Strategi Menyusun Pelatihan Gen Y dan Gen Z di 2020

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Sangat menarik ketika kita mendengar bagaimana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat menghadiri rapat kerja Komisi X DPR di DPR, Senayan, bahwa saat ini dunia tidak butuh siswa yang hanya jago menghafal. Kita telah membahas pada Masih Pentingkah 21st-Century Skills di 2020?, bahwa 4Cs (Collaboration, communication, critical thinking, dan creativity) memang masih sangat relevan dalam pengembangan SDM pada tahun 2020. Saya rasa hal ini juga harus diperhatikan perusahaan dalam meramu sistematika pelatihan yang harus mereka terapkan terutama pada generasi Y dan Z.

Perusahaan yang memberikan manfaat pelatihan bagi para karyawannya akan mengharuskan setiap karyawan untuk memasukkan perencanaan pelatihan yang akan diambilnya pada setiap akhir tahun. Namun saat berjalannya waktu hal itu bisa saja tidak terealisasi oleh karena para pemimpin yang lebih mengutamakan target pekerjaan sehingga rencana pelatihan pun tinggal kenangan. Ini merupakan salah satu alasan terbanyak mengapa para millennial memutuskan untuk melayangkan surat pengunduran diri. Perusahaan (termasuk pihak managemen) perlu untuk memahami benar karakteristik generasi muda sekarang ini. Atasan tidak lagi menjadi fokusnya, melainkan para pekerja. Management memang harus memahami benar, ada sebuah perubahan budaya yang menyertai adanya transisi antar generasi dalam dunia kerja. Kesadaran seperti ini haruslah diperoleh sepenuhnya, bahwa perusahaan sedang mempersiapkan dirinya serta SDM yang dimilikinya untuk masa mendatang dan bukan masa yang lalu.

  1. Bukan semata-mata untuk kepentingan perusahaan tetapi juga karyawan

Masa ultimatum “take it or leave it”, saya rasa sudah seharusnya dikaji. Generasi muda saat ini tidak bisa dipojokkan tanpa pilihan begitu saja, mereka tidak akan takut jika memang harus memilih untuk pergi. Adalah lebih baik untuk mengajak berdiskusi untuk memberikan wawasan pada mereka. Dalam berbagai pengalaman, para millennial banyak mendapatkan jawaban ketika mereka menemukannya sendiri ketimbang mereka hanya sekedar didikte belaka. Pembelajaran adalah ketika mereka menemukan sesuatu, bukan sekedar membaca teori.

  1. Pembelajaran itu identik dengan kolaborasi

Gen Y dan Gen Z, merupakan dua generasi yang memiliki karakteristik mandiri namun bukan berarti mereka tidak dapat bekerja sama. Dua generasi ini bahkan sangat senang berkomunitas, menunjukkan kolaborasi adalah bagian dari kehidupan mereka. Cara kerja yang seperti ini sangat penting untuk Anda sertakan dalam gaya pembelajaran pada perusahaan Anda. jangan lupa, bagaimana kolaboasi yang akan mereka bangun adalah kolaborasi yang bersifat dinamis yang membuat setiap individu akan kelak mengenali kekuatan dan kelebihan yang mereka miliki bahkan semakin terasah. Kolaborasi yang tidak hanya bersifat orang per orang, melainkan antar kelompok, antar divisi, bahkan antar perusahaan.

  1. Pelajari konteksnya

Berpusat pada tenaga kerja bukan berarti bahwa merekalah yang memegang kendalinya. Dalam hal ini para pemimpin tetap haruslah memberikan supervisi. Para pemimpin diharapkan dapat membantu para karyawan dalam melihat nilai-nilai positif di dalam keseharian pekerjaan mereka bahkan pada penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini akan memberikan motivasi bagi para pekerja. Bayangkan bilamana dalam keseharian para pekerja hanya ada instruksi tanpa ada nilai-nilai positif yang dapat dipetik menjadi sebuah keuntungan.

  1. Bahwa perusahaan tidak dapat terpisahkan dari masyarakat

Sangat penting untuk perusahaan dapat mengajarkan nilai-nilai sosial kepada para pekerjanya dengan menanamakan tanggung jawab tidak hanya kepada pekerjaan mereka, tetapi juga kepada masyarakat bahkan bangsa dan negara. Karena itu buatlah moment-moment yang menghubungkan para pekerja dengan lingkungan sekitar bahkan hal-hal yang terkait dengan berbangsa dan bernegara. Buatlah keterkaitan di antara kedua unsur tersebut. Saya yakin bahwa hal ini akan membentuk para pekerja menjadi mahluk sosial yang seutuhnya.

ruth_revisiRuth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development