Sustainability: Apakah mungkin profitable di Indonesia?

Executive Summary:

  • Apakah sustainability? Sebuah produk sustainable ialah sebuah produk yang memedulikan lingkungan, sosial, dan ekonomi.
  • Aspek sosial cocok dengan masyarakat Indonesia, sementara aspek lingkungan tidak sepenuhnya.
  • Demografi yang lebih peduli terhadap sustainability di Indonesia ialah generasi millenial dan gen z dengan status ekonomi menengah ke atas.
  • Untuk melihat apakah sustainability cocok diimplementasikan, kita harus memperhatikan dan menilai produk dan usaha kita sendiri.

Kata sustainability (keberlangsungan) sudah tidak asing lagi kita dengar. Apakah sustainability perlu kita implementasikan pada usaha kita? Apakah sustainability memiliki potensi untuk membawa keuntungan bagi usaha kita? Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus memahami betul apa arti sustainability. Banyak orang tidak bisa membedakan antara sebuah green product dengan sustainable product, atau menganggap keduanya sama.

Sebuah green product adalah sebuah produk yang meminimalisir atau menghilangkan dampak negatif dari produk tersebut terhadap lingkungan, sejak dari pembuatannya sampai kepada akhir dari life cycle-nya. Sedangkan, sebuah produk yang sustainable adalah sebuah produk yang yang berdampak positif terhadap 3 hal yang berada di sekitar usaha tersebut yaitu:

  1. Lingkungan: meminimalisir atau meniadakan dampak buruk terhadap lingkungan alam dalam produksi sampai akhir dari life cycle produk tersebut.
  2. Sosial: meningkatkan hajat hidup masyarakat sekitar.
  3. Ekonomi: menghasilkan keuntungan sehingga usaha dapat berjalan terus.

Setelah memahami definisi dari suatu produk atau usaha sustainable, sekarang kita dapat menganalisa apakah sustainability adalah suatu hal yang dapat membawa keuntungan bila diimplementasikan sebagai usaha di Indonesia.

Pertama-tama mari kita melihat dari negara Indonesia sendiri. Aspek sosial dari sustainability dapat dinilai mudah diadopsi oleh masyarakat Indonesia. Pernyataan ini didukung oleh data dari CAF World Giving Index yang menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir ini masyarakat Indonesia termasuk di dalam 10 negara paling dermawan di dunia dan merupakan satu-satunya negara di dalam kelompok tersebut yang meningkat secara signifikan akhir-akhir ini. Tetapi bila kita melihat aspek lingkungan maka kita akan melihat hal yang berbeda.

Berbeda dengan mayoritas negara yang memprioritaskan keberlangsungan lingkungan, negara Indonesia ialah negara berkembang. Masyarakat yang tinggal di negara berkembang sering kali memiliki prioritas yang berbeda dengan yang tinggal di negara maju. Sejumlah orang Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan yang lebih mendasar seperti pendidikan tinggi, healthcare, dan lain-lain. Tidak mungkin bagi orang-orang tersebut untuk memikirkan hal seperti sustainability, tentu mereka akan menomorsatukan kebutuhan dasar mereka. Pemerintah Indonesia juga tentu lebih memprioritaskan peningkatan ekonomi dan pembangunan infrastuktur yang merata dibandingkan dengan sustainability, karena banyak rakyat Indonesia yang memerlukan pemerataan untuk mengurangi kesenjangan sosial.

Walaupun keadaan negara Indonesia sendiri tidak cocok dengan aspek lingkungan dari sustainability, saya mengobservasi bahwa budaya “barat” ini tetap masuk ke Indonesia melalui globalisasi. Berbagai media pop culture barat, seperti contohnya layanan tayangan streaming Netflix terus menerus membombardir Indonesia dan banyak negara lain dengan nilai mereka sendiri. Sejalan dengan ini, demografi yang paling peduli terhadap sustainability ialah generasi yang paling banyak mengkonsumsi media populer barat, yaitu generasi millenial dan gen Z dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Analisa ini didukung oleh sejumlah jurnal penelitian yang menemukan bahwa sejumlah signifikan pemuda menegah ke atas di kota besar merasakan kepuasan yang lebih ketika mengetahui produk yang digunakannya adalah produk sustainable, walaupun tidak menjadikan sustainability itu sendiri sebagai gaya hidup.

Melihat dari semua ini, dapatkah sebuah produk sustainable meraup keuntungan di Indonesia? Ya dan tidak. Sebagai pemilik usaha kita harus memahami dan menilai sendiri apakah usaha kita dapat menggunakan sustainability untuk mendapatkan keuntungan. Salah satu bagian dalam produk yang penting diperhatikan ialah target market, sustainability cocok diimplementasikan bila target market dari produk tersebut ialah:

  • Generasi Millenial atau Gen Z
  • Memiliki status ekonomi menengah ke atas
  • Terpengaruhi atau menyukai budaya barat
  • Tinggal di kota besar

Melihat sustainability juga seringkali hanya menambah kepuasan di Indonesia dan bukan merupakan gaya hidup, maka produk yang lebih cocok dengan sustainability di Indonesia ialah produk low-involvement seperti makanan, tempat liburan, fashion, dll. Terakhir, kita harus mengingat bahwa aspek sosiallah yang paling berdampak bagi masyarakat Indonesia, maka bila Anda memasarkan produk sustainable, Anda mungkin akan dapat tingkat keberhasilan lebih tinggi bila mengedepankan aspek sosial pada promosi dan pemasaran produk tersebut.

Hezel Judah/VMN/BLJ