(Business Lounge Journal – News)
PT BNI Modal Ventura, sebuah Corporate Venture Capital/ CVC baru saja didirikan oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk sebagai upaya mendukung upaya perseroan untuk melakukan transformasi digital. Dikabarkan dari BEI terdapat dana sejumlah 500 miliar rupiah atau sama nilainya dengan 500 ribu lembar saham yang disetorkan oleh perusahaan. Hal ini membuat 99,98% kepemilikan CVC oleh induk BNI dan selebihnya dimiliki oleh PT BNI Asset Management.
Sebenarnya sejak akhir tahun lalu, ketika berita mengenai Merah Putih Fund (MPF) mencuat, telah terdengar kabar bagaimana BNI berencana untuk masuk ke ekosistem digital. Dana kelolaan tersebut ditangani oleh 5 BUMN melalui masing-masing CVC-nya. Adapun 5 BUMN tersebut adalah Telkom, Telkomsel, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Negara Indonesia. Ketika itu hanya BNI-lah yang belum mempunyai CVC, sedangkan 4 perusahaan lainnya sudah memiliki CVC. Namun sampai sekarang ini belum diumumkan siapa yang akan memimpin unit CVC BNI tersebut, serta thesis investasi yang akan dipublikasikan.
Novita Widya Anggraini selaku Direktur Keuangan BNI mengungkapkan bahwa dalam upaya memacu penciptaan inovasi juga pertumbuhan digital di Indonesia inilah maka BNI pun melakukan partisipasi dalam sektor ekonomi digital. BNI berharap melalui pendirian BNI modal Ventura ini dapat memberikan pengaruh positif pada kinerja konsolidasi juga posisi BNI di industri.
Beberapa BUMN memang menghadirkan CVC untuk memberikan nilai bisnis lebih bagi perusahaan. Di samping adanya mandat supaya BUMN juga mendapatkan partner bisnis yang tepat dalam mendukung adanya transformasi digital dan sinergitas antarperseroan.
Dalam kesehariannya, CVC BUMN juga berkompetisi dengan pemodal ventura yang terdapat pada ekosistem startup. Mereka tidak sekedar mengandalkan dana awal yang diberikan oleh perusahaan induk, akan tetapi mereka juga membentuk dana kelolaan baru bersama dengan partner bisnis lainnya, dengan maksud memperluas area startup yang bisa dimodali. Tidak hanya berbicara tentang investasi, kehadiran beberapa CVC juga membawa program pembinaan, misalnya MDI lewat Indigo, TMI lewat TINC, serta BRI Ventures dengan kerjasama program akselerasi. Hal ini jelas membawa angin segar bagi ekosistem startup.
Secara hipotesis investasi, varian dari dana kelolaan yang dimiliki para CVC telah sangat meluas. Sebagai contoh, BRI Ventures tidak saja berinvestasi pada fintech, namun juga memberikan modalnya pada D2C dan kripto. Sedangkan Mandiri Capital juga memperluas hipotesisnya “beyond fintech” untuk memberikan dukungan pada startup yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung pada sektor keuangan. Adapun tiket pendanaannya bermacam-macam, mulai seed hingga tahap akhir.