(Business Lounge Journal – Empower People) Bisa dibilang bahwa untuk mencapai target bisnis diperlukan energi yang terus menerus dan prima, namun bukan berarti tidak pernah beristirahat. Ada pertempuran yang terjadi saat seluruh perusahaan berusaha mencapai target yang ditetapkan. Pertempuran dalam persaingan dan juga pertempuran melawan sikap yang tidak produktif, seperti kemalasan, kecurangan, ketidaktelitian , silo effect, dan lain-lain. Pertempuran dapat timbul di dalam maupun di luar perusahaan, yang membutuhkan strategi dan kepemimpinan untuk mengatasinya.
Sekalipun demikian ada satu semangat yang harus ada di seluruh tubuh perusahaan yaitu fighting spirit untuk mengalahkan segala halangan mencapai target bisnis dalam jangka pendek, dan visi perusahaan dalam jangka panjang. Fighting spirit bisa digambarkan seperti semangat Winston Churchil ketika menghadapi Nazi Jerman dalam perang dunia kedua, dia mengatakan “Never, never, never give up!” kepada seluruh rakyat Inggris dan Nazi Jerman tidak dapat masuk ke Inggris.
Memenangkan pertempuran untuk mencapai visi, bukan berarti dimulai dengan memiliki kelengkapan senjata untuk pertempuran, meskipun itu diperlukan. Kisah bagaimana pesawat terbang ditemukan mengajari saya bahwa pertempuran dalam bisnis membutuhkan yang utama adalah fighting spirit bukan segala perlengkapan perang. Wright bersaudara pada abad 19 memulai pencariannya untuk membuat mesin terbang tidak dengan modal yang besar, tidak dengan banyak orang pintar, tidak dengan dukungan pemerintah namun akhirnya berhasil menemukan pesawat terbang. Berbeda dengan Simon Pierpont Langlay pada abad yang sama diperlengkapi dengan modal yang besar, dukungan Harvard University dan media di Amerika Serikat, namun tidak berhasil menemukan pesawat terbang. Perbedaan keduanya adalah fighting spirit Wright jauh lebih kuat dari Simon.
Menumbuhkan fighting spirit dalam perusahaan dimulai dengan menanamkan visi kepada seluruh perusahaan, tanpa visi maka tidak akan ada fighting spirit. Pemimpin perusahaan harus dapat menginternalisasikan visi dari mulai pimpinan puncak hingga yang terbawah. Tentunya melakukan internalisasi perlu berkesinambungan, terus menerus, bisa setiap hari, setiap minggu, setiap bulan hingga acara tahunan.
Langkah kedua yang perlu dimiliki untuk menumbuhkan fighting spirit, adalah fungsi kepemimpinan dalam hal memberikan inspirasi dan menjadi role model atau teladan. Bila seorang pemimpin menjadi inspirasi untuk memiliki fighting spirit, maka seluruh organisasi akan mengikutinya, ini harus dilakukan setiap saat dalam segala bidang, menjadi kebiasaan seorang pemimpin, tidak hanya sebagai wacana dan direction namun dapat dilihat dalam perilaku sebagai teladan.
Langkah ketiga adalah latihan, hal ini perlu diberikan kepada seluruh organisasi, bukan secara teoritis, namun dengan kesempatan yang diberikan saat menghadapi tugas-tugas yang menjadi tantangan bagi setiap individu. Individu atau kelompok dalam organisasi dibiarkan menghadapi tantangan tanpa campur tangan manajemen puncak. Keberhasilannya menumbuhkan percaya diri dan semangat untuk kembali bertempur, pujian perlu diberikan oleh pemimpin, dan dorongan saat gagal tetap diberikan sebagai pendongkrak semangat organisasi.Ketiga lengkah tersebut dilengkapi dengan guyuran motivasi yang diberikan seluruh pemimpin secara berjenjang untuk membangkitkan fighting spirit organisasi dan menjadi bahan bakar yang tidak pernah habis hingga target bisnis dan visi perusahaan dapat dicapai.
Fadjar Ari Dewanto/VMN/BD/MP Business Advisory Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group