(Business Lounge Journal – General Management)
Tidak ada pebisnis yang menginginkan gangguan, bencana, atau apa saja yang bersifat dapat menghambat jalannya bisnis. Kebanyakan malah berkomentar bahwa memikirkannya saja enggan, seolah-olah memang mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi. Hal ini penting untuk disadari bahwa melakukan antisipasi bukanlah berarti mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi, melainkan sebuah tindakan yang cerdas untuk menghindari kerugian yang dapat saja terjadi.
Orang akan membawa payung sebelum turunnya hujan bukan? Jika sudah kehujanan baru mencari payung, maka dapat dikatakan tidak ada gunanya.
Itulah sebabnya Anda harus menaruh perhatian lebih atas Business Continuity Management (BCM), sebuah mekanisme yang akan memastikan apa yang harus dilakukan oleh setiap anggota saat terjadi gangguan sehingga bisnis pun dapat tetap berjalan. Terkadang hal ini hanya dipandang sebelah mata, tetapi tanpa BCM, dapat dipastikan bahwa Anda akan kehilangan arah kelak, ketika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi.
Threat analysis
Apa pun yang menjadi bisnis Anda, tanpa memandang skala, maka penting bagi Anda untuk mengidentifikasi ancaman yang mungkin terjadi yang dapat mengganggu operasional bisnis Anda. Anda dapat mengelompokkannya menjadi 2 kelompok, internal threats (ancaman yang berasal dari dalam) dan external threats (ancaman yang berasal dari luar). Ancaman dari dalam misalnya sesuatu yang mengganggu operasional yang disebabkan oleh karyawan, orang-orang kunci yang sakit mendadak, mengundurkan diri, atau bahkan tindakan-tindakan fraud lainnya. Sedangkan ancaman dari luar misalnya pemadaman listrik, gangguan signal, bencana alam, ancaman cyber, dan lainnya. Buatlah peringkat kemungkinan atas setiap ancaman yang mungkin terjadi. Ancaman mana yang memiliki kemungkinan terbesar terjadi hingga hal-hal yang akan sangat jarang terjadi.
Penting bagi Anda untuk dapat mengidentifikasi sebanyak-banyaknya kemungkinan yang ada dan kemudian buatlah berbagai skenario untuk mengatasinya.
Business Impact Analysis/BIA
Lakukanlah analisa atas dampak yang akan terjadi akibat berbagai ancaman yang ada. Tentukan risiko apa yang dapat terjadi, apakah risiko secara finansial, operasional, atau bahkan secara hukum. Kemudian tentukanlah berapa waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemulihan.
Business Continuity Plan (BCP)
Mulailah menyusun BCP, bagaimana Anda dapat memiliki strategi pemulihan bencana berdasarkan BIA dan skenario yang sudah Anda susun sebelumnya. Misalnya saja, bahwa Anda harus merelokasi pegawai-pegawai inti Anda ke tempat lain sehingga bisnis dapat tetap berjalan Business Continuity Center (BCC). Contoh lainnya, melakukan pemindahan server, peralatan cadangan, menghidupkan genset, dan sebagainya. Targetnya adalah bisnis dapat kembali berjalan dengan semaksimal mungkin. Hal yang perlu dipertimbangkan bahwa hal ini menyangkut struktur organisasi darurat, keahlian yang harus dimiliki dalam keadaan darurat, prosedur yang tetap harus dipenuhi, teknologi yang dibutuhkan, juga bagaimana dapat merestorasi kembali hingga ke kondisi semula (Disaster Recovery Plan/DRP).
Bersambung: Memahami Business Continuity Management (2)
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana