Sepuluh Perusahaan Ritel Terbaik 2019 versi Kantar

 

(Business Lounge Journal – Global News)

Perusahaan Ritel didefinisikan semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan, penyewaan, dan penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan akhir untuk penggunaan pribadi, keluarga atau rumah tangga. Dalam saluran distribusi, ritel adalah tempat pelanggan bertemu produk. Melalui ritellah pertukaran terjadi. Menurut penelitian, empat dari 30 perusahaan terbesar di Amerika adalah perusahaan ritel.

Tahun 2019, Kantar melakukan penelitian siapakah perusahaan ritel terbesar di dunia? Kantar menemukan bahwa yang terbesar adalah perusahaan Amerika Wallmart. Berikut ini sepuluh perusahaan ritel terbesal di dunia hasil penelitian Kantar.

1.Walmart

Walmart perusahaan ritel Amerika didirikan tahun 1962, operasinya diatur dalam empat divisi: Walmart A.S., Walmart International, Sam’s Club, dan Global eCommerce. Perusahaan ini menawarkan berbagai format ritel, termasuk supercenters, supermarket, hypermarket, klub gudang, cash-and-carry stores, perbaikan rumah, toko khusus elektronik, restoran, toko pakaian, toko obat, toko serba ada, dan ritel digital. Walmart menawarkan konsumen, produk pilihan, serta layanan foto, keuangan, nirkabel, dan farmasi. Walmart Memiliki 2,200,000 karyawan pada tahun 2019 dan masih ada lowongan untuk 5,806 karyawan lagi.Tahun 2019 penghasilannya diperkirakan 517,710 juta dolar Amerika tahun ini, dengan jumlah toko di seluruh dunia sebanyak 11,378. Walmart merupakan perusahaan ritel nomor satu di dunia menurut riset Kantar. Kantar memperkirakan pertumbuhan penjualan Walmart hingga 2024 sebesar 3 persen CAGR dari sekarang dengan penjualan 23 persen berasal dari luar Amerika.

 

2. Amazon.com

Amazon didirikan oleh Jeff Bezos pada 5 Juli 1994 di Bellevue, Washington. Perusahaan ini awalnya dimulai sebagai pasar online untuk buku tetapi kemudian diperluas untuk menjual barang elektronik, perangkat lunak, video game, pakaian, furnitur, makanan, mainan, dan perhiasan. Pada 2015, Amazon melampaui Walmart sebagai pengecer paling berharga di Amerika Serikat dengan kapitalisasi pasar. Pada tahun 2017, Amazon mengakuisisi Whole Foods Market senilai $ 13,4 miliar, yang sangat meningkatkan kehadiran Amazon sebagai pengecer batu-dan-mortir. Pada 2018, Bezos mengumumkan bahwa layanan pengiriman dua hari, Amazon Prime, telah melampaui 100 juta pelanggan di seluruh dunia.

Tahun 2019, menurut riset Kantar, penjualan Amazon diperkirakan mencapai $213,841 juta dengan 534 toko. Kantar memperkirakan pertumbuhan penjualan Amazon.com hingga 2024 sebesar 14 persen CAGR dari sekarang dengan penjualan 19 persen berasal dari luar Amerika.

3. Costco

Costco Wholesale Corporation, didirikan pada 12 Mei 1987, bergerak dalam pengoperasian gudang keanggotaan di Amerika Serikat dan Puerto Riko, Kanada, Inggris, Meksiko, Jepang, Australia, Spanyol, dan melalui anak perusahaannya di Taiwan dan Korea. Pada 28 Agustus 2016, Perusahaan mengoperasikan 715 gudang di seluruh dunia. Ruang gudang rata-rata Perusahaan adalah sekitar 144.000 kaki persegi. Gudang Perusahaan rata-rata beroperasi selama tujuh hari, 70 jam seminggu. Perusahaan menawarkan barang dagangan dalam berbagai kategori, yang meliputi makanan (termasuk makanan kering, makanan kemasan dan bahan makanan); serba-serbi (termasuk makanan ringan, permen, minuman beralkohol dan non-alkohol, dan persediaan pembersih); garis keras (termasuk peralatan, elektronik, alat bantu kesehatan dan kecantikan, perangkat keras, dan taman dan teras); makanan segar (termasuk daging, produk, deli, dan roti); softline (termasuk pakaian dan peralatan kecil), dan lainnya (termasuk pompa bensin dan farmasi).

Tahun 2019, menurut riset Kantar, penjualan Costco diperkirakan mencapai $144,350 juta dengan 788 toko. Kantar memperkirakan pertumbuhan penjualan Costco hingga 2024 sebesar 7 persen CAGR dari sekarang dengan penjualan 24 persen berasal dari luar Amerika.

4. Schwarz Group

Schwarz Group adalah grup ritel Jerman yang terdiri dari grosir dan toko ritel multi-format. Supermarketnya beroperasi di bawah merek Kaufland, Handelshof, dan Kaufmarkt, di samping pengecer diskon Lidl. Grup Schwarz ada di antara lima pengecer teratas khusus untuk bahan makanan yang dapat dimakan secara global. Ini juga merupakan salah satu pengecer grosir makanan terbesar di Eropa. Schwarz Gruppe mengoperasikan lebih dari 10.000 cabang pada 2015 (sekitar 9900 cabang Lidl, di antaranya 3200 di Jerman, dan sekitar 1190 cabang Kaufland, yang 640 di Jerman), beroperasi di 26 negara. Tahun 2019, menurut riset Kantar, penjualan Schwarz Group diperkirakan mencapai  $130,371 juta dengan jumlah toko meningkat menjadi 12,318 toko. Kantar memperkirakan pertumbuhan penjualan Schwarz Group hingga 2024 sebesar 7 persen CAGR dari sekarang dengan penjualan 63 persen berasal dari luar Jerman sebagai negara asalnya.

5. Kroger

Kroger, adalah perusahaan ritel Amerika yang didirikan oleh Bernard Kroger pada tahun 1883 di Cincinnati, Ohio. Ini adalah rantai supermarket terbesar di Amerika Serikat dengan pendapatan ($ 115,34 miliar untuk tahun fiskal 2016), Pada Maret 2019, Kroger beroperasi, baik secara langsung atau melalui anak perusahaannya, 2.764 supermarket dan toko serba ada. Markas besar Kroger berada di pusat kota Cincinnati. Ia memelihara pasar di 35 negara bagian dan Distrik Columbia, dengan format toko yang meliputi hypermarket, supermarket, department store, dan 253 toko perhiasan (782 toko kelontong dijual ke EG Group pada 2018). Toko grosir bermerek Kroger terletak di Midwestern dan Amerika Serikat Selatan. Kroger mengoperasikan 38 fasilitas pemrosesan makanan atau manufaktur, 1.537 pusat bahan bakar supermarket, 2.270 apotek dan 232 klinik medis di dalam toko The Little Clinic.

Dengan kekuatan seperti itu pada Tahun 2019, menurut riset Kantar, penjualan Kroger diperkirakan mencapai  $124,316 juta. Kantar memperkirakan pertumbuhan penjualan Kroger hingga 2024 sebesar 4 persen CAGR dari sekarang dengan penjualan seluruhnya berasal dari Amerika.

6. Walgreens Boots Alliance

Walgreens Boots Alliance adalah perusahaan farmasi, kesehatan, dan kesejahteraan global pertama yang dipimpin. Tujuan mereka adalah membantu orang-orang di seluruh dunia menjalani kehidupan yang lebih sehat dan lebih bahagia.

Perusahaan ini diatur dalam tiga divisi: Farmasi Ritel AS (Walgreens dan Duane Reade), Ritel Farmasi Internasional (Boots dan operasi ritel lainnya secara internasional), dan Grosir Farmasi, yang menggabungkan Alliance Healthcare.

Walgreens Boots Alliance, Inc. adalah perusahaan Amerika yang berkantor pusat di Deerfield, Illinois, pemiliknya Walgreens, Boots, dan sejumlah perusahaan manufaktur farmasi, grosir, dan distribusi. Perusahaan ini dibentuk pada tanggal 31 Desember 2014, setelah Walgreens membeli 55% saham di Alliance Boots .

Tahun 2019, menurut riset Kantar, penjualan Walgreens Boots Alliance, Inc. Diperkirakan akan mencapai $114,013 juta dengan jumlah toko meningkat menjadi 9,275 toko. Kantar memperkirakan pertumbuhan penjualan Walgreens Boots Alliance, Inc. hingga 2024 sebesar 4 persen CAGR dari sekarang dengan penjualan 13 persen berasal dari luar Amerika Serikat sebagai negara asalnya.

7. Aldi

Didirikan pada tahun 1913 di Jerman, Aldi mengoperasikan apa yang dikenal dalam bisnis grosir sebagai toko “limited-assortment” stores atau “hard discounters.” Aldi telah mengambil konsep ritel ini, yang menampilkan overhead rendah dan pemilihan yang minim, hingga yang paling ramping, paling ekstrem. Berbeda dengan sebagian besar rantai supermarket, yang terus meningkatkan penawaran produk mereka dan ruang penjualan, Aldi mengadakan seleksi di toko-tokonya untuk sekitar 500 item. Sebagian besar barang-barang ini dikemas grosir atau barang kering.

Tahun 2019 menurut penelitian Kantar, Aldi akan mencapai penjualan sekitar $109,524 juta, dengan jumlah toko diperkirakan mencapai 11,922 toko dan pertumbuhan penjualan 2019 hingga 2024 sebesar 5 persen CAGR. Penjualan Aldi 70 persen berasal dari toko yang berada di luar Jerman sebagai markas besarnya.

8. Home Depot

Pada tahun 2006, Home Depot membeli perusahaan perbaikan rumah Tiongkok Home Way dan 12 tokonya di negara ini. Dengan ekonomi yang sedang booming dan pasar real estate yang kuat, Tiongkok sepertinya akan mudah dimenangkan bagi raksasa perbaikan rumah Amerika.

Tetapi pada 2012, Home Depot menutup tujuh dari 12 toko aslinya. Perusahaan tidak membagi data penjualan berdasarkan negara, tetapi data dari Euromonitor menunjukkan bahwa Tionkok hanya menyumbang sekitar 0,3% dari penjualan bersih tahunan Home Depot.

Para analis mengatakan bahwa Home Depot gagal melakukan pekerjaan rumahnya di pasar Tiongkok, karena tidak memenuhi standar kebutuhan dan budaya konsumen.

Namun terlepas dari kegagalannya di Tiongkok, menurut penelitian Kantar, Home Depot menduduki peringkat ke delapan perusahaan ritel global berdasarkan perkiraan penjualannya pada tahun 2019. Home Depot dengan 2,292 diperkirakan akan mencapai penjualan sebesar $108,931 juta dengan pertumbuhan sebesar 3% CAGR mulai dari tahun 2019 hingga 2024. Kantar mencatat bahwa penjualan Home Depot di luar Amerika hanya memberikan kontribusi sebesar 8 persen.

9. Carrefour

Carrefour perusahaan ritel asal Perancis yang sudah memiliki pasar di Indonesia, oleh Kantar dinyatakan perusahaan ritel nomor sembilan secara global. Kantar memperkirakan akan mencapai penjualan sebesar $101,079 juta dengan kontribusi 59 persen dari luar Perancis. Kantar menuliskan bahwa pertumbuhan Carrefour antara 2019 hingga 2024 adalah sebesar 2 persen yang didapat dari penjualan 12,713 toko.

10. JD.com

Reuters melaporkan tahun lalu bahwa JD.com, perusahaan e-commerce terbesar kedua di Tiongkok setelah Alibaba, sedang mengumpulkan dana untuk unit logistiknya dan bahwa ia berencana untuk mendaftarkan bisnis di luar negeri.

Kantar menempatkan JD.com perusahaan ritel Tiongkok urutan ke sepuluh, berdasarkan perkiraan penjualannya pada tahun 2019 akan mencapai $94,376 juta dan memang belum ada penjualan datang dari luar Tiongkok. Namun pertumbuhan penjualan JD.com sebesar 17% CAGR antara tahun 2019 hingga 2024.

Kantar masih menyajikan risetnya hingga 50 perusahaan ritel terbesar menurut nilai penjualannya dan perbandingan jumlah toko serta data pertumbuhan penjualannya. Negara asal perusahaan ritel ini kebanyakan adalah dari Amerika, Eropa, Jepang dan Tiongkok. Beberapa perusahaan ritel ini telah menempatkan Indonesia sebagai pasar ritel mereka. Mungkin kelak perusahaan ritel Indonesia akan masuk juga mengingat Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor empat di dunia.

Fadjar Ari Dewanto/VMN/BL/Partner of Business Advisory Services, Vibiz Consulting