Tidak Melulu Masalah Gaji, si Millennial Juga Akan Mempertimbangkan Job Title yang Anda Tawarkan

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Baru-baru ini Elon Musk, miliarder kepala eksekutif Tesla, telah mengubah jabatannya (job title) menjadi “technoking” of the electric car manufacturer. Tidak hanya Musk, kepala keuangan perusahaan, Zach Kirkhorn, juga telah diubah jabatannya menjadi “master of coin”. Seperti telah diketahui bahwa pada bulan lalu, Tesla telah melakukan investasi Bitcoin senilai $ 1,5 miliar (£ 1 miliar). Hal yang sangat menarik untuk dibahas.

Seberapa penting sih job title itu bagi para millennial?

Hal ini sebenarnya telah sering diperbincangkan. Walt Disney menyebut para insinyur dan orang-orang multimedianya dengan sebutan imagineers. Google menyebut jabatan mereka yang menangani proyek luar angkasa dengan sebutan Intergalactic Federation King Almighty and Commander of the Universe. Sebuah klinik gigi di Amerika juga mengganti sebutan receptionist dengan Director of First Impressions. Lalu, apakah hal ini masih penting pada masa sekarang ini?

Sebagian besar perusahaan sangat menyadari bahwa kandidat milenial mempertimbangkan berbagai faktor di luar gaji yang dibayarkan, lebih dari generasi sebelumnya. Para profesional muda ini ingin merasakan arti dari pekerjaan mereka yang akan sangat melekat pada job title yang mereka sandang.

Secara teori, ada beberapa hal yang akan melekat pada sebuah job title, seperti tujuan pekerjaan, kewajiban atau kegiatan utama yang harus dilakukan si pemangku pekerjaan, serta syarat-syarat yang harus dipunyai oleh si pelaku pekerjaan.

Sekarang coba mari kita bandingkan ketika sebutan receptionist diganti dengan Director of First Impressions, apa yang akan menjadi dampaknya?

Saya yakin tidak perlu menunggu lama, seorang Director of First Impressions (yang sebenarnya adalah seorang receptionist) akan langsung menjalankan tanggung jawabnya untuk menciptakan sebuah kesan pertama yang terbaik bagi para pelanggannya. Sedangkan seorang receptionist sebagaimana pada umumnya, hanya akan menjalankan tugas-tugasnya sebagaimana mestinya. Sebuah tanggung jawab akan sangat melekat pada sebuah job title.

Perubahan dalam hal penampilan, sudah pasti akan terjadi. Seorang Director of First Impressions akan sangat memperhatikan penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Namun selain membentuk tanggung jawab si karyawan, job title juga akan membentuk persepsi dari orang ketiga. Seorang Director of First Impressions akan lebih percaya diri untuk memberikan kartu namanya kepada orang ketiga dan orang ketiga diharapkan memiliki persepsi bahwa lawan bicaranya adalah seseorang yang capable untuk mewakili perusahaannya.

Sehingga bisa dikatakan bahwa job title sebenarnya merupakan sebuah alat “instant branding” yang diinginkan sebuah perusahaan.

Arti sebuah nama

Banyak orang mengatakan, apalah arti sebuah nama. Tetapi saya tidak merasa demikian. Justru nama telah menjadi sebuah kunci yang menentukan sebuah arah. Inilah yang saat ini dicari oleh generasi millennial dan generasi setelahnya. Sebuah job title akan berbicara banyak tentang diri mereka pada lingkungannya. Seorang rekan pernah berkisah bagaimana seorang anak buahnya menolak ditawari untuk pindah pada bagian lain dengan pangkat yang sama dan sedikit kenaikan kompensasi hanya dikarenakan ada kata ‘asisten’pada job title yang disandangnya kelak. Baginya kata ‘asisten’menurunkan nilainya dan seakan membuat kontrbusinya menjadi tidak terlalu penting bagi perusahaan. Lalu diadakanlah sebuah negosiasi yang pada akhirnya diterima setelah diajukan untuk mengganti kata ‘asisten’ dengan kata ‘spesialis’

Pada Academy of Management Journal, 2014, “Job Titles as Identity Badges,” dijelaskan bahwa job title akan berdampak pada mereka yang memegangnya, memberikan indentitas pada pemegangnya, bukan saja memberikan uraian pekerjaan yang jelas, tapi juga memberikan kepercayaan diri pada pemegangnya, yang bisa membangkitan kreatifitas.

Millennial lebih tertarik kualitas pekerjaan yang lebih baik: sebuah Studi
Pada tahun 2016, Fidelity Investments Inc., sebuah perusahaan multinational financial services yang berbasis di Boston, Massachusetts, membuat sebuah studi yang menyimpulkan bahwa kaum milenial bersedia mengambil pekerjaan dengan penurunan gaji sebesar $ 7.600 demi untuk sebuah kualitas pekerjaan yang lebih baik. Dengan kata lain, gaji dan berbagai benefit bukanlah segalanya.

Sekarang, jika Anda telah memulai sebuah bisnis, seberapa pun jumlah karyawan yang Anda miliki, maka cobalah untuk membangun sebuah kebanggaan yang dapat dimiliki seorang karyawan atas pekerjaannya. Dimulai dari bagaimana Anda memberikan nama atas pekerjaan yang dimiliki setiap karyawan Anda.

Tidak perlu untuk membuat istilah-istilah yang malah tidak dimengerti, tetapi paling tidak sebuah nilai tanggung jawab, keahlian, dan profesionalisme telah tercakup di dalamnya. Misalnya saja, Marketing content manager akan terlihat lebih menarik daripada Content Associate.

Sekarang cobalah mendata semua job title yang ada pada bisnis rintisan Anda beserta job descriptionnya, lalu lakukan analisa satu per satu untuk memberikan nilai lebih bagi setiap job title yang ada tanpa terkecuali. Ini akan menjadi penghargaan bagi seluruh karyawan Anda.

Ruth Berliana/VMN/BL/Editor in Chief Business Lounge Journal and Partner of Management & Technology Services, Vibiz Consulting