(Business Lounge Journal – General Management) Dunia pendidikan sedang memasuki era digital yang memungkinkan siapa saja dapat belajar langsung dari laptop dan gadget mereka di mana saja mereka berada. Hal ini jelas sangat membantu mengingat pada revolusi industri keempat ini semakin dibutuhkan tenaga kerja yang capable untuk mengisi pekerjaan-pekerjaan yang baru yang terus tercipta. Hal ini pun harus menjadi perhatian lembaga-lembaga pendidikan tinggi juga para perusahaan.
Dalam sebuah pelaporan yang dikeluarkan oleh World Economic Forum terjadi pergeseran 10 keterampilan yang dibutuhkan tenaga kerja sejak tahun 2015 hingga tahun 2020 mendatang. Hal ini jugalah yang akan mengubah tren tenaga kerja serta sifat pekerjaan itu sendiri. Kecenderungan yang ada saat ini bagaimana pekerjaan semakin kolaboratif dan difokuskan pada pemecahan masalah yang kompleks dengan cara yang kreatif. Pekerjaan pun menjadi lebih variatif dengan adanya lintas disiplin ilmu dibandingkan pada masa yang lalu. Salah satunya sudah tercermin pada Google yang mempekerjakan psikolog untuk menolong para coder dalam merancang font juga mempekerjakan antropolog sehingga dapat memahami dengan lebih baik bagaimana pengguna dapat berpikir dan berperilaku.
Berikut adalah 10 keterampilan yang dipandang dibutuhkan pada masa mendatang.
Permasalahannya adalah semua keterampilan di atas tidaklah mudah untuk dipelajari baik secara online. Dibutuhkan sebuah kerja keras untuk memilikinya serta melalui sebuah interaksi antar pribadi. Penting untuk kita dapat belajar bagaimana berpikir dengan kompleks, untuk mengelola hubungan, dan untuk menjadi cerdas secara emosional dengan berlatih keterampilan pada orang lain baik pada masalah besar maupun kecil.
Adaptasi, juga menjadi sebuah jawaban untuk tetap dapat mengikuti perkembangan yang ada. Semua tenaga kerja haruslah terus menerus mempelajari pengetahuan yang baru dan mendapatkan keterampilan yang baru. Lalu di manakah perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi pada revolusi industri yang keempat ini?
Penting bagi perguruan tinggi untuk dapat menanamkan keterampilan kognitif dan lintas fungsional, seperti critical thinking, creativity, collaboration, dan complex problem solving. Di sinilah para pelajar dapat belajar untuk menggabungkan penelitian dengan aplikasi praktis, yaitu dengan mengikuti berbagai program internship juga melalui workshop.
Belajar adalah sebuah proses seumur hidup dengan kecepatan yang terus berubah dan membuat semua orang membutuhkan alat bantu untuk belajar dan kegigihan menjadi kunci untuk dapat terus berlajar. Maka demikian juga perguruan tinggi harus dapat fokus dalam mempelajari bagaimana proses belajar itu sendiri dengan membuat berbagai program pembelajaran serta menyelesaikan program dasar yang diwajibkan.
Teknologi pendidikan memang dibutuhkan, namun lebih kepada mendukung proses pembelajaran itu sendiri dan tidak menggantikan proses pembelajaran secara sepenuhnya. Tetapi tetap diharapkan bagaimana melalui teknologi pada dunia pendidikan maka akan lebih banyak lagi pengetahun yang dapat diakses untuk mendapatkan potensi yang penuh.
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Business Lounge Journal