Pentingnya Transformasi Perusahaan pada Saat Pandemi

(Business Lounge Journal – General Management)

Menghadapi pandemi saat ini, perusahaan perlu melakukan transformasi untuk bisa melampuinya dengan sukses bahkan menjadi momentum untuk menjadi perusahaan dengan kekuatan baru. Berikut ini beberapa prinsip untuk melakukan transformasi dalam perusahaan. Albert Einstein pernah memberikan  pernyataan “Insanity is doing the same thing over and over again and expecting different results.” Hanya orang kurang waras melakukan hal yang sama berulang kali dan mengharapkan hasil yang berbeda kata Einstein. Saat pandemi ini sekarang ini bila kita menginginkan sebuah perubahan dalam perusahaan, maka perlu menggunakan cara yang berbeda juga untuk mencapai hasil yang lebih baik. Menghadapi pandemi saat ini kita tidak bisa bekerja dengan cara yang sama lagi, perlu ada cara yang berbeda untuk menghasilkan bisnis yang lebih baik.

Seorang pemimpin yang mau melakukan perubahan juga dimulai dengan tidak menyalahkan apa yang ada sekarang, namun memberi arahan ke mana arah perubahan yang diinginkan dan memperbaikinya satu per satu. Seorang pakar manajemen modern James Sherman mengatakan, “You can’t go back and change the beginning, but you can start where you are and change the ending.” Kita nggak bisa merubah awalnya namun kita bisa merubah akhirnya dan tentu kisah akhir adalah kisah terbaik yang ingin kita lakukan.

Ketika perubahan dilakukan yang perlu dilihat adalah perubahan yang bisa berlangsung terus atau tarnsformasi, pilar ini yang harus ada dalam perubahan. Perubahan tidak dimulai dengan merubah hal-hal kurang penting, yang tidak akan bertahan terus menerus. Seorang pemimpin dalam perubahan pasti akan menghadapi pujian dan kritik, karena itu seperti bunga tumbuh karena matahari dan hujan terimalah semua itu agar perubahan dapat terjadi. Pemimpin membuka diri dengan berbicara dari bawah hingga atas, mendengarkan kritikan dan juga pujian untuk dapat menumbuhkan perubahan. Transformasi perusahaan bila tidak didukung oleh internal perusahaan tidak akan terjadi. Perubahan menurut Nelson Mandela nampak selalu mustahil sampai benar-benar terjadi, It is always impossible until it is-Nelson Mandela.

John Philip Kotter seorang pakar perubahan memperkenalkan “Kotter’s 8 Step Change Model” merupakan langkah yang terbukti berhasil menolong banyak perusahaan berhasil dalam melakukan perubahan. Delapan langkah perubahan ini merupakan langkah yang jelas agar sebuah perubahan terjadi, penekanan utama dalam perubahan ini adalah pada komunikasi internal dengan pegawai dan juga bagaimana berubah dengan kemenangan-kemenangan kecil setiap hari.

  1. Establishing sense of urgency – apa sebenarnya yang paling urgent mengapa kita harus berubah. Saat pandemi ini urgency untuk berubah untuk tetap dapat berjualan sangatlah penting. Hal ini perlu dijelaskan kepada seluruh organisasi agar ada pemikiran yang sama
  2. Forming a powerful guiding coalition – perlu adanya dukungan para pemegang saham, regulator, dukungan masyarakat, dukungan semua pegawai adalah sangat penting. Transformasi sangatlah berat bila tidak ada dukungan.
  3. Creating a vision – menciptakan visi lebih mudah karena ini masih di atas kertas.
  4. Communicating a vision–mengkomunikasikan visi ini adalah sebuah tantangan. Tergantung sekali dengan siapa saja tim dalam organisasi. Bila sangat heterogen dalam hal pendidikan, latar belakang, budaya, dan lainnya maka mengkomunikasikan visi sangatlah tidak mudah. Namun bila tidak bisa mengkomunikasikan visi ini maka langkah selanjutnya tidak akan berjalan. Jadi ini adalah sebuah keharusan untuk sebuah perubahan. Pada masa pandemi ini adalah tantangan tersendiri untuk bisa berkomunikasi karena keterbasan pertemuan.
  5. Empowering others to act the vision – Untuk mencapai visi tidak bisa dilakukan sendiri, perlu pendelegasian wewenang agar seluruh organisasi turut serta dalam pelaksanaan visi.
  6. Planning for and creating short term wins – merencanakan dan menciptakan perbaikan-perbaikan kecil. Contoh saja saat PT KAI mau melakukan perubahan besar, namun dimulai dengan target perubahan cepat adalah dalam tiga bulan kebersihan seluruh toilet stasiun. Kalau ini gagal maka seluruh toilet maka Dirut KAI akan menutup semua toilet pribadi manajemen puncak. Setelah keberhasilan kecil terjadi, maka perlu diberlakukan dalam sebuah standard operating procedures yang harus ditaati dan akan menimbulkan perubahan lainnya. Perubahan perlu dilakukan satu per satu, bila satu bulan saja ada satu perubahan maka setahun ada dua belas perubahan. Dan ini akan terjadi improvements. Kenapa perubahan itu harus satu per satu, karena kemampuan team yang berbeda-beda untuk berubah, jadi sebaiknya menyeluruh untuk menuju organisasi yang baru.
  7. Consolidating improvement and producing more change– perubahan perlu dikonsolidasikan dan tentu perlu dihasilkan perubahan-perubahan baru.
  8. Institutionalizing new approachs  – Sesudah perubahan-perubahan terjadi maka akan dilakukan pembuat peraturan yang semua harus mentaati.

10 Largest Company In The World

Kalau kita melihat sepuluh perusahaan terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar saham, maka pada tahun 2008 terlihat bahwa perusahaan terbesarnya kebanyakan terdiri dari perusahaan yang mengelola sumber daya alam. Seperti Petrochina, Exxon, Gazprom, Royal Dutch Shell, Sinopec, namun dalam sepuluh tahun perusahaan-perusahaan ini sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan perusahaan-perusahaan yang menggunakan platform. Perusahaan itu antara lain Apple, Google, Microsoft, Amazon, Facebook, Alibaba. Jadi kita melihat betapa pentingnya sebuah perubahan itu dalam perusahaan. Kalau tidak berubah kita tidak akan bertahan dalam persaingan yang terjadi di dunia dan hilang.

Salah satu contoh kasus adalah bagaimana sekarang sebuah perusahaan milik negara (BUMN) PT Pos Indonesia sedang melakukan transformasi. Dalam laman resminya PT Pos Indonesia menulis “Setelah berhasil meraih 2 penghargaan sebagai The Best Chief Executive Officer (CEO) For Digital Transformation 2021 dan The Best Digital Transformation 2021 di Penghargaan Pencapaian Kinerja dan keberhasilan dalam Transformasi Digital BUMN, Faizal Rochmad Djoemadi, Direktur Utama Pos Indonesia kembali meraih Penghargaan CEO Terbaik Driving Transformation 2021 dalam ajang Anugerah BUMN 2021. Faizal mencanangkan 7 transformasi di Pos Indonesia selama tiga tahun ke depan. Tujuh program transformasi yang dicangkan adalah transformasi bisnis, transformasi produk dan chanel, transformasi proses, transformasi teknologi, transformasi human capital, transformasi budaya dan transformasi organisasi. Ketujuh program transformasi tersebut menurutnya sangat diperlukan untuk mewujudkan Visi Pos Indonesia “Menjadi Postal Operator Penyedia Jasa Kurir, Logistik dan Keuangan Paling Kompetitif.”

PT Pos Indonesia sedang melakukan transformasi yang tidak mudah di tengah pandemi. Namun kesadaran untuk melakukan transformasi saat ini adalah sebuah pengertian akan sense of urgency pentingnya akan perubahan. Dengan usianya sebagai perusahaan selama 275 tahun membuat PT Pos Indonesia memiliki jaringan yang sangat kuat hingga pelosok Indonesia hingga daerah-daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan).

Kalau dilihat dari quick win yang dilakukan PT Pos Indonesia sedang menuju ke arah yang benar untuk perubahan. PT Pos sanggup menjadi sebesar Amazon – setidaknya Amazon Indonesia, atau benchmark dengan UPS (United States Postal Services), karena infrastrukturnya yang besar. Namun perubahan ini perlu disertai dengan kepemimpinan yang berhati singa untuk memimpin pasukan besar PT Pos Indonesia. Seperti kata Napoleon Bonaparte  mengatakan “If you build an army of 100 lions and their leader is a dog, in any fight, the lions will die like a dog. But if you build an army of 100 dogs and their leader is a lion, all dogs will fight like a lion”  Inilah adalah analogi dalam kepemimpinan, keberhasilan memimpin tidak dimulai dengan tim yang handal, keberhasilan memimpin dimulai oleh seorang pemimpin yang berhati baja.