(Business Lounge Journal – Human Resources)
Ada banyak nilai-nilai kepemimpinan yang dapat kita pelajari sepanjang tahun 2019 ini dari beberapa tokoh yang pernah dipublikasikan Business Lounge Journal. Presiden Jokowi adalah salah satunya. Gaya kepemimpinannya yang khas memang dapat menjadi panutan bagi generasi ini. (Baca: Menilik Gaya Kepemimpinan Jokowi Melalui Pidatonya). Beberapa hal sangat tercermin dalam pidato yang dibawakannya pada hari terakhir ia memimpin Kabinet Kerja. Dua hal yang dapat diteladani dari pidatonya bagaimana ia berterimakasih dan bagaimana ia meminta maaf. Dua hal yang penting dari seorang pemimpin adalah ketika ia dapat memberikan penghargaan atas kinerja timnya dan juga ketika ia dapat meminta maaf atas-hal-hal yang disadarinya sebagai suatu kekurangan.
Selain dari Presiden Jokowi, para pembaca Business Lounge Journal juga dapat belajar dari Jahja Setiaatmadja untuk menjadi pemimpin yang tangguh. (Baca: Jahja Setiaatmadja: Pemimpin yang Tangguh). Presiden Direktur Bank Central Asia ini memiliki pendapatnya mengenai pemimpin yang tangguh, yaitu bagaimana seorang pemimpin yang tangguh juga dapat tercermin dari kepribadian yang sederhana dan merakyat. Namun demikian, bagi pemimpin salah satu bank yang melayani hampir 18,5 juta rekening nasabah ini, seorang pemimpin yang tangguh pada umumnya tumbuh dari bawah sehingga pemimpin yang demikian dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Tetapi tidak hanya segolongan masyarakat saja, juga seluruh masyarakat bahkan mereka yang ada pada level yang paling bawah.
Pada tahun ini, dalam sebuah perbincangan, Bambang Brodjonegoro yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia pada Kabinet Kerja menjabarkan bagaimana seorang pemimpin yang ideal berasal dari seorang follower yang juga seorang pendengar yang baik. (Baca: 50 Seconds: Bambang Brodjonegoro – Follower + Good Listener = Ideal Leader). Baginya, seorang pemimpin tidak dapat beranggapan bahwa apa yang ada pada pikirannya adalah yang terbaik, tetapi seorang pemimpin yang baik haruslah selalu mau mendengarkan orang lain. Dengan demikian ia dapat menunjukkan bahwa ia tidak arogan, tidak sombong, dengan mau juga mengikuti pandangan orang lain. Sejauh pandangan tersebut dianggap pandangan yang paling tepat.
Hal yang penting juga dijabarkan oleh Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia bagaimana seorang pemimpin tidak akan lahir begitu saja menjadi seorang pemimpin, namun ada andil seorang role model di sana. (Baca: 50 Seconds Destry Damayanti: Role model, sosok yang penting untuk seorang pemimpin). Hingga suatu titik si pemimpin muda tersebut akan menjadi mature dan akan menjadi role model juga bagi pengikutnya.
Moenardji Soedargo, direktur PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk juga memiliki pemikiran bagaimana seorang pemimpin haruslah dapat menjiwai atau paling tidak mengilhami apa yang ada di benak para pengikutnya. Hal ini akan menjadi sangat efektif untuk pemimpin dapat men-delivered sebuah kesuksesan. (Baca: 50 Seconds Moenardji Soedargo: Leadership and Followership).
Dalam tulisannya “Menjadi Pemimpin Sukses dalam 60 Detik?”, Fadjar Ari Dewanto, Penulis Leadership yang sekaligus Partner of Business Advisory Services, Vibiz Consulting menegaskan bahwa memerlukan ketekunan untuk dapat menjadi pemimpin yang berhasil. Setidaknya ada 17 kebiasaan baik seorang pemimpin yang dapat ditekuni:
- Memberikan arahan yang jelas – Provide clarity of direction
- Mendefinisikan tujuan secara spesifik – Define specific goals
- Memberi feedback yang spesifik dan cepat – Specific & immediate feedback
- Mudah diakses – Be available & accessible
- Mendemonstrasikan keadilan dan kejujuran – Demonstrate fairness & candor
- Mampu mengambil keputusan tepat waktu – Be decisive & timely
- Menyediakan kesempatan – Giving opportunity
- Memberikan kompensasi dan promosi yang adil – Offer an equitable compensation & promotion
- Melakukan kontrol – Possess control
- Memotivasi karyawan – Motivate employees
- Membangun komitmen bersama – Build commitment
- Konsisten – Consistent action
- Mempunyai knowledge dan keahlian – Possess knowledge and expertise
- Mau menjalani proses learning – Constant interest in learning
- Menghargai keanekaragaman di lingkungan kerja – Appreciate the diversity in working environment
- Menghilangkan birokrasi dan mengedepankan kesederhanaan – Avoids / eliminates “bureaucracy” and strives for brevity, simplicity, clarity
- Menciptakan perubahan yang konkret dan positif – Creates real and positive change
Akan ada banyak kesempatan pada tahun 2020 untuk dapat menjadi teladan bagi pengikut Anda, maka hal-hal di atas akan dapat membantu Anda untuk tampil menjadi pemimpin yang baik.
Selamat memimpin!
Ruth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development