Update Hepatitis Akut yang Misterius

(Business Lounge Journal – Medicine)

Hepatitis akut sempat menjadi viral dibahas di berbagai sosial media. Kasus kumulatif pada 24 Mei 2022 adalah sebanyak 35 kasus dan disingkirkan 19 kasus sehingga yang diduga adalah 16 orang. Kasus ditemukan di Sumatera Barat, Jambi, Babel, DKI, DIY, Bali, Jatim,Sulawesi dan NTB, Banten, Sulawesi Selatan dengan kasus terbanyak di DKI Jakarta. Tiga kasus kematian anak di Tulungagung juga berada dalam status “pending classification

Secara internasional, antara 5 April dan 26 Mei 2022 tercatat enam ratus lima puluh kasus kemungkinan hepatitis akut dengan etiologi yang tidak diketahui pada anak-anak telah dilaporkan ke WHO dari 33 negara.

Walaupun telah berjalan hampir tiga bulan, namun penyebab terjadinya hepatitis akut berat hingga kini masih belum diketahui dan masih sedang diselidiki. Setiap kasus hepatitis akut dengan etiologi/penyebab yang tidak diketahui ini dapat berkembang menjadi gagal hati akut. WHO menilai risiko di tingkat global sebagai moderat.

Penyakit ini hingga sekarang berjangkit pada usia 5 hingga 20 tahun serta menimbulkan kematian pada tiga orang anak di Indonesia. Gejala yang ditemukan antara lain adalah: demam, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, tubuh berwarna kuning, dan kehilangan kesadaran.

Para ahli mengkuatirkan anak-anak khususnya yang lebih rentan dan mengaitkannya dengan vaksin COVID-19. Saat ini sedang diperiksa terus penyebab penyakit ini dan masih disebut dengan “unknown ethiology” (tidak diketahui sebabnya). Penyakit ini berawal di Inggris lalu Amerika dan Eropa. Selama sebulan ini merebak di Asia seperti Jepang, Singapore, dan Indonesia.

Dalam kasus dengan gejala serupa, peneliti harus menyingkirkan bahwa ini bukanlah penyakit Hepatitis A, B, C, Typhoid, atau demam berdarah yang memiliki gejala yang hampir mirip. Jika sudah tersingkir barulah masuk dalam penyakit hepatitis akut yang misterius ini yang belum diketahui sebabnya.

Di Kanada, lebih dari selusin kemungkinan kasus telah dilaporkan di beberapa provinsi sejak Badan Kesehatan Masyarakat Kanada (PHAC) mengkonfirmasi bahwa beberapa kasus penyakit hati yang parah sedang diselidiki. Sementara di Inggris, garis penyelidikan awal dari pejabat kesehatan Inggris menekankan kemungkinan hubungan dengan Adenovirus, keluarga virus yang biasanya dikenal menyebabkan penyakit flu ringan atau seperti flu, tim Inggris juga memusatkan perhatian pada potensi dampak dari SARS-CoV-2, virus di balik COVID-19.

Di Amerika, CDC Amerika terus memeriksa kemungkinan penyebabnya, termasuk menguji dan mengesampingkan beberapa virus yang biasanya menyebabkan hepatitis (hepatitis A, B, C, D, dan E). CDC mengatakan bahwa Adenovirus telah terdeteksi pada hampir separuh anak-anak dan terus menjadi penyebab utama. Tes laboratorium lebih lanjut sedang dilakukan untuk melihat lebih dekat pada kemungkinan penyebab potensial lainnya, seperti SARS-CoV-2. CDC juga menekankan bahwa penting untuk dicatat bahwa hepatitis parah pada anak-anak tetap jarang terjadi.

Namun, sekiranya orang tua dan pengasuh anak menemukan tanda dan gejala seperti di atas sebaiknya untuk mewaspadai gejala hepatitis, terutama bila timbul gejala menguningnya kulit atau mata dan bersegera untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan terdekat.