Less Contact Business dan Produktifitas Work From Home

(Business Lounge Journal – Human Resources) Lima bulan lebih pandemi Covid-19 sudah berlangsung. Sekalipun saat ini perusahaan membuka kantornya, banyak perusahaan masih membuat shift untuk para karyawan, mengkombinasikan WFH (Work from Home) dan WFO (Work from Office). Semuanya masih ada dalam pengaturan yang ketat untuk menghindari penularan di tempat kerja.

Kebijakan work from home, bisa meningkatkan produktifitas dan namun bisa juga menurunkannya. Perbedaan suasana bekerja dari rumah bisa memberikan kedua dampak tersebut. Berdasarkan review yang dilakukan pihak HRD, didapatkan hasil bahwa bekerja di rumah pada kenyataannya justru menimbulkan rendahnya produktifitas. Namun kondisi ini bisa diatasi dengan tetap berpegang pada target dan tujuan dan beberapa perubahan mendasar pola kerja.

Ada beberapa faktor yang membedakan suasana Work from Home dan Work from Office:

Anak-Anak di rumah

Dari sisi karyawan, tentu bekerja di rumah bersama anak-anak merupakan kesenangan tersendiri. Dampak positifnya, karyawan akan semangat bekerja dan ada kedekatan dengan anak-anak. Mengajari daring dan membimbing anak adalah hal yang berbeda dari Work from Office. Namun target harian dan tujuan kerja harus ditetapkan untuk dicapai, bila tidak bisa membuat karyawan kehilangan fokus dan menurunkan produktifas.

Makan, Minum dan Cemilan

Kerja di rumah yang menyenangkan adalah bebas untuk makan dan minum, tidak perlu menunggu jam makan siang kalau makanan sudah siap, bisa langsung disantap. Waktu istirahat makan siang pun bisa berlebih, kalau tidak disiplin ya bisa ketiduran juga. Belum lagi selingan makanan dan cemilan yang bisa tidak berhenti. Namun sekali lagi, penting disini adanya target harian dan harus dicapai.

Masih banyak interupsi yang lain seperti asyik dengan hewan peliharaan, melakukan pekerjaan rumah, melayani permintaan orang rumah, hingga asyik dengan media sosial bisa membawa dampak kepada produktifitas.

Mengatasi hal ini, penting bagi para pemimpin untuk bisa menetapkan target harian bagi setiap timnya. Beberapa kiat sederhana bisa diterapkan untuk berhasil Work From Home. Pertama, buatlah daftar things to do setiap hari, nah ini sangat membantu untuk mencapai target yang ditetapkan. Work From Home juga bisa menggunakan flexible time, yang penting target hari itu tercapai.

Kedua, para pemimpin wajib selalu melakukan kordinasi dengan timnya, melakukan monitoring, dan menyusun sistem reporting untuk mempertanggungjawabkan apa yang dikerjakan. Dengan ketekunan para pemimpin maka bekerja dari rumah akan tetap produktif.

Menurut Menristek Bambang Brodjonegoro, produktifitas menjadi turun karena turunnya mobilitas, seperti yang terjadi pada Work From Home. Namun hal ini tidak bisa dihindari. Atasi hal ini melalui hyper connectivity dengan sesama rekan bisnis, anggota tim, sampai kepada konsumen melalui teknologi informasi. Seperti penggunaan chat, video call dengan berbagai applikasi. Hal ini membutuhkan kesiapan internet yang memadai dan kesiapan peralatan yang digunakan.

Pada kondisi pandemi ini tidak bisa dihindari untuk terciptanya less contact business yang membuat perubahan besar pada pola kerja. Tidak lagi bertumpu pada konektifitas fisik namun menekankan pada transformasi digital pada pola kerja di era new normal. Tetap produktif dari rumah dengan penerapan sistem kinerja, kepemimpinan, hyper connectivity, dengan transformasi digital.

Sonya Nainggolan/VMN/BLJ/Contributor