Setelah 1,5 Tahun dengan Gaya Kerja Baru, Sekarang Mau Resign? (Sebuah Survei)

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Kita sudah memasuki era baru di dunia kerja, setelah 1,5 tahun ada pada masa pandemi. Banyak hal yang sudah terjadi dan benar-benar mengubah cara kerja kita semua, tanpa terkecuali. Perlu disadari bahwa waktu 1,5 tahun yang telah kita jalani adalah waktu yang cukup untuk semua pekerja dapat mengamati apa dan bagaimana dunia kerja serta tempat mereka bekerja sekarang ini. Kita tidak dapat mengatakan bahwa kondisi yang mungkin “sulit” atau “tidak menentu” pada masa pandemi ini akan membuat semua orang tetap pada posisi dan pekerjaannya. Sebab pada kenyataannya ada banyak orang yang mulai melakukan evaluasi secara pribadi dan mulai mengambil ancang-ancang untuk dapat mengambil langkah selanjutnya.

Sebuah riset yang dilakukan oleh Workhuman baru-baru ini menyimpulkan bahwa para pekerja yang menjadi responden pada risetnya, saat ini merasa lebih yakin dari sebelumnya (awal pandemi) tentang apa yang akan dan tidak akan mereka toleransi di tempat kerja. Perusahaan multinational yang bermarkas di Framingham, Massachusetts dan Dublin ini mendeteksi adanya rasa stres, kelelahan, dan bagaimana rasa ‘terisolasi’ telah membuat para pekerja memiliki sebuah harapan yang baru yang ingin mereka peroleh dari tempat mereka bekerja. Lalu bagaimana jika mereka tidak memperolehnya? Para responden pun merespon jika mereka bersiap untuk mencari peluang di tempat lain.

Survei ini diberikan pada lebih dari 3.500 pekerja di A.S., Inggris, Irlandia, dan Kanada terkait hubungan mereka dengan pekerjaan dan perusahaan serta dalam kaitannya dengan karir mereka. Hasilnya hampir 4 dari 10 responden (38%) menjawab bahwa mereka berencana mencari pekerjaan baru dalam 12 bulan ke depan. Sebagai perbandingan, perusahaan yang menyediakan layanan berbasis cloud serta human capital management software solutions ini melakukan survei pada Desember 2019 dan menemukan ada sebanyak 21% sedang mencari pekerjaan baru. Sedangkan untuk pertanyaan “how long they expected to stay in their current job” pada saat itu, 92% pekerja berharap masih ada pada pekerjaan yang sama setidaknya selama satu tahun. Sedangkan 59% mengatakan bahwa mereka akan berada pada posisi mereka saat itu paling tidak selama lima tahun kedepan bahkan lebih. Terlihat sekali sebuah perbedaan yang significant. Apa yang menyebabkannya?

Pandemi memang telah membawa sebuah perubahan yang dramatis atas hubungan atasan dan bawahan atau pengusaha dan karyawan. Para pekerja pun semakin menyadari apa yang sebenarnya mereka butuhkan saat ini. Dari para pekerja yang berencana untuk mencari pekerjaan baru, hampir sepertiga (30%) memiliki alasan utama sebab mereka menginginkan lebih banyak fleksibilitas. Sedangkan alasan lainnya sesuai persentase adalah: gaji yang dirasa terlalu rendah, menginginkan jabatan yang lebih baik, menginginkan budaya kerja yang lebih baik, serta tidak ingin bekerja lagi dengan atasannya.

Tidak mengherankan begitu banyak pekerja mengevaluasi kembali pekerjaan mereka mengingat stres serta kondisi isolasi yang dialami banyak dari kita selama satu setengah tahun terakhir ini. Menurut survei ini, 64% orang pernah mengalami burnout (stress berat) di karir, dan 41% pekerja mengatakan bahwa mereka mengalami burnout pada beberapa bulan yang lalu. Tetapi bagi mereka yang berstatus orang tua, stres itu meningkat seiring dengan aktifitas merawat anak mengalami gangguan. Data menunjukkan bahwa pekerja yang memiliki anak lebih stres daripada mereka yang tidak memiliki anak.

Ya, waktu 1,5 tahun memang bukan waktu yang dikatakan sangat singkat, setiap orang sudah dapat melakukan analisa atas pekerjaan dan posisinya sekarang ini untuk segera mengambil keputusan akankah mereka bertahan atau memang harus mencari sesuatu yang baru. Hal ini tentu saja perlu diperhatikan oleh para pemilik kerja dan pihak management.