Mikro & Nano Influencer: Masa Depan Marketing

(Business Lounge Journal – Marketing and Service)

Executive Summary:

  • Influencer sangatlah penting, 58% dari orang berumur 18-34 tahun membeli sesuatu karena pengaruh dari influencer.
  • Seorang micro influencer adalah seorang influencer yang memiliki 1000 – 50.000 followers.
  • Kelebihan dari micro influencer ialah: biaya yang lebih murah, trust level yang lebih tinggi, relatability,  followers yang tepat, dan interaksi yang lebih baik.

Social media adalah suatu alat yang esensial bagi sebagian besar usaha pada zaman sekarang untuk meningkatkan baik brand equity maupun profitability. Dari promotion, public relations, penjualan langsung, bahkan sampai recruitment dapat ditingkatkan dengan menggunakan social media. Salah satu fungsi penting bagi social media ialah untuk mempromosikan brand ataupun service dengan suatu marketing campaign. Salah satu kunci keberhasilan dari sebuah marketing campaign ialah dengan menggunakan influencer dengan tepat, penelitian dari Edelman menemukan bahwa pada 6 bulan terakhir di tahun 2019, 58% dari orang berumur 18-34 tahun membeli sesuatu karena pengaruh dari influencer. Tidak cukup bagi sebuah marketing campaign untuk mendapatkan reach atau brand recognition; reach tersebut harus berlanjut menjadi profit. Inilah mengapa kita harus memahami micro influencer.

Siapakah seorang micro influencer itu? Micro Influencer ialah seorang influencer yang memiliki followers di bawah 50,000 (bagi seorang influencer yang memiliki 1000 – 10,000 followers dapat dipanggil sebagai nano influencer) pada platform social media mereka. Berbagai penelitian dan ahli social media menemukan bahwa micro influencer ialah masa depan dari marketing social media. Beberapa contoh dari brand yang sudah menjadi sangat besar karena berhasil mengimplementasikan micro influencer dalam promosi mereka ialah Daniel Wellington, Banana Republic, dan Audible (Amazon). Tiga contoh ini hanyalah sedikit dari begitu banyak usaha yang sukses dengan menggunakan micro influencer. Bila kita memperhatikan social media kita sendiri  dengan jeli mungkin kita dapat menemukan beberapa usaha besar maupun kecil, internasional maupun lokal yang menggunakan micro influencer.

Reach dari seorang micro influencer tentunya lebih kecil bila dibandingkan dengan seorang macro influencer, lantas apakah kelebihan mereka? Apakah yang menyebabkan micro influencer menjadi efektif?

  1. Biaya menggunakan seorang micro influencer jauh lebih murah dibandingkan dengan seorang macro influencer. Untuk mendapatkan satu post foto di Instagram dari seorang micro influencer memerlukan biaya hanya kurang lebih 2 juta rupiah, sementara biaya untuk satu post foto di Instagram seorang macro influencer dengan 100.000 followers dapat mencapai 20 juta rupiah atau lebih.
  2. Trust level seorang micro influencer jauh lebih tinggi dibandingkan macro influencer. Authenticity (keaslian) sangatlah penting, seorang macro influencer ataupun celebrity seringkali dianggap sebagai sebuah figur yang mudah dibayar sedangkan sebuah endorsement dari seorang micro influencer seringkali dilihat seperti suatu ajakan dari seorang teman.
  3. Relatability. Banyak orang melihat seorang micro influencer sebagai “orang biasa” yang sama seperti mereka sendiri. Edelman Trust Barometer menunjukkan bahwa belakangan ini peers (sesama) dianggap sebagai sumber yang lebih kredibel.
  4. Followers dari micro influencers seringkali adalah target yang lebih tepat. Seorang micro influencer sering kali diikuti oleh orang yang lebih sedikit tapi lebih “setia”, termasuk di dalamnya teman dan keluarganya sendiri. Follower micro influencer juga seringkali memiliki engagement yang lebih tinggi.
  5. Interaksi yang lebih tinggi. Seorang micro influencer seringkali memiliki waktu untuk menjawab semua pertanyaan followers-nya, sedangkan seorang selebritas dengan jutaan followers tidak akan dapat memiliki waktu untuk menjawab semua pertanyan followers-nya.

Melihat semua ini, apakah dapat disimpulkan micro influencer lebih baik daripada macro influncer? Tidak. Salah satu contoh bagaimana micro influencer tidak cocok digunakan ialah dalam memilih brand ambassador yang jumlah follower yang lebih banyak menunjukkan kredibilitas yang lebih tinggi kepada brand. Setiap usaha adalah unik dan seorang marketer harus dapat menganalisa brand, produk, dan feedback untuk menentukan influencer manakah yang cocok bagi usahanya.

Hezel Judah/VMN/BLJ