Kamba dari etnis Bantu di Kenya dan juga bahasa Lao (bahasa Laos). Pencapaian NLLB-200 dalam menerjemahkan bahasa Afrika melewati rekor dari Flores-101, model Kecerdasan Buatan milik Beta sebelumnya, yang memiliki kemampuan berbicara dalam 100 bahasa. Dikabarkan NLLB-200 memiliki kemampuan untuk menerjemahkan 55 bahasa Afrika dengan hasil yang excellent, mirip dengan penutur aslinya. Selain itu, NLLB-200 juga dapat meningkatkan kualitas terjemahan rata-rata 44%. Bahkan untuk beberapa bahasa dari India dan Afrika, bisa mencapai lebih dari 70%.
Adapuan NLLB-200 ini rencananya akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan penerjemahan bahasa dalam media sosial milik Meta, yaitu Facebook dan Instagram. Tantangannya saat ini adalah kesulitan untuk menerjemahkan bahasa apabila kedua bahasa tersebut bukanlah bahasa inggris. Hal ini disebabkan karena model bahasa yang digunakan dalam Kecerdasan Buatan tersebut hanya mengandalkan data tertulis yang ada di Internet. Sehingga jika sumber teks dalam bahasa tersebut minim di Internet, maka sistem juga akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan terjemahan yang maksimal. Untuk mengatasi kelemahan ini, maka Meta akan menjadikan NLLB-200 ini bersifat open-source. Dengan kata lain NLLB-200 akan dibuka bagi publik, jadi siapa pun dapat menggunakan, memodifikasi dan bahkan bisa memperbaiki kekurangan sistem tersebut. Bahkan tak tanggung-tanggung demi kesuksesan NLLB-200, Meta berinisiatif untuk memberikan 200.000 dollar AS kepada peneliti atau organisasi nirlaba yang mau mengembangkan teknologi tersebut.
Bagaimana perkembangan teknologi ini? Kita tunggu update selanjutnya.